PENAKATOLIK.COM- Anjongan, Kalimantan Barat – Dalam perayaan Paskah bersama yang dilangsungkan di Rumah Retret Santo Johanes Paulus II, Anjongan, Romo Edmund Nantes OP menyampaikan homilinya yang sarat akan makna kehidupan dan cinta kasih pada tanggal 11 April 2024. Dalam suasana yang penuh kekhusyukan, Romo Edmund Nantes OP mengajak seluruh umat dalam hal ini Dominikan Indonesia wilayah Pontianak untuk merenungkan esensi kasih Allah yang sempurna.
“God is love. Love itu berarti relasi,” kata Romo Nantes dalam homilinya.
Menurutnya Esensi Allah itu relasi, karena itu kesempurnaan dalam relasi yang cinta kasih.
Romo Nantes saat membuka homilinya menekankan bahwa kasih Allah yang tak terbatas selalu bermuara pada pemberian kepada sesama, seperti matahari yang bersinar, pohon yang berbuah, dan bunga yang mekar, semua tidak untuk dirinya sendiri, melainkan untuk memberi kehidupan kepada yang lain.
Dalam menggambarkan keagungan kasih Allah, Romo Nantes memaparkan perjalanan iman para tokoh agung seperti Dominikus yang mewartakan Injil, Thomas Aquinas yang mengajar teologi, dan Margaret yang meski cacat tetap memberi dengan penuh cinta.
“Korban bukan untuk orang yang baik, tapi untuk kita yang berdosa,” tambah Romo Nantes.
Pengorbanan dan kesetiaan
Perjalanan misi di Indonesia terlebih khusus di bumi Borneo (Kalimantan Barat) yang masuk pada usia 16 tahun (2008-2024) sejak kedatangan Dominikan melihat kemungkinan membuka misi di Borneo pada 2006 lalu. Perjalanannya dalam misi di bumi Borneo terbilang penuh berkat, hal ini disampaikannya secara jelas dalam ceritanya ditengah homili waktu itu. Sepanjang tahun-tahun dia berada di Kalimantan Barat, dia menyadari bahwa dia tidak sendirian. Sebab Romo Nantes menghayati panggilannya sebagai imam Dominikan selalu ada penyertaan dari yang Ilahi.
“Saya sudah berkarya 16 tahun dan dalam perjalanan ini saya tidak merasa sendirian. Karena ‘kita’ berjalan bersama,” kata Romo Nantes dengan semangat membagikan kisahnya dihadapan umat sore itu.
Pada akhirnya, Romo Nantes menyoroti pentingnya pengorbanan dan kesetiaan dalam kehidupan. “Kita harus mau menjadi korban untuk keselamatan jiwa-jiwa,” katanya dengan tegas. Dia menitikbertkan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kemampuan manusia untuk mencerminkan cinta kasih Allah yang total, yang siap memberikan segalanya bagi sesama.
“Sebagai Dominikan, kita ditugaskan untuk menjadi saksi cinta kasih Allah di dunia ini,” ucapnya, menekankan peran penting komunitas dalam membawa terang kasih Allah kepada dunia yang membutuhkannya.
Dengan kata-kata yang menggetarkan hati, Romo Nantes menyimpulkan homilinya dengan mengajak jemaat untuk merayakan Paskah dengan penuh kesadaran akan arti sejati kasih Allah dan pentingnya pengorbanan dalam mengikuti jejak Kristus.
Tersirat dalam renungannya hari itu bahwa Romo Nantes berpesan untuk perayaan Paskah tahun ini bukan hanya tentang kebangkitan Kristus, tetapi juga tentang panggilan setiap orang agar hidup dalam kasih dan pengorbanan bagi sesama. Pengorbanan ini seperti yang telah diperlihatkan oleh para santo dan santa sepanjang sejarah. Semoga!!!.
By. Samuel – Pena Katolik
Sumber: Rekaman dari Romanus OP, dalam Homili Romo Nantes OP pada 11 April 2024 di Rumah Retret Santo Johanes Paulus II Anjongan, Kalimantan Barat.