Senin, Desember 23, 2024
26.7 C
Jakarta

Penyelenggara Olimpiade Paris 2024 Meminta Maaf kepada Umat Kristiani Atas Parodi “Perjamuan Terakhir”

PARIS, Pena Katolik – Panitia penyelenggara Olimpiade Paris 2024 telah meminta maaf kepada umat Katolik dan kelompok Kristen lainnya yang marah dengan sebuah adegan selama upacara pembukaan jumat lalu. Dalam salah satu bagian, ditampilkan parodi lukisan “Perjamuan Terakhir” karya Leonardo da Vinci.

Parodi adegan Alkitabiah tersebut, yang dilakukan dengan latar belakang Sungai Seine, dimaksudkan untuk menafsirkan Dionysus dan meningkatkan kesadaran “tentang absurditas kekerasan antara manusia”, tulis penyelenggara di X.

Panitia terpaksa meminta maaf setelah pertunjukan tersebut menyebabkan kemarahan di antara umat Katolik, kelompok-kelompok Kristen, dan politisi konservatif di seluruh dunia.

“Jelas tidak pernah ada niat untuk menunjukkan rasa tidak hormat kepada kelompok agama mana pun. [Upacara pembukaan] mencoba merayakan toleransi masyarakat,” kata juru bicara Paris 2024, Anne Descamps

“Kami yakin ambisi ini tercapai. Jika ada yang tersinggung, kami benar-benar minta maaf.”

Prancis memiliki warisan Katolik yang kaya tetapi juga memiliki tradisi panjang sekularisme dan anti-klerikalisme. Penistaan ​​agama adalah hal yang legal dan dianggap oleh banyak orang. Mereka menganggap penistaan sebagai pilar penting kebebasan berbicara. Para pendukung tablo memuji pesannya, tentang inklusivitas dan toleransi, demikian diberitakan The Guardian.

Gereja Katolik di Prancis mengatakan bahwa mereka menyesalkan upacara yang “mencakup adegan ejekan dan olok-olok terhadap agama Kristen”.

Delegasi Konferensi Uskup Prancis untuk Olimpiade, Mgr. Emmanuel Gobilliard mengatakan beberapa atlet Prancis mengalami kesulitan tidur karena dampak dari kontroversi tersebut.

Konferensi para Uskup Italia mengatakan bahwa apa yang seharusnya menjadi perayaan budaya Prancis berubah menjadi “perubahan negatif yang tak terduga, menjadi parade yang disertai dengan ideologi yang klise dan mudah ditebak”.

Matteo Salvini, pemimpin Liga sayap kanan Italia, sebuah partai dalam pemerintahan koalisi Giorgia Meloni, menggambarkan segmen tersebut sebagai “kotor”.

“Membuka Olimpiade dengan menghina miliaran orang Kristen di seluruh dunia adalah awal yang sangat buruk, orang Prancis yang baik,” tambahnya.

Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orbán, berbicara tentang “kekosongan moral di barat”.

Beberapa komentator mengatakan kontroversi tersebut adalah contoh lain dari perang budaya (culture war) abad ke-21 yang dipicu oleh siklus berita 24 jam dan media sosial.

Thomas Jolly, direktur artistik di balik upacara pembukaan yang flamboyan itu, mengatakan bahwa subversi agama tidak pernah menjadi tujuannya. Ia mengklaim ingin berbicara tentang keberagaman. Namun, klaim ini sulit diterima mengingat instrumen yang digunakan nyata-nyata identik dengan identitas agama Kristen. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini