Rabu, Desember 18, 2024
27.4 C
Jakarta

Injil Matius, Apakah Benar Ditulis Salah Satu Rasul Yesus?

Matius Penulis Injil. IST

Pena Katolik – Mula-mula, para bapa Gereja percaya, bahwa Matius, salah satu dari 12 rasul, adalah penulis Injil Matius. Namun, hasil studi kritis modern melihat dugaan ketergantungan Matius pada sumber yang dipakai dalam Injil Markus, untuk sebagian besar isi Injilnya. Pemahaman ini telah menyebabkan beberapa ahli Kitab Suci lalu mengabaikan fakta tentang siapa penulis Injil Matius, meski keyakinan bahwa Matius sendiri juga menulis Injil masih tetap kuat.

Para peneliti Kitab Suci lalu bertanya, mengapa Matius, seorang saksi mata dari peristiwa kehidupan Yesus, sangat bergantung pada kisah Markus? Jawaban terbaik tampaknya adalah bahwa dia setuju dengan itu dan ingin menunjukkan bahwa kesaksian para rasul tentang Kristus tidak terbagi.

Matius, yang namanya berarti “pemberian Tuhan”, adalah seorang pemungut cukai yang meninggalkan pekerjaannya untuk mengikuti Yesus (9:9-13). Dalam Markus dan Lukas dia disebut dengan nama lainnya, Levi.

Kapan Ditulis

Beberapa orang berargumentasi atas dasar karakteristik Yahudinya, bahwa Injil Matius ditulis pada periode Gereja awal, kemungkinan awal tahun 50 Masehi, ketika sebagian besar Gereja adalah orang Yahudi dan Injil diberitakan hanya kepada orang Yahudi (Kis 11:19). Kesimpulan lain, bahwa baik Matius maupun Lukas menarik secara ekstensif dari Injil Markus, diketahui setelah Injil Markus beredar untuk jangka waktu tertentu.

Oleh karena itu, beberapa orang beranggapan bahwa Matius ditulis di akhir tahun 50-an atau 60-an. Yang lain, yang menganggap bahwa Markus ditulis antara tahun 65 dan 70, menempatkan Matius di tahun 70-an atau bahkan setelahnya. Namun, tidak ada cukup bukti untuk bersikap dogmatis tentang kedua pandangan tersebut. Sifat Yahudi dari Injil Matius mungkin menunjukkan bahwa Injil ini ditulis di Tanah Suci, meskipun banyak yang berpikir itu mungkin berasal dari Antiokhia Suriah.

Bahasa Yunani

Karena Injilnya ditulis dalam bahasa Yunani, para pembaca Matius jelas-jelas berbahasa Yunani. Mereka juga tampaknya adalah orang Yahudi. Banyak elemen menunjuk pada pembaca Yahudi: perhatian Matius dengan penggenapan Perjanjian Lama. Ini dibuktikan dengan lebih banyak kutipan dari dan singgungan ke PL yang dapat ditemukan dalam Injil Matius daripada naskah penulis PB lainnya.

Beberapa rujukan kepada naskah Perjanjian Lama ini diantaranya ditemukan dalam penelusuran tentang keturunan Yesus dari Abraham (1:1-17). Penggunaan istilah Yahudi (misalnya, “kerajaan surga”, di mana “surga” mengungkapkan keengganan orang Yahudi untuk menggunakan nama Tuhan (YHWH) seperti yang ada dalam Perjanjian Lama. Selanjutnya, penekanannya pada peran Yesus sebagai “Anak Daud” juga merupakan keterkaitan Injil Matius ini dengan Perjanjian Lama (1:1; 9:27; 12:23; 15:22; 20:30-31; 21:9,15; 22:41-45).

Namun, ini tidak berarti bahwa Matius membatasi Injilnya kepada orang Yahudi. Injil ini mencatat kedatangan orang Majus (non-Yahudi) untuk menyembah bayi Yesus (2:1-12), serta pernyataan Yesus bahwa “ladang adalah dunia” (13:38). Dia juga memberikan pernyataan penuh dari Amanat Agung (28:18-20). Bagian-bagian ini menunjukkan bahwa, meskipun Injil Matius diperuntukan bagi umat Yahudi berbahasa Yunani, namun Injil Matius juga memiliki pandangan universal.

Tujuan Injil Matius Ditulis

Tujuan utama Matius adalah untuk membuktikan kepada para pembaca Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias mereka. Dia melakukan ini terutama dengan menunjukkan bagaimana Yesus dalam hidup dan pelayanannya menggenapi Kitab Suci Perjanjian Lama. Meskipun semua penulis Injil mengutip Perjanjian Lama, Matius memasukkan sembilan teks bukti yang unik untuk Injilnya (1:22-23; 2:15; 2:17-18; 2:23; 4:14-16; 8:17; 12 :17-21; 13:35; 27:9-10). Injil Matius juga menunjukkan tema dasarnya: “Yesus adalah penggenapan dari ramalan Perjanjian Lama tentang Mesias”. Matius bahkan menemukan sejarah umat Allah dalam Perjanjian Lama direkapitulasi dalam beberapa aspek kehidupan Yesus (lihat, misalnya, kutipannya dari Hos 11:1 dalam 2:15). Untuk mencapai tujuannya, Matius juga menekankan garis keturunan Yesus dari keturunan Daud.

Struktur Injil Matius

Cara materi Injil Matius ditulis juga diatur untuk mengungkapkan sentuhan artistik. Seluruh Injil ini dijalin dari sekitar lima khotbah besar Yesus: (1) bag. 5-7; (2) bab. 10; (3) bab. 13; (4) bab. 18; (5) bab 24-25. Khotbah ini dapat diidentifikasi dari pengulangan yang mengakhiri setiap khotbah: “Setelah Yesus selesai mengatakan hal-hal ini,” atau kata-kata serupa (7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Injil memiliki prolog yang pas (pasal 1-2) dan epilog yang menantang (28:16-20). Pembagian menjadi lima ini menunjukkan bahwa Matius telah mencontoh struktur Pentateukh (lima buku pertama Perjanjian Lama). Dia mungkin juga menyajikan Injil sebagai Taurat baru dan Yesus sebagai Musa baru dan lebih besar.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini