Senin, November 18, 2024
26.1 C
Jakarta

Dari mana datangnya abu Rabu Abu?

VATIKAN, Pena Katolik –  “Ingatlah bahwa kamu adalah debu, dan kamu akan kembali menjadi debu.” Atau, “Bertobat dan percaya pada Injil.” Pada Rabu Abu, jutaan umat Katolik di seluruh dunia akan mendengar salah satu dari dua pemberkatan ini, ketika seorang imam membubuhkan abu di dahi mereka sebagai tanda salib.

Tapi dari mana tepatnya abu, bubuk hitam atau abu-abu, itu berasal? Sesuai instruksi Misale Romanum, abu biasanya dibuat dari cabang palem Minggu Palem tahun sebelumnya. Cabang-cabang ini kemudian dibakar menjadi bubuk halus. Pada saat digunakan, abu akan dicampur dengan air suci atau minyak krisma sehingga berbentuk pasta. Di belahan dunia lain, terkadang abu kering ditaburkan di atas kepala.

Setiap paroki dapat membakar daun palma kering yang dikumpulkan dari rumah umat yang bersasal dari Minggu Palma tahun sebelumnya.

Mengapa palma ini harus dari Minggu Palem tahun sebelumnya. Ada makna liturgis dalam penggunaan daun palem dari Minggu Palem ini, berbeda dengan bahan lainnya, untuk membuat abu Rabu Abu.

Abu yang terbuat dari palem mengingatkan pada masa Prapaskah. Cabang-cabang itu menandakan Pekan Suci, penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus. Pesta Minggu Palem terjadi di awal Pekan Suci, yang mengarah ke Paskah. “Kemudian itu membantu kita mengidentifikasi diri dengan [Yesus] dalam Masa Prapaskah. Ini menghubungkan kita dengan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus sendiri.

Abu juga telah lama menjadi simbol pertobatan dan pertobatan, tradisi ini sudah ada sejak Perjanjian Lama. Abu adalah simbol Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang pertobatan, dukacita atas dosa-dosa kita, kesadaran akan kelemahan dan kefanaan. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini