ZHENGZHOU, Pena Katolik – Mgr. Thaddeus Wang Yuesheng ditahbiskan menjadi Uskup Zhengzhou, Tiongkok, pada hari Kamis, 25 Januari 2024. Peristiwa ini mengakhiri sede vacante di keuskupan itu yang telah berlangsung selama 70 tahun.
Kantor Pers Tahta Suci mengumumkan bahwa Mgr. Wang diangkat oleh Paus Fransiskus sebagai Uskup Zhengzhou pada 16 Desember 2023. Keputusan tersebut diambil dalam kerangka Perjanjian Sementara antara Takhta Suci dan Republik Rakyat Tiongkok.
Vatican Fides melaporkan bahwa pengangkatan Mgr. Wang juga didukung berbagai komponen Gereja lokal, sesuai dengan semangat sinodalitas. Dalam pernyataan yang dipublikasikan di situs resmi Konferensi Waligereja Gereja Katolik di Tiongkok (BCCC), pada tanggal 22 Maret 2022, Mgr. Wang diumumkan secara resmi sebagai uskup di Keuskupan Zhengzhou.
Mgr. Wang lahir di Kota Zhumadian di Provinsi Henan, Tiongkok Tengah pada bulan 27 Februari 1966. Ia belajar di seminari antara tahun 1987 dan 1993 dan ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 27 Oktober 1993. Sejak Desember 2011, ia menjadi pastor paroki di Distrik Huiji, Zhengzhou. Ia juga sempat menjadi Ketua Asosiasi Patriotik Katolik Henan dan Wakil Direktur Komite Urusan Akademik. Pada Januari 2013, dia terpilih sebagai rektor Keuskupan Zhengzhou, yang lowong.
Bekas Ladang Karya Xaverian
Penunjukan Mgr. Wang, yang berusia 58 tahun, menandai perubahan sejak Keuskupan Zhengzhou tidak memiliki uskup dari sejak tahun 1950-an. Keuskupan Zhengzhou didirikan pada tanggal 11 April 1946, sesuai dengan konstitusi apostolik Paus Pius XII, Quotidie Nos, yang menetapkan hierarki resmi untuk Gereja Tiongkok.
Pada tahun yang sama, Misionaris Xaverian kelahiran Italia, Mgr. Faustino Tissot SX, diangkat menjadi Uskup Zhengzhou. Ketika berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada bulan Oktober 1949, Partai Komunis Tiongkok (PKT) melaksanakan kampanye untuk mengisolasi Gereja lokal dari Roma dengan mengusir para imam, misionaris, dan uskup asing.
Pada tahun 1953, Mgr. Tissot dan 16 imam asing lainnya diusir. Sejak saat itu, Keuskupan Zhengzhou tersebut kosong secara fungsional. Pengelolaan keuskupan kemudian dilanjutkan oleh enam imam Tiongkok, yang berlanjut hingga Revolusi Kebudayaan Mao Zedong. Saat itu, semua kegiatan dan perayaan keagamaan dihentikan, dan gereja-gereja terpaksa ditutup.
Setelah kematian Mao pada tahun 1976, Deng Xiaoping menjadi pemimpin terpenting dan meresmikan periode “keterbukaan”. Saat itu, di Tiongkok dimungkinkan dimulainya kembali aktivitas keagamaan. Beberapa gereja dibuka dan beberapa lagi dibangun di Zhengzhou dan seluruh daratan Tiongkok.
Menurut pernyataan BCCC, 25 Januari 2024 penahbisan ini uskup berlangsung di Gereja Bunda Maria dari Lourdes Qinghuayuanlu. Misa tersebut dipimpin oleh Uskup Shanghai, Mgr. Joseph Shen Bin sebegai penahbis utama. Ia didampingi, Mgr. Yang Yongqiang, Mgr. Anyang Zhang Yinlin, dan Uskup Nanyang, Mgr. Peter Jin Lugang.
Lebih dari 300 imam, biarawati, dan umat dari seluruh keuskupan di provinsi tersebut telah berpartisipasi dalam liturgi tersebut.
Pada bulan Juli 2023, Menteri Luar Negeri Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, mengumumkan keputusan Paus untuk mengatur penunjukan uskup dalam rangka “memperbaiki ketidakteraturan kanonik yang terjadi di Shanghai. (AES)