VATIKAN, Pena Katolik – Vatikan telah secara resmi mengekskomunikasi Mgr. Carlo Maria Viganò, mantan Nunsio Apostolik untuk Amerika Serikat demikian pengumuman Dikasteri Ajaran Iman pada hari Jumat, 5 juli 2024.
Viganò dinyatakan bersalah atas kejahatan kanonik, perpecahan, dan penolakan untuk taat kepada Paus atau persekutuan Gereja. Kesimpulan ini menjadi akhir proses pidana di luar hukum Vatikan pada tanggal 4 Juli 2024.
Kantor doktrin Vatikan mengumumkan ekskomunikasi “latae sententiae” (ekskomunikasi otomatis) pada tanggal 5 Juli 2024. Keputusan ini mengutip pernyataan publik Viganò yang menunjukkan penolakannya untuk mengakui dan taat kepada Paus. Penolakannya terhadap persekutuan dengan anggota Gereja dan legitimasi serta otoritas magisterial Konsili Vatikan II.
Ekskomunikasi adalah “hukuman” paling serius yang dapat ditanggung oleh orang yang dibaptis dalam Gereja Katolik. Dengan ekskomunikasi ini, seseorang ditempatkan di luar persekutuan umat Gereja Katolik dengan demikian ditolak aksesnya terhadap sakramen.
Keputusan tersebut diambil setelah Viganò menentang panggilan Vatikan untuk hadir di hadapan Dikasteri Ajaran Iman untuk menjelaskan sikapnya selama ini, panggilan ini sedianya dilakukan pekan lalu.
Mantan diplomat Vatikan iniyang menjadi berita utama pada tahun 2018 karena menuduh pejabat senior Gereja menutupi pelanggaran yang dilakukan oleh mantan Kardinal Theodore McCarrick. Dari sejak itu, Viganò berulang kali menolak otoritas Paus Fransiskus. Bahkan, Viganò sempat membuat pernyataan yang meminta Paus Fransiskus untuk mengundurkan diri.
Dalam pernyataan panjang lebar yang dibagikan di media sosial pada tanggal 28 Juni 2024, Viganò menuduh Paus Fransiskus melakukan “sesat dan perpecahan” atas promosi vaksin COVID-19. Viganò juga mengkritik kesepakatan Vatikan-Tiongkok tahun 2018 mengenai pengangkatan uskup.
Meksi begitu, Viganò mengklaim bahwa Vatikan tidak mempunyai alasan untuk memisahkannya dengan persekutuan Gereja dan dengan kepausan. Viganò menilai telah melayani dan mengabdi dengan kesetiaan.
“Saya berpendapat bahwa kesalahan dan ajaran sesat yang dianut [Paus Fransiskus] sebelum, selama, dan setelah pemilihannya, serta niat yang dia pegang saat menerima jabatan kepausan, membuat pengangkatannya ke Takhta Suci batal demi hukum,” tulis Viganò .
Viganò telah bersembunyi selama bertahun-tahun, mengumumkan di media sosial pada tanggal 20 Juni 2024 bahwa ia telah dipanggil ke Roma untuk menjawab tuduhan kepadanya.
Tuduhan spesifik yang diajukan terhadap Viganò, menurut dokumen yang dia posting sendiri, menyangkut pernyataan publik yang diduga menyangkal unsur-unsur mendasar yang diperlukan untuk menjaga persekutuan dengan Gereja Katolik. Hal ini termasuk penolakan terhadap legitimasi Paus Fransiskus sebagai Paus yang sah. Ia juga menyatakan penolakan langsung terhadap Konsili Vatikan II, demikian seperti diberitakan dalam pernyataan Vatikan.
Menanggapi tuduhan tersebut, Viganò mengatakan dalam pernyataannya pada tanggal 21 Juni 2024, bahwa ia belum mengirimkan materi pembelaannya ke Vatikan. Ia juga mencatat bahwa ia tidak mengakui otoritas Dikasteri Ajaran Iman, maupun prefeknya, maupun orang yang mengangkatnya. Ekskomunikasi Viganò hanya dapat dicabut oleh Takhta Apostolik. (AES)