VATIKAN, Pena Katolik – Paus Fransiskus mengatakan pada hari Minggu, 18 Agustus 2024, bahwa Ekaristi adalah “mukjizat”, di mana Yesus memberi kita makan dengan hidupnya dan memuaskan rasa lapar di hati.
“Kita semua membutuhkan Ekaristi,” kata Paus Fransiskus dalam pidato Angelusnya.
“Roti surgawi, yang berasal dari Bapa, adalah Putra yang menjadi manusia bagi kita. Makanan ini lebih dari sekadar kebutuhan karena memuaskan rasa lapar akan harapan, rasa lapar akan kebenaran, dan rasa lapar akan keselamatan yang kita semua rasakan bukan di perut kita tetapi di hati kita.”
Dari jendela Apartemen Apostolik Vatikan, Paus mengajak orang-orang untuk merenungkan, dengan takjub dan rasa syukur, “mukjizat Ekaristi”, di mana Yesus membuat diri-Nya.
Renungan Paus berpusat pada kata-kata Yesus yang tercatat dalam Bab 6 Injil Yohanes: “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga.”
“Mari kita bertanya pada diri kita sendiri. Ketika saya menerima Ekaristi, yang merupakan mukjizat belas kasih, apakah saya berdiri dengan kagum di hadapan tubuh Tuhan, yang telah wafat dan bangkit kembali untuk kita?”
Setelah memimpin umat dalam doa Angelus dalam bahasa Latin, Paus menyampaikan nasihat untuk orang-orang agar terus berdoa bagi jalan menuju perdamaian dibuka di Timur Tengah, di Palestina dan Israel, serta di Ukraina, Myanmar, dan setiap tempat yang terkena dampak perang.
Paus juga mengungkapkan kegembiraannya bahwa empat martir abad ke-20 dibeatifikasi pada hari yang sama di Republik Demokratik Kongo.
Ribuan orang menghadiri Misa beatifikasi Pastor Luigi Carrara SX, Pastor Giovanni Didonè SX, dan Pastor Vittorio Faccin SX. Ketiga imam ini adalah imam misionaris Xaverian dari Italia yang bertugas di Republik Demokratik Kongo, yang menjadi martir oleh gerilyawan antiagama dalam Pemberontakan Kwilu pada tahun 1964. Bersama para imam misionaris itu ada juga Pastor Albert Joubert, seorang imam diosesan yang juga menjadi martir.
“Kemartiran mereka adalah pencapaian puncak dari kehidupan yang dijalani bagi Tuhan dan bagi saudara-saudari mereka,” kata Paus Fransiskus. (AES)