Selasa, September 17, 2024
28.6 C
Jakarta
spot_img

Cinta Pertama pada Kekeluargaan Dominikan

JAKARTA, Pena Katolik – Bruder Andreas Priyanto OP mengatakan, bahwa nilai kekeluargaan dalam Ordo Dominikan (Ordo Pradicatorum/OP), adalah nilai utama yang menjadi pendorong utama panggilannya. Ia mengakui, pengalamannya pernah bergaul dengan para Suster Dominikan di Cirebon memberinya inspirasi dan keyakinan. Dari sinilah, kecintaan para Ordo Dominikan muncul dan berkembang.

“Pertama yang membuat saya terkesan dengan hidup Dominikan adalah hidup berkomunitas (hidup kekeluarga Dominikan),” kata Bruder Andreas, 8 Juli 2024.

Bruder Andreas Priyanto OP (kedua dari kanan) saat mengikrarkan kaul kekal di Gereja St. Dominikus Quezon City, Filipina. Dok. OP

Kekeluargaan Dominikan

Bruder Andreas mengawali kehidupan panggilannya saat menjadi aspiran Dominikan tahun 2008 di Pontianak, Kalimanta Barat. Tahun 2009, berhubungan bahasa Inggris-nya masih kurang dan dia menyadari harus belajar bahasa Inggris. Tempat yang dipilih adalah Komunitas Suster Dominikan di Cirebon, Jawa Barat.

Tiba di Cirebon, Bruder Andreas ia bertemu dengan Miss Joe, relawan Dominikan dari Filipina. Bersama Miss Joe, Bruder Andreas belajar bahasa Inggris.

Namun, kedatangan Bruder Andreas ke Cirebon nyatanya tidak saja belajar bahasa. Awalnya, ada keramahan yang ia rasakan, selanjutnya, ia mulai menyadari arti nilai kekeluargaan Dominikan.

“Pertama kali saya menginjak komunitas suster di sana, saya disambut hangat oleh para suster, padahal saya belum pernah berjumpa dengan mereka. Saya hanya memperkenalkan diri sebagai aspiran Dominikan,” ujar Bruder Andreas.

Sejalan dengan itu, Bruder Andreas mengatakan, bahwa mereka (

Pengalaman pertama berkunjung ke Komunitas Suster Dominikan, Bruder Andreas diterima seperti keluarga yang datang. Alhasil, momen itu selalu terpatri dalam hidupnya. Kemana pun ia pergi, ia tidak perlu takut, sebab ia memiliki banyak keluarga.

Pada tahun 2010, Bruder Andreas pernah mengundurkan diri dari Dominikan. Saat itu sudah ada keyakinan akan kekeluargaan Dominikan. Namun, ia belum siap untuk berangkat ke Filipina.

Namun, sejauh apapun berlari, kalau Tuhan memanggil, siapapun tidak akan dapat menolah. Bruder Andreas bergabung kembali dengan Dominikan di tahun 2016. Waktu berlalu, Bruder Andreas akhirnya mengikrarkan kaul kekal dalam Ordo Dominikan Juli tahun ini.

“Penyerahan total kepada Tuhan, Bunda Maria, dan ordo yang mendorong saya yakin untuk berkaul kekal serta dukungan orang-orang yg selalu mendoakan saya diantaranya Keluarga saya, Ibu Rini, Cece Christine, Cece Desi Ira Hwati, dan pastinya keluarga Dominikan Indonesia,” tambah Bruder Andreas.

Misa syukur Kaul Kekal Bruder Andreas Priyanto OP di Gereja St Marinus Karawang. Dok. OP

Dominikan dalam konteks modern

Dalam konteks dunia modern, Bruder Andreas OP melihat peran Dominikan sebagai penting dalam menjawab tantangan spiritual dan moral yang dihadapi masyarakat saat ini. Meskipun jumlah anggota tidak seimbang dengan permintaan tugas pastoral, Dominikan tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi umat dan menyebarkan ajaran Injil melalui tindakan konkret.

“Menurut saya, tantangan selalu ada bagi Dominikan, terutama bagi Dominikan Indonesia, secara jumlah dan permintaan tugas masih tidak seimbang. Hal ini, ibadat dalam injil panenan banyak tetapi pekerja dikit,” kata Bruder Andreas.

Namun, menurut Bruder Andres, Ordo Dominikan berusaha selalu memberikan yang terbaik bagi setiap hal tantangan yang ada. Ia menggarisbawahi bahwa justru Dominikan dijadikan sebuah kesempatan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa lewat setiap sikap, perkataan dan perbuatan.

Pilihan untuk menjadi seorang bruder memberinya kebebasan untuk. Dengan pilihan ini, ia dapat fokus pada kehidupan persaudaraan dan pelayanan yang lebih luas.

Bagi Bruder Andreas pengalaman hidup sebagai biarawan Ordo Dominikan adalah tentang hidup sederhana, melayani tanpa pamrih, dan merasakan kehangatan persaudaraan sesama Dominikan. Setiap tahun, momen berkumpul bersama dengan para Bruder untuk merayakan persaudaraan adalah saat yang paling berkesan baginya.

“Memang ada hal yang mengubah keputusan saya untuk menjadi bruder. Awalnya, saya melamar ke Dominikan ingin menjadi seorang romo, dalam perjalanan dan pemurnian diri, Saya melihat Tuhan menginginkan sayan menjadi seorang Bruder,” tegasnya.

Perjalanan ini ia imani, sebab menurut pengakuan Bruder Andreas, penggilan adalah melayani secara total. Meski dalam pelayanannya tidak termasuk memimpin Perayaan Ekaristi, Bruder Andreas melihat pelayanannya tetap sebagai doa yang tiada henti. Ia terus mengingat perjalanan hidup St. Martin de Porres. Orang kudus Dominikan yang 

“Saya bukan menganggap Misa tidak penting sebagai orang Katolik. Hanya saya melihat (dengan menjadi bruder-red) saya lebih bisa bebas dalam pelayanan apapun. Sikap ini saya terinspirasi dengan Santo Martinus de Porres, yang melihat bahwa ‘Segala hal yang kita lakukan, bahkan menyapu, berkebun dan merawat yang sakit bisa menjadi doa jika dipersembahkan kepada Tuhan’,” pungkas Bruder Andreas.

Bruder Andreas Priyanto OP. Dok. OP

Yang Pertama

Bruder Andreas mengikrarkan kaul kekal dalam Ordo Dominikan pada 24 Mei 2024 di Gereja St. Dominikus, Quezon City, Filipina. Ia mengikrarkan kaul bersama Br. Joenner Paulo L. Enriquez, OP (Bulacan), Br. John Paul R. Pamintuan, OP (Pampanga), dan Br. Michael Angelo D. Dela Rosa, OP (Bulacan).

Dengan kaul kekalnya sebagai seorang Dominikan, Bruder Andreas memiliki harapan besar untuk masa depan. Ia bermimpi, bahwa Dominikan akan terus menjadi sumber harapan dan inspirasi bagi banyak orang. Menjadi dominikan juga berarti meneruskan misi Santo Dominikus dalam menyelamatkan jiwa-jiwa, melalui kesaksian hidup, dan pelayanan pastoral.

“Pertama ketika saya menjadi bruder yang telah berkaul kekal, sedikit kontribusi bruder adalah melengkapi keluarga Dominikan terlebih, Dominikan Indonesia,” ujarnya.

Sejauh ini keluarga Dominikan Indonesia telah memiliki romo, suster, frater dan Dominikan Awam. Dengan demikian, Bruder Andreas menjadi yang pertama.

Bruder Andreas menitikberatkan, dengan bantuan belas kasih Allah dan komunitas, ke depan, ia berharapan kehadirannya melengkapi kekurangan anggota keluarga Dominikan dan terlebih mampu menjadi alat Tuhan untuk pelayanan bagi sesama lewat semangat ordo.

Sebagai anggota baru yang telah berkaul kekal, Bruder Andreas merasa memiliki tanggung jawab besar untuk melengkapi komunitas Dominikan. Ia berharap dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam menjaga kehidupan Ordo Dominikan, tetap bersemangat dan efektif dalam pelayanannya kepada umat.

“Pengalaman yang berkesan menjadi bruder adalah hidup apa adanya, hidup tanpa memikir jabatan apapun, menerima tugas apapun sebagai doa. Di samping hidup, hidup persaudaraan sunggguh dapat dirasakan. Setiap tahun di bulan November, para bruder akan berkumpul bersama. Hal ini sungguh indah,” katanya.

Kesederhanaan dan Kekuatan Iman

Dalam kesederhanaan dan kekuatan iman, Bruder Andreas siap menjalani peran barunya dengan penuh semangat dan dedikasi. Kehadirannya sebagai seorang Bruder biarawan OP adalah bukti nyata dari kesetiaannya terhadap panggilan ilahi dan komitmen dalam melayani Gereja dan umat dengan penuh kasih.

“Harapan dan impian saya sebagai Dominikan adalah kehadiran Dominikan mampu menjadi Harapan dan doa bagi siapapun, seperti Harapan santo Dominikus sebagai pendiri ordo yaitu menyelamatkan jiwa-jiwa,” pungkasnya.

Gereja Santo Domingo di Manila dipenuhi dengan suka cita dan kehadiran yang meriah, saat Bruder Andreas OP merayakan momen yang sangat istimewa dalam hidupnya: penerimaan kaul kekal sebagai seorang Dominikan.

Setelah pengikraran kaul kekal Bruder Andreas, di Gereja Santo Marinus Karawang diadakan Misa Syukur pada 6 Juli 2024, yang dipimpin Romo Johanes Robini OP. Misa ini dihadiri oleh keluarga, rekan Dominikan, serta umat Gereja Santo Marinus Karawang. Dalam Misa ini, Bruder Andreas menyatakan rasa syukur yang mendalam atas panggilan ini.

“Pada 6 Juli 2024 merupakan peristiwa yang sangat membahagiakan dan tak pernah terlupakan,” kata Bruder Andreas.

Sebelum memutuskan untuk mengambil kaul kekal, Bruder Andreas OP telah melewati perenungan spiritual yang panjang. Keputusannya untuk hidup sebagai seorang Dominikan bukanlah sekadar sebuah pilihan karier, melainkan panggilan yang mendalam dari hatinya untuk mendedikasikan hidupnya dalam pelayanan dan doa.

Bruder Andreas mengatakan, proses kaul kekal bagi Dominikan Filipina minimal tiga tahun telah menjadi anggota ordo terhitung dari Kaul Pertama. Selanjutnya tahap kedua harus ada persetujuan dari Master Student (Formator) dan keputusan-keputusan dari komunitas serta para dewan Provinsial. 

“Setelah ada keputusan diterima kaul kekalnya, Kami harus melakukan canonical retreat sesuai aturan ordo selama lima hari. Untuk canonical retreat kami, kami mendalami empat pilar Dominikan yaitu: Belajar, Berdoa, Komunitas, dan Pelayanan,” kata Bruder Andreas.

Bruder Andreas berasal dari Paroki Santo Marinus Karawang, Keuskupan Bandung. Ia merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Meskipun hanya memiliki dua saudari, ia merasa diberkati dengan dukungan penuh dari keluarganya dalam setiap langkah panggilannya. Setelah kaul kekalnya, ia akan bertugas di Biara Santo Domingo Manila, Filipina, untuk melanjutkan peran dan pelayanan sebagai seorang Dominikan. (Samuel)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini