Jumat, November 22, 2024
27.1 C
Jakarta

Para Uskup Argentina Bereaksi Setelah ada Interupsi Misa dengan Nyanyian Politik

BUENOS AIRES, Pena Katolik – Para uskup Argentina berkomentar atas kejadian di mana dalam dua kali Misa, ada umat yang meneriakkan slogan politik “negara ini tidak untuk dijual”. Ini adalah ekspresi penolakan terhadap kebijakan Presiden Javier Milei. Belakangan, video yang menunjukkan nyanyian tersebut telah beredar di media sosial.

Salah satu Misa itu dipimpin Uskup Auksilier Buenos Aires, Mgr. Gustavo Carrara. Ia kemudian mengeluarkan pernyataan maaf yang dengan rendah hati kepada mereka yang mungkin merasa tersinggung. Permintaan maaf ini ia sampaikan, meskipun ia tidak ikut serta dalam nyanyian tersebut, namun, ia bertanggung jawab atas apa yang terjadi.

Uskup Agung Buenos Aires, Mgr. Jorge García Cuerva, juga berbicara tentang insiden tersebut pada Misa tanggal 15 Juni 2024 di Paroki St. Ildephonsus. Mgr. Cuerva menyatakan, bahwa Misa adalah sesuatu yang sakral.

“Di sini kita dipupuk oleh persatuan, persaudaraan, perdamaian. Itu sebabnya tidak baik menggunakan Misa untuk memecah belah dan menjadikan umat sebagai partisan,” tambahnya.

Dalam sebuah wawancara dengan Radio 10, Uskup San Justo, Mgr. Eduardo García mengatakan, bahwa dalam situasi tidak ada oposisi, maka Gereja adalah oposisi.

“Kami melakukan apa yang harus kami lakukan, apa yang selalu kami lakukan, dan mungkin hal ini menjadi lebih terlihat dan lebih kuat karena kenyataan yang ada lebih menyakitkan,” katanya dalam pembelaan terhadap Gereja Katolik .

Dalam postingan tanggal 15 Juni di Facebook, Uskup San Francisco di Argentina, Mgr. Sergio Osvaldo Buenanueva, juga merujuk pada apa yang terjadi, dan menyatakan apresiasinya atas sikap Mgr. Carrara yang meminta maaf atas insiden tersebut.

“Di negara yang terpolarisasi seperti kita, kekuatan media sosial dengan cepat membuat informasi yang tidak lengkap menjadi viral. Oleh karena itu, orang-orang terburu-buru mengambil posisi dan membuat penilaian, yang sebagian besar tidak dapat diajukan banding. Dan keharmonisan sosial sangat berkurang,” kata prelatus itu.

Mgr. Garcia mengatakan, Misa tidak dapat digunakan untuk mendukung tujuan-tujuan politik. Hal ini bukan karena politik itu buruk, tetapi karena tujuan Misa bukanlah itu, namun untuk memuliakan Tuhan dan menguduskan umat yang dibaptis.

“Sebagian besar komunitas Kristiani, ketika mereka merayakan Ekaristi, melakukannya dengan iman yang mendalam dan rasa hormat terhadap misteri suci,” kata Mgr. Buenanueva.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini