PONTIANAK, Pena Katolik | Jumat 23 Agustus 2024 – Kampus Universitas San Agustin, sebuah melodi baru mulai terdengar—Sanitas Choir.
“Saya benar-benar dididik juga merasa berubah lebih baik dari segi karakter dan mental,” kata Wahyu Septa Christianto sebagai ketua dari UKM Sanitas Choir dalam wawancara kamis 22 Agustus 2024 di Media Center San Agustin.
Berjalan beriringan dengan teman sejawat, mereka tetap semangat dan memiliki dedikasi membara, untuk berjuang agar UKM paduan suara yang telah mengukir namanya di panggung akademik dan spiritual dalam waktu singkat tidak hilang memudar.
Setidaknya itulah pengakuan dari Wahyu bersama dua rekannya Elvia Esti Normayanti sebagai wakil, juga Arisa Bibiana sebagai bendahara.
Dalam wawancara siang, Arisa mengisahkan meskipun baru berusia beberapa bulan, Sanitas Choir telah membuktikan bahwa mereka adalah lebih dari sekadar kelompok paduan suara; mereka adalah komunitas yang harmonis, berkomitmen untuk menyebarluaskan pesan kebersamaan dan pelayanan.
“Ditengah kesibukan dan kepadatan FKES San Agustin ini, justru dengan mengikuti kegiatan ini saya merasa dikuatkan bahkan kalaupun ada masalah, karena bertemu dengan rekan tim kami bisa mengalihkannya dengan lebih positif. Itulah alasan saya mengatakan bahwa justru dalam kepadatan ada kelegaan,” urai Arisa, (22/08).
Perjalanan Sanitas Choir
Sanitas Choir memulai perjalanan resminya pada 2 November 2023, mengisi celah yang ada dalam kehidupan kampus dengan nada-nada penuh semangat.
Wahyu bersama Arisa dan Esti, mengatakan bahwa nama “Sanitas”, yang diambil dari kata Latin untuk kesehatan, tidak hanya mencerminkan latar belakang kesehatan dari anggotanya tetapi juga mencerminkan tujuan mereka untuk menjaga kesehatan melalui seni vokal.
Melodi mereka adalah simbol harmoni antara tubuh dan jiwa, sesuai dengan ajaran St. Yohanes Paulus II tentang Theology Of The Body.
Di belakang layar kesuksesan Sanitas Choir, terdapat tim kepengurusan yang memimpin dengan semangat dan visi yang tajam.
Wahyu Septa Christianto, ketua berusia 20 tahun dari Sekadau, mengemban tanggung jawab pada UKM Sanitas Choir untuk pertama kalinya. Dia dalam perannya, tidak hanya memimpin tim untuk menggerakkan latihan tetapi juga berupaya agar anggotanya dengan komitmen kuat terhadap menikmati proses dalam UKM tersebut.
Sedangkan Elvia Esti Normayanti, wakil ketua berusia 21 tahun dari Bengkayang, dan Arisa Bibiana, bendahara berusia 19 tahun dari Sekadau, turut serta menyumbangkan kesediaan waktu dan pikirannya dalam mengelola kegiatan dan memastikan bahwa setiap sesi latihan berjalan lancar.
Pengakuan menarik dari Esti bahwa menurutnya kepadatan waktu kuliah dan praktik menuntutnya untuk berlatih dan mengembangkan manajemen waktu saat membagi konsistensi latihan yang beriringan dengan perjuangan akademik.
Namun yang pasti dilain sisi Esti mengaku senang untuk melayani, Tuhan.
“Kebersamaan, melatih vokal, belajar not, dan bekal untuk keterampilan dalam masyarakat tanpa kami sadari bahwa kami sudah melatih itu semua, misalnya dengan tampil diberbagai gereja besar di Pontianak,” kata Esti, (22/08).
Dia berharap agar UKM tetap terus berkembang dan ke depan lebih baik dari sebelumnya, sehingaa apa yang dimulai dapat diteruskan.
Lanjut dari itu, Esti juga mengungkapkan bahwa justru selama mengikuti kegiatan koor itu, dia mengalami kelancaran dari segi akademik, tugas praktik dan mendapat kelegaan batin dalam pelayanannya.
“Kemarin, dalam masa kuliah dan latihan koor saya mengalami kelancaran dalam pelayanan Tuhan. Apa saja dalam Tuhan selalu lancar dan baik,” kata Esti, (22/08).
Keterampilan yang dibentuk dengan Cermat
Latihan Sanitas Choir berlangsung pada Selasa, Kamis, dan Jumat dari pukul 16.30 hingga 18.00, sebuah jadwal yang dirancang untuk memaksimalkan produktivitas sambil tetap menjaga keseimbangan dengan tuntutan akademis.
Salah satu diantaranya adalah Yustinus Trio Nandito, pelatih yang berpengalaman dari STAKATN, membantu anggota dengan teknik vokal dan mendidik tim dalam seni paduan suara.
Menurut Wahyu, dalam setiap sesi latihan, anggota tidak hanya belajar cara bernyanyi dengan baik tetapi juga bagaimana bekerja sama dalam harmoni, membentuk sebuah kesatuan suara yang memikat.
Berdasarkan paparan kisah yang mereka bertiga sampaikan, bahwa dalam waktu singkat, Sanitas Choir telah meraih prestasi yang membanggakan.
Mereka berhasil meraih juara II dalam lomba paduan suara di STT Pastor Bonus, bersaing dengan lima fakultas terkemuka di Kota Pontianak.
Prestasi ini tidak hanya mencerminkan kemampuan vokal yang luar biasa tetapi juga berkat latihan mental dan kerja sama yang telah ditanamkan dalam setiap latihan.
Wahyu menyatakan harapannya agar Sanitas Choir terus berkembang dan tidak terhenti di sini.
Dia menggarisbawahi pentingnya konsistensi dan semangat dalam menghadapi tantangan.
“Kami ingin memastikan bahwa Sanitas Choir akan bertahan dan berkembang ke generasi berikutnya. Jangan biarkan UKM ini bubar sebelum waktunya,” ujarnya, (22/08).
Sementara itu, Arisa menyoroti keunikan Sanitas Choir dalam membagi waktu antara latihan dan kuliah.
“Latihan yang konsisten membantu kami tidak hanya dalam keterampilan vokal tetapi juga dalam belajar bekerja sama. Kami berharap UKM ini terus berkembang dan menjadi lebih baik di masa depan,” kata Arisa, (22/08).
Sanitas Choir salah satu pintu promosi San Agustin
Pada 22 Oktober 2023, Sanitas Choir mengambil kesempatan untuk mempromosikan kampus dan diri mereka dengan tampil dalam misa.
Menurut pengakuan mereka, hal itu bukan hanya sekadar penampilan, tetapi juga bentuk pelayanan sekaligus memperkenalkan diri di hadapan komunitas gereja dan umat untuk menunjukkan bahwa ‘ini lho dari FKES San Agustin’.
Sanitas Choir berupaya pula untuk menjadi suara San Agustin, dengan komunitas yang memadukan seni, dedikasi, dan pelayanan dengan cara yang unik dan memikat.
Melodi dan alunannya terbukti bahwa mereka adalah sebuah kekuatan yang harmonis bersama ‘suara’ San Agustin untuk mewarnai hiruk-pikuk kaum muda bagi yang mau melanjutkan ke Universitas. (Samuel).