Jumat, November 15, 2024
30.9 C
Jakarta

Seorang Imam Membuka Restoran untuk Memberi Makan “Jiwa-Jiwa”

BALTIMORE, Pena Katolik – Tidak setiap hari Anda melihat seorang pastor Katolik bekerja di dapur sebuah restoran, namun Pastor Leo Patalinghug bukanlah pastor biasa.

Berbasis di Baltimore, Pastor Leo Patalinghug adalah pembawa acara radio dan TV. Salah satu programnya adalah “Savoring Our Faith”. Di acara ini, imam itu berbicara tentang makanan dan iman. Dia juga seorang koki pemenang penghargaan.

Pada tahun 2009, Pastor Patalinghug dinobatkan sebagai pemenang kompetisi memasak “Throwdown with Bobby Flay” di Food Channel. Dari sana, ia memulai inisiatif truk makanannya yang disebut “Plating Grace and Grub”. Baru-baru ini, ia membuka restoran baru di pusat kota Baltimore bernama Gastro Social.

Kesempatan Kedua

Di restoran barunya, serta di truk makanannya, Pastor Patalinghug mempekerjakan mereka yang sebelumnya dipenjara dan membutuhkan kesempatan kedua. Ia juga memperkerjakan karyawan dari masyarakat latar belakang kurang mampu.

Ide untuk Gastro Social muncul setelah melihat betapa suksesnya truk makanan, yang telah menjadi tempat rutin di lingkungan kurang mampu di Baltimore.

“Jadi untuk mengembangkan upaya truk makanan, kami akan menggunakan ruang restoran ini dan juga mengubahnya menjadi tempat di mana kami dapat mempekerjakan orang sepanjang tahun,” kata Pastor Patalinghug kepada EWTN News.

Imam tersebut ingin menggunakan ruang tersebut untuk “mengumpulkan orang-orang dari berbagai latar belakang. Ia juga ingin melanjutkan misi organisasi nirlabanya, The Table Foundation, dengan “memanen kekuatan makanan” untuk berbuat baik.

Menyembuhkan Luka

Sepanjang waktunya melayani dan membantu mereka yang membutuhkan, Pastor Patalinghug mengatakan, ia ingin menyembuhkan mereka yang bekerja bersamanya. Sejauh ini, ia melihat aktivitas ini dapat mengubah hidup mereka, yang memerlukan kesempatan kedua.

Salah satu kehidupan yang berubah berkat karya Pastor Patalinghug adalah Emmanuel McFadden, 22 tahun. Pemuda itu tumbuh di lingkungan berbahaya di Baltimore. Sebelumnya, ia terjebak dalam narkoba dan bahaya jalanan lainnya. Suatu hari, ia menyadari, bahwa jika dia tidak melakukan perubahan dalam hidupnya, ia akan dipenjara atau mati. Setelah mendengar keinginan McFadden menjadi chef, Pastor Patalinghug memberinya kesempatan.

Pastor Patalinghug mengajari karyawannya lebih dari sekadar cara memasak, tapi ia juga mengajari keterampilan lain seperti komunikasi.

“Saya selalu percaya pada Tuhan. Saya tidak pernah terlalu mendalami agama saya tetapi saya selalu tahu bahwa ada Yesus. Yesus selalu mendukungku. Itu sebabnya saya di sini hari ini. Banyak teman saya yang dipenjara, beberapa meninggal, dan saya di sini. Tidak ada catatan, saya tidak pernah dipenjara, Anda tidak bisa mengatakan kepada saya bahwa itu bukan Yesus,” kata McFadden.

Kehidupan lain yang sangat diubah oleh Pastor Patalinghug kini menjadi koki eksekutif di restoran populer Cuba Libre di Washington, D.C. Setelah menghabiskan enam tahun penjara karena penyerangan, Steven Albright menerima kesempatan kedua bekerja dengan Pastor Patalinghug. Setelah beberapa waktu, ia memilih kariernya sendiri dan sekarang ia menjalankan dapur dan operasi bernilai jutaan dolar.

“Saya sangat berharap seseorang memberi saya kesempatan untuk mencuci piring di dapur,” kata Albright.

“Saya masih merinding setiap kali saya berbicara tentang bagaimana Tuhan telah bekerja dalam hidup – hanya dengan perkenalan dengan Pastor Leo, belajar memaafkan diri sendiri, dan mengetahui bahwa Tuhan mengampuni saya,” katanya melanjutkan.

“Tidak pernah dalam hidup saya berpikir bahwa saya akan berdiri di sini, di dapur ini sebagai bos,” kata Albright . “Saya di sini karena Tuhan.”

Pastor Patalinghug berkata, sebagai seorang imam Katolik, hal terpenting yang ia miliki dalam hidup adalah Ekaristi.

“Itu adalah makanan dan jika saya menerimanya, saya seharusnya, seperti kata ibu saya, menjadi apa yang saya makan.”

“Jadi saya baru tahu bahwa menawarkan makanan kepada mereka yang membutuhkan dan juga memberi makan kepada mereka yang tidak hanya lapar secara fisik tetapi juga pikiran dan jiwa, benar-benar mengubah banyak orang.” (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini