Jumat, November 15, 2024
31 C
Jakarta

Rm Agustinus Keluli Manuk OCD, Imam yang Ahli Membuat Wine

KLUNGKUNG, Pena Katolik – OCD adalah inisial dari Ordo Karmel Tak Berkasut (Ordo Carmelitarum Discalceatorum). Ordo ini merupakan salah satu cabang dari Ordo Karmel yang berasal dari para pertapa Gunung Karmel Palestina pada tahun 1185. Ordo Karmel Tak Berkasut didirikan oleh Santa Theresia dari Avilla dan Santo Yohanes dari Salib pada tahun 1593. Ordo ini memiliki visi selalu berada dalam kesetiaan kepada ajaran Gereja dan tradisi dari para bapa-bapa suci pertapa di Gunung Karmel.

Salah satu anggotanya, Rm. Agustinus Keluli Manuk OCD merayakan 25 tahun pesta imamat pada Minggu malam (08/09/2024). Perayaannya diadakan di di halaman depan Gereja Stasi St Sisilia, Klungkung, Bali.Perayaan tersebut diawali dengan Misa Indulgensi. Hadir dalam acara itu antara lain Komisaris OCD Indonesia Rm Felix Elavunkal OCD, Pastor Stasi St Sisilia Klungkung dan Amlapura Pater Ubaldus OCD, Rm Agus Pera OCD, dan salah satu Penatua Gereja St Sisilia Klungkung Dr Herman Hartanto.

Rm Agus mengatakan bahwa ia merasa sangat bahagia malam itu. Meski demikian ia tidak mengundang banyak orang untuk merayakan kebahagiaan kecuali yang benar-benar mengenal dekat. “Tidak ada alsan saya mengundang banyak orang karena saya sudah tidak berkarya di Keuskupan ini. Alasan merayakan di sini karena saya punya dekrit yang diberikan oleh Takhta Suci untuk memberikan indulgensi kepada seluruh umat tanpa batas termasuk umat yang hadir di sini,” katanya.

Menurut Rm Agus, dari semua panggilan hidup, menjadi imam itu adalah orang yang paling bahagia. Karena seorang imam itu dalam bahasa Bali disebut manusia setengah dewa. Manusia Allah. Imam, jelas dia, adalah orang yang bisa mentransformasi, yang bisa menghadirkan Allah bukan saja secara simbolis tetapi nyata dalam hidup.

“Imam juga bisa mengampuni dosa-dosa atas nama Kristus. Karena itu ketika seorang imam menyadari hakekatnya ini maka sesungguhnya seorang imam adalah seorang yang paling berbahagia. Karena sungguh-sungguh mengalami itu. Oleh karena itu saya merasa beruntung menjadi seorang imam,” tandas Rm Agus.

Namun ia menyadari apa yang dikatakan oleh salah satu orang Kudus, Padre Pio. Orang kudus dari Ordo Fransiskan itu menegaskan, imam itu pada hakekatnya menghadirkan Tuhan. Ia menguduskan umat melalui sakramen-sakramen. Tetapi imam juga bisa menghadirkan iblis dalam sikap dan perilakunya. Di satu sisi ia bisa membawa orang ke surga, di lain pihak ia bisa juga membawa orang ke neraka. „Imam tidak pernah pergi ke surga sendirian, ia juga tidak pernah pergi ke neraka sendirian. Selalu dia membawa banyak orang untuk ke surga atau ke neraka,” papar Rm Agus.

*ANGGUR DAN GUNUNG KARMEL
Dengan motto perayaan, “Cinta-Nya Dahsyat Tidak Peduli Siapa Saya”, Rm Agus OCD telah berkarya dan menyerahkan hidup sepenuhnya untuk melayani Tuhan dalam segala hal. Bahkan Romo asal NTT ini juga memelihara tradisi yang sangat terkenal dalam konteks Gunung Karmel yakni pembuatan anggur. Ia memang ahlinya.

Rm Agus seorang ahli membuat anggur atau wine, juga whiskey dengan cara otodidak. Wine buatannya sangat unik. Bukan berasal dari buah anggur atau buah-buahan lainnya. Ia membuat minuman itu dari berbagai tanaman yang ada di sekitar Italia, seperti rumput, atau dedaunan yang ekstraknya memiliki cita rasa, seperti mint, eucaliptus, dan sebagainya. Meskipun tidak mengatakan apapun, keahliannya membuat wine, seakan ingin menegaskan bahwa dirinya memegang tradisi Gunung Karmel yang terkenal sebagai tempat produksi wine dengan kualitas prima.

Ini salah satu kegiatannya di sela waktu luang saat studi di Roma. Ia manfaatkan untuk belajar dan praktik membuat wine. “Selain penasaran kenapa wine dan whiskey rasanya itu-itu saja, kalau bisa membuat sendiri mengapa harus beli,” tutur Rm Agus. Yang pernah mencicipi ramuan wine-nya adalah komunitas wartawan Katolik yang berkunjung ke Roma pada November 2022 lalu.

Di Roma, kota domisilinya di Italia, Rm Agus OCD memiliki jaringan yang kuat dengan berbagai kalangan. Dia berteman dekat dengan berbagai kalangan termasuk bersahabat dekat Alberto, pemilik Hotel Courtyard By Marriot yang sebelumnya bernama Hotel Central Park. Ia bahkan dikenal para pedagang di Pasar Kaget Roma, Porta Portese, yang hanya buka setiap hari minggu.

“Rahasianya kita harus mempunyai hati yang terbuka, selalu menghadirkan Kristus. Orang harus bisa mengalami kehadiran Tuhan di dalam kehadiran kita. Kita harus punya hati yang terbuka, kita harus punya simpati dan empati kepada orang lain. Dan ini yang membuat saya juga selalu diterima di mana saja,” imbuhnya.

Di penghujung sambutannya, Rm Agus mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang mendukung terselenggaranya perayaan tersebut. Ia juga mengucapkan terimakasih atas uluran tangan semua pihak termasuk Bapa Ari, yang mendesain gereja, Dr Herman sebagai Ketua Panitia. „ Terimakasih juga kepada Pak Frans dan Bu Ani yang pertama kali menyumbangkan 100 ribu sak semen untuk memulai pembangunan gereja, dan semua yang hadir di sini telah memberikan kontribusi yang luar biasa, juga umat Klungkung yang ikut berpartisipasi memberikan tenaga dan waktu mereka. Sekali lagi terima kasih, terima kasih, terima kasih,” tutup Rm Agus.

Mewakili umat, Pater Ubaldus mengucapkan selamat dan mendoakan Rm Agus tetap berada di dalam bimbingan dan kerahiman Tuhan untuk terus bertekun dalam panggilan sehingga bisa merayakan Pancawindu atau Emas imamat kelak.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini