Salah satu simbol yang dipakai dalam Perayaan Paskah di seluruh dunia adalah “Telor Paskah”. Ada banyak makna yang dapat dipetik, mengapa telor dipakai sebagai simbol bagi umat kristiani untuk mengenang kebangkitan Tuhan. Lalu, bagaimana sejarah mula simbol ini?
Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa di mana telur merupakan simbol musim semi. Pada masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi. Bagi mereka, telur menandakan dimulainya tahun yang baru.
Pada abad-abad pertama kekristenan, tradisi ini sulit dihapus. Hal ini karena hari Paskah memang kebetulan jatuh pada setiap awal musim semi. Di kalangan masyarakat Indo-Eropa, perayaan musim semi selalu dirayakan dengan meriah. Sukacita ini mengiringi kegembiraan meninggalkan musim dingin. Tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh dan bermekaran. Suasana keceriaan seperti ini menjadi saat yang tepat untuk membagi-bagikan hadiah.
Di situlah, dimulai tradisi membagi-bagikan telur pada saat Paskah tiba. Seiring waktu, membagi-bagikan telur pada hari Paskah akhirnya diterima oleh Gereja sebagai sebuah tradisi Paskah. Pembagian telor ini, selain untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambaran atau simbol akan adanya kehidupan.
Dalam Kristen, telor mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu di mana Yesus keluar menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya. Selain itu, ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa Paskah, yaitu karena dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Prapaskah.
Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah dan meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah. Begitulah, tradisi menggunakan telur sebagai simbol Paskah akhirnya mendunia dan selalu hadir dalam setiap Perayaan paskah hingga kini.
Antonius E. Sugiyanto
Foto – Telor Paskah
Dok. IST