Selasa, Desember 24, 2024
26.3 C
Jakarta

Paus Fransiskus Kembali Menegaskan Sikapnya para Penahbisan Perempuan dan Mengatakan Bahwa Pelecehan Seksual di Kalangan para Imam Tidak Dapat Toleransi

Paus Framsoslis dan Norah O Donnell sebelum dimulai wawancara. CBS

VATIKAN, Pena Katolik – Paus Fransiskus sekali lagi menentang keras pentahbisan diakonat perempuan, dan menegaskan kembali sikap tegas Bapa Suci dalam menentang perempuan menjadi pendeta.

Pernyataan tersebut disampaikan Paus minggu ini, 19 Mei 2024, dalam sebuah wawancara dengan reporter CBS News, Norah O’Donnell.

“Anda akan melihat banyak anak laki-laki dan perempuan yang akan datang ke sini pada akhir bulan depan untuk merayakan Hari Anak Sedunia. Dan saya penasaran, bagi seorang gadis kecil yang tumbuh dewasa sebagai umat Katolik saat ini, apakah dia akan memiliki kesempatan untuk menjadi diakon dan berperan serta sebagai anggota klerus di Gereja?” tanya O’Donnell kepada Paus.

“Tidak,” jawab Paus.

Paus kembali menegaskan jawabannya dnegan mengatakan, “Jika diakon dengan tahbisan suci, tidak.”

Lebih lanjut, Paus Fransiskus menjelaskan bahwa seorang wanita memiliki fungsi diakones dalam perutusannya sebagai seorang beriman, tanpa wanita itu harus menjadi diakon.

“Tetapi menurut saya, wanita selalu memiliki fungsi diakones tanpa menjadi diakon, bukan? Perempuan mempunyai pelayanan yang besar sebagai perempuan, bukan sebagai menteri, dalam hal ini sebagai menteri, dalam tatanan suci,” kata Paus.

Bapa Suci menekankan pentingnya peran perempuan dalam Gereja Katolik. Ia menggambarkan perutusan ini sebagai “orang-orang yang menggerakkan perubahan, segala macam perubahan”.

“Mereka lebih berani dibandingkan laki-laki. Mereka tahu cara terbaik untuk melindungi kehidupan,” kata Paus.

Menurutnya, wanita adalah penjaga kehidupan yang ulung. Paus juga mengatakan bahwa wanita itu hebat. Paus Mengatakan, memberikan ruang di Gereja bagi perempuan bukan berarti memberi mereka pelayanan.

“Gereja adalah seorang ibu, dan para wanita dalam Gereja adalah orang-orang yang membantu memupuk sifat keibuan tersebut. Jangan lupa bahwa yang tidak pernah meninggalkan Yesus adalah para perempuan,” tegasnya. “Semua orang melarikan diri.”

Tahun lalu, Paus Fransiskus menegaskan kembali ketidakmungkinan perempuan menjadi imam, atau bahkan diakon Gereja modern. Paus menyatakan bahwa tahbisan suci hanya diperuntukkan bagi laki-laki.

Perlindungan Imigran

Mengenai imigran yang melarikan diri dari negara-negara yang penuh kekerasan ke negara-negara yang lebih aman, Paus memohon untuk menerima mereka dengan penuh kasih sayang.

“Solusinya adalah migrasi, membuka pintu migrasi. Agar kebijakan imigrasi menjadi baik, harus ada empat hal: migran dapat diterima, dibantu, dipromosikan, dan diintegrasikan. Inilah yang paling penting, mengintegrasikan mereka ke dalam kehidupan baru,” ujar Paus.

Selanjutnya, tentang mencuci kaki para tahanan wanita di penjara wanita di Roma pada hari Kamis Putih. Ia menyatakan bahwa tindakan ini untuk menunjukkan bahwa, pria dan wanita, semua adalah anak-anak Allah.

“Bahwa laki-laki dan perempuan kita semua adalah rasul dan kita semua bisa memimpin. Janganlah kita lupa bahwa para rasul yang paling berani dan paling berani adalah para wanita: Maria Magdalena, Maria Salome, dan Maria dari Santiago. Mereka tetap bersama Yesus sampai akhir.”

Paus juga menegaskan lagi sikapnya terhadap perubahan iklim. Ia mengingatkan bahwa manusia berada pada titik yang tidak bisa kembali lagi. Ia mengatakan, pemanasan global merupakan permasalahan yang serius.

“Perubahan iklim saat ini merupakan jalan menuju kematian. Jalan menuju kematian, ya? Dan ini adalah perubahan iklim buatan, bukan? Sesuatu yang memprovokasi, bukan perubahan iklim yang normal, bukan?”

Paus Fransiskus menyalahkan negara-negara kaya karena mereka adalah negara-negara yang memiliki perekonomian dan pemakaian energi terbesar berbasis bahan bakar fosil. Situasi inilah yang menciptakan perubahan iklim.

“Bukankah mereka adalah negara-negara yang dapat membuat perbedaan terbesar, mengingat industrinya dan sebagainya? Namun sangat sulit untuk menciptakan kesadaran akan hal ini. Mereka mengadakan konferensi, semua orang setuju, mereka semua menandatangani, dan kemudian sampai jumpa. Tapi kita harus sangat jelas, pemanasan global sangat mengkhawatirkan.”

Rencananya Pensiun

Dalam wawancara ini juga terungkap bahwa saat ini Paus Fransiskus tidak berpikir untuk pensiun, meski kondisinya kurang sehat. Namun, ia memberi catatan bahwa hal itu mungkin akan ia pilih kalau ia merasa kesehatannya menghalangi untuk tetap menjalankan tugasnya sebagai Paus.

“Itu tidak pernah terpikir oleh saya. Mungkin jika saatnya tiba dimana kesehatanku tidak dapat membaik lagi. Mungkin karena satu-satunya kelemahan yang saya miliki ada di lutut saya, dan itu sudah jauh lebih baik. Tapi itu tidak pernah terpikir olehku.” (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini