NAPOLI, Pena Katolik – Relikui Beato Rosario Livatino, seorang hakim Katolik yang dibunuh secara brutal oleh Mafia pada tahun 1990, akan dibawa ke penjara di Napoli pada hari Sabtu, 2 Maret 2024. Relikui Beato Livatino akan berkeliling di beberapa kota di Italia selatan yang selama ini dikenal sebagai kota tempat terjadinya kejahatan terorganisir.
Keuskupan Agung Napoli telah menyelenggarakan kampanye doa pada tanggal 1-4 Maret di seluruh sekolah, penjara, dan gereja dengan relik Beato Livatino, yang dibeatifikasi di Sisilia pada tahun 2021. Pastor Vittorio Sommella, Kepala Paroki Katedral Napoli, menyatakan harapannya agar kaum muda di kota tersebut khususnya akan tersentuh oleh kesaksian Beato Livatino.
“Di kota di mana semakin banyak generasi muda yang berperang melawan generasi muda di bawah todongan senjata, contoh Hakim Rosario [Livatino] mendorong kita untuk berbuat lebih banyak,” kata Pastor Sommella kepada surat kabar Italia Il Mattino.
Di Napoli, mafia yang disebut Camorra, dikenal sebagai rentenir di lingkungan miskin. Mereka memeras bisnis lokal selain memiliki bisnis di perdagangan narkoba, pemalsuan, dan pencucian uang.
Uskup Agung Napoli, Mgr. Domenico Battaglia sering bersuara menentang mafia. Ia mengecam mafia dan menganggapnya seperti kanker, “jejak darah” yang ditinggalkannya di seluruh kota.
“Dia menginspirasi kita untuk berkomitmen sebagai Gereja dan sebagai masyarakat sipil untuk menemukan kembali nilai-nilai keabsahan dan keadilan,” tambahnya.
Jaksa dan Martir
Pada usia 37 tahun, Beato Livatino menjabat sebagai hakim di Pengadilan Agrigento. Beato Livatino bekerja sebagai jaksa di Sisilia yang menangani aktivitas kriminal Mafia sepanjang tahun 1980-an. Ia menentang apa yang kemudian disebut orang Italia sebagai “Tangentopoli,” yaitu suap dari mafia yang korup.
Beato Livatino sedang mengemudi tanpa pengawalan menuju gedung pengadilan Agrigento ketika mobil lain menabrak kendaraannya. Tabrakan itu membuatnya keluar dari jalan raya. Dia lari dari kendaraan, tetapi ditembak dari belakang dan kemudian dibunuh dengan lebih banyak tembakan.
Pelaku pembunuhan Beato Livatino dipercaya adalah Matteo Messina Denaro, salah satu gembong mafia yang terlibat dalam beragam aksi pembunuhan pada masa itu. Setelah buron lebih dari 30 tahun, Messina ditangkat beberapa tahun lalu. Ia lalu meninggal di sebuah rumah sakit karena kanker ganas, ketika pengadilan atas dirinya masih berjalan.
Saat ini sebuah plakat di jalan raya menandai tempat di mana Beato Livatino dibunuh. Bunyinya: “Martir Keadilan”. Paus Fransiskus meninggikan gelar ini pada tahun 2020 ketika ia mengakui hakim tersebut sebagai seorang martir yang dibunuh “karena kebencian terhadap iman”.
Relikui Beato Livatino akan tiba di Katedral Maria Diangkat ke Surga di Napoli pada Jumat pagi. Imam Kepala Basilika St. Petrus, Kardinal Angelo Comastri kemudian akan memimpin pengacara dan hakim setempat di Jalan Salib di hadapan relikuinya di katedral pada malam hari. Relikui tersebut akan dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan Giuseppe Salvia pada Sabtu pagi untuk didoakan bersama para narapidana serta ke pusat penahanan remaja.
Keluarga korban kejahatan kekerasan juga akan memiliki kesempatan untuk berdoa bersama relik tersebut di katedral selama akhir pekan. Beato Livatino dimakamkan di kapel pemakaman di kampung halamannya di Canicattì, Sisilia. (AES)