Senin, Desember 23, 2024
28.5 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Kamis, 20 Juni 2024, Pekan Biasa ke-IX (Hijau)

Bacaan I – Sir 48:1-14

Lalu tampillah nabi Elia TlO bagaikan api, yang perkataannya laksana obor membakar. Kelaparan didatangkan-Nya atas mereka, dan jumlah mereka dijadikannya sedikit berkat semangatnya.

Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mujizatmu, dan siapa boleh bermegah-megah bahwa sama dengan dikau?

Orang mati kaubangkitkan dari alam arwah, dan dari dunia orang mati dengan firman Yang Mahatinggi.

Raja-raja kauturunkan sampai jatnh binasa, dan orang-orang tersohor kaujatuhkan dari tempat tidurnya.

Teguran kaudengar di gunung Sinai, dan di gunung Horeb keputusan untuk balas dendam.

Engkau mengurapi raja-raja untuk menimpakan balasan, dan nabi-nabi kauurapi menjadi penggantimu.

Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalannkereta dengan kuda-kuda berapi.

Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. n Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dengan kasih mereka, sebab kamipun pasti akan hidup pula.

Elia ditutupi dengan olak angin, tetapi Elisa dipenuhi dengan rohnya. Selama hidup ia tidak gentar terhadap seorang penguasa, dan tidak seorangpun menaklukkannya.

   Tidak ada sesuatupun yang terlalu ajaib baginya, dan bahkan dikuburnyapun jenazahnya masih bernubuat.

Sepanjang hidupnya ia membuat mujizat, dan malah ketika meninggal pekerjaannya menakjubkan,

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah

Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7

  • TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
  • Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan-Nya sekeliling. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.
  • Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
  • Semua orang yang beribadah kepada patung akan mendapat malu, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala allah sujud menyembah kepada-Nya.

Bacaan Injil – Mat 6:7-15

Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.

Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Santo Silverius, Paus dan Martir

Silverius dikenal sebagai seorang yang bersemangat, berani, jujur dan tidak takut melakukan kewajibannya. Tetapi justru karena sifat-sifat ini, ia mengalami banyak penderitaan.

Ia terpilih menjadi Paus pada tahun 536 menggantikan Paus Agapitus. Dalam kepemimpinannya ia memecat Batrik Anthimus di Konstantinopel karena ajaran bidaah yang disebarkannya. Tetapi Batrik Anthimus dilindungi oleh Teodosia, istri kaisar. Teodosia meminta kepada Paus Silverius agar Batrik Anthimus dimaafkan dan diangkat kembali sebagai Patriark Konstantinopel.

Tetapi karena Anthimus sendiri tidak bersedia mengubah sikapnya, maka permintaan Teodosia itu secara halus ditolak oleh Silverius. Silverius berani mengatakan penolakan itu meskipun ia tahu bahwa tindakannya itu akan mendatangkan malapetaka atas dirinya. Kepada seorang anak Teodosius, Silverius mengatakan: “Sudah jelas bagiku apa yang akan terjadi atas diri. Penolakanku terhadap permintaan Teodosia, ibumu, tentu menimbulkan kemarahan besar.”

Akhirnya terjadi pula apa yang dirasakannya. Ia ditangkap oleh panglima Belisarius di Roma, dan dibuang sebagai tawanan di sebuah tempat sunyi di Asia Kecil. Kemudian atas usul kaisar Vigilius, Paus Silverius kembali ke tahktanya. Tetapi ia tetap tidak bersedia mengangkat seorang pengajar aliran sesat menjadi patriark. Ia sekali lagi ditangkap dan dibuang ke Palmaria, tempat ia meninggal dunia dalam keadaan serba kekurangan dan penderitaan besar pada tahun 538. Ia memimpin Gereja selama dua tahun dengan penuh penderitaan.

Doa Penutup

Ya Yesus, aku bersyukur karena Engkau berkenan aku boleh menjadi pengikut-Mu dan boleh menyambut Tubuh dan Darah-Mu sendiri. Berilah aku keberanian, kekuatan dan kesetiaan untuk berbagi dan berkorban serta melayani orang lain. Bunda Maria dan Bapa Yusuf jagalah kemurnian hatiku agar selalu pantas menerima Ekaristi Kudus. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini