Jumat, November 15, 2024
31 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Rabu, 1 Mei 2024, Pekan Paskah V (putih)

Bacaan I – Kis. 15:1-6

Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.”

Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.

Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.

Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.

Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah

Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5

  • Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: “Mari kita pergi ke rumah TUHAN.”
  • Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
  • Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat,
  • ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel.
  • ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel.
  • Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud.

Bacaan Injil – Yoh 15:1-8

“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

   Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Yeremia, Nabi

Yeremia lahir kira-kira pada tahun 650 sebelum Masehi di Anathoth, dekat kota Yerusalem, termasuk wilayah kerajaan Yehuda. Keluarganya adalah sebuah keluarga imam yang saleh. Panggilannya sebagai nabi di Israel diterimanya dari Allah pada tahun 627 sebelum Masehi, dalam tahun ketigabelas pemerintahan Raja Yosias (Yer1:2).

Meskipun panggilan ini terjadi pada usia mudanya, namun sebenarnya Yeremia telah ditentukan Allah menjadi nabi ketika masih ada di dalam rahim ibunya (Yer1:5) untuk mewartakan sabda Allah kepada Israel, umat pilihan Allah. Tatkala Allah memanggilnya untum mengemban tugas mulia ini, ia menolak karena merasa tidak layak untuk mengemban tugas mulia itu.

Tetapi akhirnya ia pun menerima panggilan itu karena Allah berjanji akan selalu menyertai dia dalam tugasnya. Yeremia adalah Nabi Israel terakhir sebelum pembuangan ke Babylonia.

Karya perutusannya sebagai nabi dimulainya pada usia mudanya (Yer1:6) sampai pada saat kejatuhan Yerusalem di tangan bangsa babylonia pada tahun 587 sebelum Masehi. Selama 40 tahun karyanya, Yeremia tanpa mengenal lelah memperingatkan para penguasa bangsa dan pemimpin agama serta seluruh umat Israel akan bahaya kejatuhan mereka karena dosa-dosa Yerusalem dan Yehuda.

Selain dengan itu, Yeremia terus menerus terlibat di dalam beberapa perselisihan dan pertentangan. Ia dengan gigih melawan raja Yoakim dan Yoakin (609-507 sebelum Masehi) yang memutarbalikkan kebijakan keagamaan dari Raja Yosia. Pada masa pemerintahan Raja Sedikia (597-587 sebelum Masehi), nada pewartaannya mulai berubah. Ia tidak lagi mengeluh tentang tugas perutusannya tetapi mulai lebih sungguh-sungguh membaktikan dirinya pada tugas yang dibebankan Allah padanya.

Dengan gigih ia berusaha meyakinkan Yehuda akan penguasaan bangsa Babylonia. Meskipun demikian ia tidak diterima, bahkan dituduh sebagai pengkhianat bangsanya oleh orang-orang yang menginginkan raja Sedikia bersekutu dengan Mesir dan memberontak (Yerl37:17-21). Karena itu, Yeremia mengalami penderitaan batin dan frustasi yang hebat.

Walaupun ia menderita, ia tetap pasrah dan taat pada kehendak Allah. Cintanya akan Allah dan keakraban hubungannya dengan Allah ini mendorong dia untuk mendalami lebih jauh teologi tradisional Israel tentang Perjanjian. Imannya itu berdasar pada pengetahuan yang mendalam akan Perjanjian Cinta Allah dengan Israel, umat pilihanNya, yang memperkenankan Israel mengambil bagian dalam kekudusanNya.

Dalam perjanjian Cinta itu, Allah menuntut dari Israel ketaatan penuh pada kehendakNya sebagaimana diwahyukan di dalam perintah-perintahNya dan dinyatakan melalui nabi-nabiNya. Menolak mengakui kebaikan dan cinta Allah yang diwahyukan adalah dosa. Dan dosa bagi Israel adalah perbuatan melawan kesucian perkawinan antara Allah dan bangsa Israel (Yer2:20,25). Dosa mengakibatkan pengadilan Allah atas Israel untuk memurnikan mereka. Yeremia menyadari bahwa pengadilan Allah merupakan tahap awal pengampunan dan pembaharuan batin yang radikal.

Dalam pewartaannya tentang malapetaka yang akan terjadi atas Israel, Yeremia menubuatkan suatu ‘Sisa Kecil”, suatu kelompok kecil umat yang tetap setia pada Allah (Yer23:3,4; 30:10; 11; 31:10-14). Sisa Kecil ini adalah benih harapan dimasa yang akan datang, kepadanya Allah mencurahkan pengampunan dan belaskasihanNya, dan dengannya Allah mengadakan suatu perjanjian Baru (Yer31:31-34). Allah akan menciptakan bagi Israel suatu hubungan spiritual yang baru dan mendalam, dan akan menuliskan hukumNya di dalam hati mereka serta tinggal di dalam hati mereka.

Yeremia dengan tekun membantu perkembangan Sisa Kecil Israel yang saleh dari suku Yehuda ini karena mereka dengan sabar menantikan tibanya hari Tuhan yang menyelamatkan. Penderitaan Yeremia yang demikian hebat menjadikan dia sebagai tokoh lambang bagi Yesus Kristus. Yeremia, yang hidup penuh penderitaan, namun tetap pasrah dan taat pada kehendak Allah yang mengutusnya, menjadi lambang gambaran Hamba Yahweh yang menderita sebagaimana diramalkan Yesaya (Yes 35).

Doa Penutup

Ya Yesus, Pokok Anggur Yang Sejati, ajarilah aku untuk tetap tinggal bersatu dengan-Mu, agar dapat berbuah.  Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini