JAKARTA, Pena Katolik – Hari Cinta Kasih atau Valentinus diperingati setiap 14 Februari. Sering terbersit apakah benar perayaan ini terkait dengan St. Valentinus, uskup dan martir dari abad pertengahan? Juga apakah tradisi peringatan hari Cinta Kasih ini berasal dari Gereja Katolik?
Meskipun tanggal pasti kelahirannya tidak diketahui, diyakini bahwa St. Valentinus hidup pada periode akhir abad ke-2 dan awal abad ke-3 Masehi. Sejarawan masih belum yakin apakah perayaan St. Valentinus saat ini didasarkan pada satu atau dua martir Kristen yang dieksekusi oleh Kaisar Claudius II Gothicus pada sekitar tahun 270 M.
Martir Cinta Kasih
Santo Valentinus (Italia: San Valentino) adalah seorang santo dari abad ke-3, yang diperingati dalam Gereja Katolik pada tanggal 14 Februari dan dalam Gereja Ortodoksi Ritur Timur setiap tanggal 6 Juli.
Sejak Abad Pertengahan, Hari Raya St. Velentinus telah dikaitkan dengan “hari cinta kasih”. Ia juga merupakan santo pelindung penderita epilepsi, dan peternak lebah. Santo Valentinus adalah seorang imam dan uskup yang hidup pada masa Kekaisaran Romawi. Saat itu, ia melayani umat Kristen yang teraniaya. Ia menjadi martir dan jenazahnya dimakamkan di Via Flaminia pada tanggal 14 Februari. Hari itu lah yang kemudian dari waktu ke waktu diperingati sebagai Hari Raya Santo Valentinus. Pemilihan tanggal ini setidaknya dimulai sejak abad kedelapan.
Makam St. Valentinus awalnya di Gereja San Valentino di Roma sebelum dipindahkan ke Gereja Santa Fransedes pada masa Paus Nicholas IV. Saat ini, Relikui St. Valentinus yang dimahkotai bunga ada di Basilika Santa Maria di Cosmedin, Roma. Religui lainnya disimpan di Gereja Karmelit di Dublin, Irlandia. Gereja-gereja ini sampai saat ini menjadi tempat ziarah yang populer, khususnya pada Hari Santo Valentinus.
, bagi mereka yang mencari cinta. Setidaknya ada dua Santo Valentinus yang berbeda disebutkan dalam para martirologi awal.[9] Bagi Santo Valentinus dari Roma, bersama dengan Santo Valentinus dari Terni, “ringkasan tindakan kedua orang kudus tersebut ada di hampir setiap gereja dan biara di Eropa”, menurut Profesor Jack B. Oruch dari Universitas Kansas.[10]
Menurut legenda, St. Valentinus adalah seorang imam dan pujangga Gereja yang membantu orang-orang Kristiani selama masa penganiayaan di xaman Romawi. Ia terutama membantu pasangan yang akan menikah, suatu tindakan yang saat itu dianggap sebagai pelanggaran. Tindakan heroic inilah yang menyebabkan St. Valentinus dipenjara dan kemudian dibunuh.
Pada tahun 496 M, Paus Gelasius mendeklarasikan tanggal 14 Februari sebagai Hari Raya Santo Valentinus. Ia menetapkan peringatan ini untuk menggantikan satu tradisi kafir yang berkaitan dengan kesehatan dan kesuburan. Seiring berjalannya waktu, Hari Raya Santo Valentinus menjelma menjadi hari untuk merayakan cinta.
Para peneliti di Universitas North Carolina di Chapel Hill mengaitkan hubungan cinta romantis dengan Hari Valentinus dengan penyair Inggris Geoffrey Chaucer. Puisi Geoffrey Chaucer abad ke-14, “Parlement of Foules,” menceritakan kisah sekelompok burung yang berkumpul pada Hari Raya St. Valentinus untuk mencari pasangan. Sampai kini, Gereja Katolik masih memasukkan nama St. Valentinus di daftar para martir.
Kini, Hari Valentine terus dirayakan secara global dan telah berkembang melampaui tembok-tembok Gereja. Tradisi Hari Valentine menjadi ungkapan universal untuk mengungkapkan rasa sayang. (AES)