ROMA, Pena Katolik – Pesta Corpus Christi diusulkan pertama kali oleh St. Thomas Aquinas, Pujangga Gereja, kepada Paus Urbanus IV, untuk menciptakan sebuah pesta yang hanya berfokus pada Ekaristi Kudus, menekankan kegembiraan Ekaristi sebagai Tubuh dan Darah, Jiwa dan Keilahian Yesus Kristus.
Setelah mengakui pada tahun 1264 keaslian Mukjizat Ekaristi Bolsena, atas masukan Aquinas, Paus, yang saat itu tinggal di Orvieto, menetapkan pesta Corpus Christi sebagai Hari Raya dan memperluasnya ke seluruh Gereja Katolik.
Prosesi dengan Hosti yang dikonsekrasikan tidak dikenal pada gereja mula-mula atau pada milenium pertama, dan tidak pernah menjadi kebiasaan dalam Ortodoksi Timur. Di barat, hari raya Corpus Christi baru diperkenalkan pada tahun 1264 oleh Paus Urbanus IV. Ini terjadi pada saat penerimaan Komuni oleh kaum awam sangat jarang. Perayaan ini menyebar secara perlahan di wilayah barat, dan pada abad-abad berikutnya prosesi Sakramen Mahakudus mulai dilakukan.
Selama perayaan, para paus memimpin prosesi besar Corpus Christi melalui jalan-jalan Roma. Prosesi ini berjalan hingga tahun 1870, dengan berakhirnya negara kepausan.
Baru sekitar 100 tahun kemudian, di bawah kepemimpinan Paus Yohanes Paulus II, tradisi ini dihidupkan kembali.
Ketika masa kepausan Yohanes Pulus II ini, Misa Corpus Christi dirayakan di Basilika Santo Yohanes Lateran. Usai Misa, Bapa Suci membawa Sakramen Mahakudus melewati jalan-jalan Romawi, dalam prosesi Corpus Christi dari Santo Yohanes Lateran ke Basilika Santo Maria Maggiore, prosesi yang panjangnya sekitar satu mil.
Paus Yohanes Paulus II telah membawa kembali sebuah kebiasaan Romawi yang tidak pernah dilakukan selama lebih dari seratus tahun, sejak berakhirnya negara kepausan. Tradisi Prosesi Corpus Christ diteruskan pada masa kepausan Benediktus XVI. Paus Yohanes Paulus II ingin Sakramen Mahakudus dibawa ke kota, tempat tinggal orang-orang, seperti yang dilakukan di Polandia.
Saat Paus Fransiskus mulai memimpin Gereja. Ia sempat memindahkan prosesi Corpus Christi ke paroki-paroki di Kota Roma yang terpencil tahun 2018. Ia merubah prosesi ini dari sebelumnya dimulai di Basilika St. Yohanes Lateran ke St. Maria Maggiore.
Dalam prosesi Corpus Christi, Hosti dibawa melalui jalan-jalan dalam sebuah monstran dengan kanopi di atasnya. Inilah puncak kekhitmatan dalam prosesi ini.
Paus Fransiskus pada tahun pertamanya memilih mengikuti prosesi dengan berjalan kaki, di belakang Sakramen Mahakudus. Dikatakan bahwa ini adalah untuk menempatkan fokus pada Ekaristi daripada dirinya sendiri.
Tahun 2017, Paus Fransiskus memindahkan prosesi dari Kamis ke Minggu. Perayaannya diadakan pada hari Kamis kedua setelah Pentakosta dalam kalender Romawi, namun di banyak wilayah dipindahkan ke hari Minggu berikutnya. (AES)