KALBAR, Pena Katolik | Kamis, 22 Agustus 2024- Kecamatan Ngabang, sebuah daerah agraris yang dikenal dengan kesuburan tanahnya, memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman sayuran.
Sebagian besar penduduk setempat bergantung pada pertanian sayur-sayuran sebagai mata pencaharian utama.
Mereka memilih bertani sayur karena masa tanam yang relatif pendek—sekitar 30 hari—serta biaya produksi yang rendah.
Namun, sektor pertanian di wilayah ini menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Identifikasi masalah dalam penelitian terbaru yang disusun Pianus Tutuk dari mahasiswa Agribisnis San Agustin menunjukkan beberapa kendala utama, termasuk keterbatasan lahan, modal, dan masalah cuaca serta serangan hama yang berdampak pada produksi sayuran.
Penelitian ini berfokus pada tiga aspek utama yang diyakini mempengaruhi pendapatan petani sayur di Kecamatan Ngabang: luas lahan, modal, dan jumlah produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh ketiga faktor tersebut, baik secara parsial maupun simultan, terhadap pendapatan usaha tani sayur.
Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan teoretis dan praktis.
Secara teoretis, hasil penelitian akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen keuangan dalam konteks pertanian, sedangkan secara praktis, diharapkan penelitian ini memberikan informasi berharga bagi petani untuk mengelola usaha tani mereka dengan lebih efektif dan efisien.
Dengan demikian, diharapkan pendapatan petani sayur dapat meningkat, membantu mereka mengatasi tantangan yang ada, dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. (Sam – Pianus Tutuk berdasarkan buku Muatan Lokal Sekolah Dasar).