VATIKAN, Pena Katolik – Pada Pesta Pembaptisan Tuhan, 7 Januari 2024, Paus Fransiskus membaptis 16 bayi dan memimpin Misa di bawah lukisan dinding karya Michelangelo di Kapel Sistina Vatikan. Dalam homili singkatnya, Paus mengatakan bahwa baptisan adalah “hadiah terindah” yang dapat diberikan orang tua kepada anak-anak mereka.
“Kita di sini untuk membaptis, untuk memberikan karunia iman kepada bayi kita. Mereka adalah pemeran utama dalam upacara ini — mereka dapat berbicara, berjalan, berteriak… karena ini adalah perayaan mereka. Mereka akan menerima anugerah terindah, anugerah iman, anugerah Tuhan,” kata Paus Fransiskus.
Benar saja, selama upacara pembaptisan itu, anak-anak dengan ceria berjalan ke sana ke mari menunjukkan kegembiraan baptisan.
“Mereka adalah tokoh protagonis karena hari ini mereka juga akan memberi kita kesaksian tentang bagaimana menerima iman: dengan kepolosan, dengan keterbukaan hati,” tambahnya.
Setelah homili, paduan suara Kapel Sistina menyanyikan Litani Para Kudus sebagai persiapan pembaptisan. Paus Fransiskus menggunakan cangkir berbentuk cangkang emas untuk menuangkan air baptisan ke atas kepala setiap bayi di bawah lukisan dinding “The Last Judgment” karya Michelangelo setinggi 48 kaki.
Paus mengatakan kepada para orang tua untuk membiarkan bayi mereka menangis selama Misa, sambil bercanda bahwa begitu satu bayi menangis maka “konser akan dimulai.”
Mgr. Fernando Vérgez Alzaga, presiden Kegubernuran Negara Kota Vatikan menjadi selebran utama. Misa itu juga dihadiri Kardinal Konrad Krajewski, sebagai konselebran. Kardinal Krajewski juga membantu mengenakan pakaian putih kepada setiap anak setelah mereka dibaptis untuk melambangkan bahwa anak tersebut telah “mengenakan Kristus” dan bangkit bersama Tuhan.
Pesta Pembaptisan Tuhan memperingati pembaptisan Yesus di Sungai Yordan oleh St. Yohanes Pembaptis. Katekismus Gereja Katolik menggambarkan baptisan sebagai dasar seluruh kehidupan Kristiani, pintu gerbang menuju kehidupan dalam Roh, dan pintu yang memberikan akses kepada sakramen-sakramen lainnya.
St Yohanes Paulus II memulai tradisi kepausan untuk membaptis anak-anak di Kapel Sistina pada Hari Raya Pembaptisan Tuhan pada 11 Januari 1981. Upacara awalnya berlangsung di Kapel Pauline di Istana Apostolik tetapi dipindahkan ke Kapel Sistina pada tahun 1983. Acara ini awalnya diperuntukkan bagi bayi-bayi Garda Swiss tetapi kemudian diperluas hingga mencakup anak-anak pegawai Vatikan.
Untuk memenuhi syarat, anak-anak harus berusia di bawah satu tahun dan orang tua mereka harus menikah di Gereja Katolik. Setiap anak didampingi di Kapel Sistina oleh orang tuanya, saudara kandung, ayah baptis, dan ibu baptisnya. Kelompok keluarga menghadiri latihan sebelum upacara. Selama acara tersebut, Vatikan menyediakan meja ganti bayi di ruangan terdekat di Istana Apostolik.
Dalam homilinya, Paus Fransiskus menghimbau para orang tua untuk tidak khawatir jika anaknya menangis atau rewel saat Misa. Paus Fransiskus mengingatkan para wali baptis yang hadir akan tanggung jawab mereka untuk membantu bayi-bayi yang baru dibaptis untuk bertumbuh dalam iman.
“Saya meminta Anda untuk mendampingi mereka saat mereka bertumbuh karena ini adalah cara yang bagus untuk membantu agar iman tumbuh dalam diri mereka,” ujarnya. “Terima kasih banyak atas kesaksian Anda, karena telah membawa mereka ke sini untuk menerima iman.”
Di akhir Misa, Paus Fransiskus mendorong para orang tua agar anak-anak mereka merayakan tanggal pembaptisan mereka setiap tahun seperti hari ulang tahun.
“Beri tahu mereka tanggal pembaptisan. Itu adalah tanggal lahir. Tanggal lahir itu seperti hari ulang tahun. Saat dibaptis, saya menjadi seorang Kristen. Ajarkan hal ini kepada anak-anak untuk merayakannya setiap tahun,” ujarnya.