ABU DHABI, Pena Katolik Di tepi Teluk Persia sebuah gereja Katolik, sinagoga Yahudi, dan masjid Islam dibangun di lokasi yang sama di Ibu Kota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi.
Rumah Keluarga Abraham (Abrahamic Family House; Arab: بيت العائلة الإبراهيمية) menampilkan perwujudan dari dorongan UEA terhadap toleransi yang dipublikasikan setelah menjadi tuan rumah bagi Paus Fransiskus pada tahun 2019.
Rumah Keluarga Abraham adalah sebuah kompleks rumah ibadah antaragama di Pulau Saadiyat di Abu Dhabi. PEmbangunan konpleks ini terinspirasi oleh Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus atas nama Gereja Katolik dan Ahmed El-Tayeb atas nama Masjid al-Azhar pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi.
Di dalam kompleks ini ada Gereja St. Fransiskus, Masjid Imam Al-Tayeb, dan Sinagoga Moses Ben Maimon. Dibangun dalam struktur terpisah, ketiganya terletak di satu kompleks dan berdiri berdekatan.
Setelah selesai dibangun, Rumah Keluarga Abraham diresmikan pada 16 Februari 2023 oleh Letjen Syeikh Saif bin Zayed Al Nahyan, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri UEA, dan Syekh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan, Menteri Toleransi dan Hidup Berdampingan UEA.
Desain Rumah Keluarga Abraham telah disiapkan oleh pemenang penghargaan Adjaye Associates, yang dipimpin oleh arsitek Ghana-Inggris, David Adjaye.
Tiga rumah ibadah berbentuk kubik terletak di atas paviliun pengunjung dan bertujuan untuk mewakili beragam jamaah, penduduk, dan pengunjung Abu Dhabi. Adjaye menekankan bahwa ia ingin menciptakan sebuah bangunan yang mulai menghilangkan gagasan perbedaan hierarki. Bangunan tersebut harus mewakili universalitas dan totalitas sesuatu yang lebih tinggi, yang meningkatkan kekayaan kehidupan manusia.
Desain bangunan keagamaan ini kompleks terdiri dari tiga kubus tidak sejajar yang terletak di atas alas tiang, dan masing-masing memiliki orientasi berbeda. Siluet bangunan membuat kubus tampak menyatu, dan masing-masing diilustrasikan dengan barisan tiang, layar, dan kubah situs ini juga memiliki pusat kebudayaan yang akan mengedepankan nilai-nilai saling menghormati dan hidup berdampingan secara damai sambil melestarikan karakter unik dari setiap agama.
Ketiga rumah ibadah tersebut diberi nama setelah Imam Besar Al Azhar, Ahmed El-Tayeb, biarawan Katolik St. Fransiskus dari Assisi, dan filsuf Yahudi abad ke-12 dan sarjana kerabian Moses Ben Maimon. (AES)