BALI, Pena Katolik | Di tengah keramaian pulau Bali, pada 2 Februari 2024, Kapel Societas Sancta Clara di Kuta Bali melaksanakan Misa Jumat Pertama dan Adorasi menjadi panggung bagi kisah yang mengungkap kehadiran Anak Tuhan, menciptakan momen yang tak terlupakan bagi seluruh anggota komunitas.
Dalam bacaan Injil Lukas 2:22-40, diceritakan momen penting saat Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Bait Allah, seperti yang dituntut dalam hukum Musa.
Saat itulah, Simeon, seorang yang benar dan saleh, dipenuhi Roh Kudus dan mengucap syukur karena telah melihat keselamatan Tuhan.
Pesan dari Romo Hady Setiawan mengajak semua anggota Societas untuk selalu menggendong Yesus dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dilakukan Bunda Maria dan Yusuf.
“Dalam setiap persembahan, dalam setiap langkah, mengingat bahwa hidup adalah anugerah yang harus dijalani dengan penuh sukacita dan iman,” kata Romo Hady.
Romo Hady Setiawan memberikan homili yang menggugah hati, merangkai makna mendalam dari peristiwa tersebut.
Dia menyoroti kewajiban iman, mengingatkan bahwa anak-anak adalah anugerah Tuhan yang harus dihargai.
Dalam setiap tetes air mata dan setiap langkah hidup, Tuhan selalu memberikan berkat kepada mereka yang percaya.
“Inilah kehidupan, ingatlah sesuatu yang berharga dalam hidup. Untuk itulah pikiran harus jernih seperti Semeon, yang berpikir jernih dan bisa menggendong Yesus.
Menggendong Yesus bukanlah kesia-siaan. Hal itulah yang mengingatkan kita agar senantiasa menggendong Yesus untuk selalu ingat akan berdoa dan meneguhkan iman,”kata Romo Hady.
Dia juga menambahkan agar biarlah kita bermain bersama Yesus seperti Bunda Maria dan Yusuf dan seperti Santo Antonius yang boleh menggendong Yesus dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga boleh dikatakan pada waktunya setiap orang beriman akan mengatakan kepada Tuhan terima kasih.
Seperti Santa Clara mengatakan “Tuhan terima kasih, Engkau sudah menciptakan aku. Dengan segala kekurangan-kekurangan ku aku memohon pertobatan, tetapi yang Engkau berikan kepada ku adalah karunia-karunia kehidupan.”
Misa Jumat Pertama dan Adorasi di Kapel Santa Clara bukan sekadar pertemuan yang rutin, melainkan momen sakral yang mempertemukan umat dengan kehadiran Tuhan.
Dalam keheningan dan kesucian, terbitlah makna hidup yang menggetarkan jiwa, mengingatkan setiap anggota komunitas akan keajaiban dan berkat yang senantiasa hadir dalam setiap langkah hidup mereka.
“Saudara-saudari ku yang terkasih marilah kita menikmati sukacita dengan waktu yang tidak semakin panjang ini, menyadarkan kita bahwa kita adalah orang-orang yang hebat, yang Tuhan Yesus pilih dengan segala kekurangan kita tetapi Tuhan telah memberikan karunia-Nya kepada kita,” pesan Romo Hady Setiwan kepada Oma dan Opa.
Dia juga menambahkan agar dalam situasi orang beriman dan percaya akan mendapatkan kebahagiaan dan hadiah dalam keluarga dengan sukacita saat menggendong Yesus dalam kehidupan sehari-hari.
Kapel Societas Sancta Clara Kuta Bali menjadi saksi bisu akan momen sakral ini, di mana umat merasakan kedekatan dengan Tuhan dan mengambil inspirasi untuk menjalani hidup dengan penuh keimanan dan sukacita.
Misa Jumat Pertama dan Adorasi tidak hanya menjadi pertemuan rutin awal bulan melainkan pula momentum refleksi dan penguatan iman bagi seluruh komunitas yang hadir. (Sam).