Jumat, November 15, 2024
30.9 C
Jakarta

Pastor Gabriele Amorth dan Kisahnya Mengusir Ribuan Setan

Pastor Gabriele Amorth. Aleteia

VATIKAN, Pena Katolik – Pastor Gabriele Amorth (1925-2016) baru berusia 17 tahun ketika dia bertanya kepada Tuhan untuk pertama kalinya, “Apa yang Engkau inginkan dariku?” Siapa sangka, ini menjadi awal panggilannya. Seorang imam yang kini dikenal sebagai salah satu pengusir setan terkuat dalam Gereja Katolik. Baru-baru ini, kisah hidupnya diangkat dalam sebuah film The Pope Exorcist.

Tulisan ini dimaksudkan untuk menjadi referensi bagi pembaca di Indonesia, sehingga memahami dengan lebih tepat sosok Pastor Amorth. Lagi, umat perlu memahami, bagaimana tindakan pengusiran setan (Exorcist) menjadi bagian dari iman Katolik.

Panggilan Imam

Gabriele Amorth lahir di Modena (Italia) pada tanggal 1 Mei 1925, dan dibesarkan dalam keluarga Katolik yang taat. Dalam sepucuk surat yang dikirimkan kepada jurnalis Paolo Rodari, dan dikumpulkan dalam buku Father Amorth Continues: The Official Biography, dia mengaku bahwa sebagai seorang anak, ia biasa pergi ke Misa bersama orang tuanya tetapi akan tertidur di bawah bangku gereja.

“Ketika saya tidur dan berdiam diri tanpa mondar-mandir di lorong gereja, ibu saya akan memberi saya hadiah, biasanya yang manis,” kenangnya.

Selama masa kecilnya, orang tua Gabriele mengajarinya arti penting Sakramen Pengakuan, yang dia hadiri setiap minggu. Pada tahun 1937, ketika dia baru berusia 12 tahun, dia menemukan panggilannya menjadi imam berkat partisipasi aktifnya dalam Aksi Katolik paroki dan di Asosiasi San Vincenzo.

Keseriusan menjadi imam terjadi pada musim panas 1942, ketika di tengah Perang Dunia II, sebelum memulai tahun terakhir sekolah menengahnya, Gabriel pergi ke Roma bersama pastor parokinya. Di Roma, ia ingin mengenal Ordo Pasionis.

“Saya menyukai Pasionis,” jelasnya.

Untuk beberapa waktu, ia sudah memiliki gagasan untuk memasuki sebuah kongregasi, tetapi tanpa preferensi yang jelas. Saat itu, ia belum memiliki pengetahuan langsung tentang mereka.

“Saya merasa ingin hidup berkomunitas, hidup dalam ordo religius,” katanya kepada jurnalis Paolo Rodari.

Perjalanan ke Roma itu mengubah jalan hidupnya melalui pertemuan yang menentukan. Secara kebetulan, Ordo Passionis tidak punya tempat untuk menawarkan keramahtamahan kepada Amorth dan pastor parokinya. Tak ada kamar tersisa di Biara Pasionis malam itu. Keduanya lalu meninap di Biara tempat tinggal Pastor Pauline Alberione.

Pastor Gabriele Amorth saat bersama Paus Yohanes Pulus II. IST

Situasinya sama, di rumah Pastor Alberione tidak ada kamar yang tersedia. Namun, keduanya diizinkan tidur di rumah sakit. Di sini, Amorth bertemu dengan Pastor Giacomo Alberione, seorang imam yang mendirikan Serikat St. Paulus, yang dikenal karena karyanya dalam percetakan buku-buku rohani. Pertemuan inilah yang menentukan masa depan kandidat muda untuk imamat. Amorth bertekat ingin masuk Kongregasi St Paulus setelah tamat Sekolah Menengah. Amorth memberi tahu Pastor Alberione tentang keinginannya untuk menjadi imam.

“Saya akan menyelesaikan tahun ketiga sekolah menengah saya dan kemudian saya akan bergabung. Pastor Alberione memberi tahu saya, bahwa saya akan merayakan Misa bersamanya esok hari saat saya menginap di rumahnya. Dan setelah Misa dia mengatakan kepada saya: ‘Bergabunglah dengan Paulines’. Saya pun menjawab, ‘Baiklah.’”

Begitulah Pastor Amorth menemukan panggilannya. Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1954 dan diangkat sebagai pengusir setan Keuskupan Roma pada bulan Juni 1986. Awalnya, ia menjalankan tugas ini di bawah pendampingan Pastor Candido Amantini, yang juga seorang exorcist kepausan. Pada tahun 1990, ia mendirikan International Association of Exorcist dan menjadi presiden hingga pensiun pada tahun 2000.

Pastor Gabriele Amorth saat menjalankan tugasnya mengusir setan dari salah satu umat yang kerasukan. IST

Reputasi Pengusir Setan

Pada April 2023, Sony Pictures akan merilis film berjudul The Pope’s Exorcist ke bioskop-bioskop di seluruh dunia. Film ini mengisahkan salah satu bagian hidup Pastor Gabriele Amorth, pengusir setan dari Vatikan, melawan roh jahat dan setan.

Setelah ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1954, dia bekerja di Kantor Bantuan Spiritual Vikariat Roma dan sebagai imam yang melayani di penjara Regina Coeli. Ia juga bertanggung jawab atas formasi calon imam dan religius dari Serikat St. Paulus.

Reputasi Pastor Amorth sebagai exorcist dimulai pada tahun 1986 saat ia ditugaskan oleh Vikaris Keuskupan Roma, Kardinal Ugo Poletti  untuk membantu Pastor Candido Amantini, kepala pengusir setan di Roma. Ketika Pastor Amantini meninggal, pada tahun 1992, Pastor Amorth ditunjuk sebagai penggantinya. Pada tahun-tahun berikutnya dia sering disebut sebagai “Pengusir Setan Vatikan”, “Kepala Pengusir Setan Roma”, dan “Dekan Pengusir Setan”.

Pastor Amorth mengaku telah melakukan puluhan ribu pengusiran setan. Dia dikenal karena pendekatan praktisnya dan penegasannya kembali tentang keberadaan iblis dan setan. Karena itu, dia memperingatkan beberapa kali tentang konsekuensi papan Ouija, astrologi, dan praktik okultisme lainnya. Saat ini ada beberapa pengusir setan di Roma dan sekitar 300 di seluruh dunia di dalam Gereja Katolik, kata Pastor Amorth, banyak dari mereka dilatih olehnya.

Selain pekerjaannya sebagai pengusir setan, Pastor Amorth adalah penulis beberapa buku. Beberapa judul karyanya antara lain: An Exorcist Tells His Story, An Exorcist: More Stories, dan Exorcism and Psychiatry. Dia juga sering menjadi kontributor program televisi dan radio, dan berkonsultasi dengan Vatikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengusiran setan.

Kekuatan Nama Maria

Pastor Amorth pernah menggambarkan tiga atribut utama yang dibutuhkan seorang pendeta agar efektif dalam mengusir setan. Pastor Amorth menjelaskan Sakramen Rekonsiliasi sangat penting bagi seorang pengusir setan, dan merupakan sumber kekuatan pengusir setan untuk memerintahkan Setan pergi dari mereka yang dirasuki.

Menurut Pastor Amorth, “si jahat” sering dengan tegas menyatakan bahwa dia dipaksa untuk berbicara. Tindakan ini merupakan sesuatu yang akan setan hindari dengan segala cara. Tapi, misalnya, ketika setan dipaksa untuk mengungkapkan namanya, itu adalah penghinaan besar baginya—tanda kekalahan. Tapi celakalah pengusir setan yang membiarkan dirinya dibimbing oleh iblis dalam percakapan. Justru karena dia adalah ahli kebohongan, Setan dipermalukan ketika Tuhan memaksanya untuk mengatakan yang sebenarnya.

Pastor Amorth menceritakan, “Suatu kali, saya bertanya kepada iblis mengapa, meskipun kecerdasannya lebih tinggi, dia lebih suka turun ke neraka; dia menjawab, ‘Saya memberontak melawan Tuhan; dengan demikian, saya menunjukkan bahwa saya lebih kuat dari Dia.’ Oleh karena itu, bagi mereka, pemberontakan adalah tanda kemenangan dan keunggulan.”

Dalam bukunya The Last Exorcist, Pastor Amorth melaporkan seluruh dialog dengan iblis yang dia lakukan, dalam perannya sebagai pengusir setan.

Pastor Amorth: “Apa keutamaan Madonna yang membuatmu marah?”

Setan: “Dia membuatku marah karena dia adalah makhluk yang paling rendah hati, dan karena aku yang paling sombong; karena dia adalah yang paling murni dari semua makhluk, dan saya bukan; karena, dari semua makhluk, dialah yang paling taat kepada Tuhan, dan aku seorang pemberontak!”

Pastor Amorth: “Ceritakan ciri keempat Madonna yang membuat Anda begitu takut padanya sehingga Anda lebih takut ketika saya menyebut nama Madonna daripada ketika saya menyebut nama Yesus Kristus!”

Setan: “Aku lebih takut ketika kamu menyebut nama Madonna, karena aku lebih terhina dipukul oleh makhluk sederhana, daripada oleh Dia (Yesus Kristus) …”

Pastor Amorth: “Ceritakan karakteristik keempat Madonna yang paling membuatmu marah!”

Iblis: “Karena dia selalu mengalahkanku, karena dia tidak pernah dikompromikan oleh noda dosa apapun!”

Pastor Amorth mengenang selama pengusiran setan, Rosario adalah kekuatan terbesar. Ia mengatakan, setan memberi tahunya, melalui orang yang kerasukan, bahwa setiap Doa Rosario  dan Salam Maria adalah pukulan terberat bagi setan di kepalanya.

“Jika orang Kristen mengetahui kekuatan Rosario, itu akan menjadi akhir dari setan,” ujar Pastor Amorth.

Pastor Amorth meninggal pada 16 September 2016 di Roma pada usia 91 tahun. Dalam wawancara terakhir yang dia berikan kepada media, Pastor Amorth meninggalkan satu kalimat sebagai bukti spiritualnya: “Dengan Kristus atau dengan Setan.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini