Jumat, November 22, 2024
27.1 C
Jakarta

Pertumbuhan Umat Kristen di Tiongkok Mengalami Stagnasi

Katedral Hati Kudus Yesus di Guangzhou Tiongkok. IST

BEJING, Pena Katolik – Antara tahun 2010 dan 2018, jumlah orang dewasa Tiongkok yang secara resmi menganut agama Kristen tetap stabil di angka sekitar 2%. Populasi umat Kristen di Tiongkok tampaknya telah berhenti berkembang setelah meningkat pesat pada tahun 1980-an dan 1990-an. Hal ini mungkin juga karena banyak orang yang menyembunyikan identitas Kristen mereka untuk menghindari penganiayaan di negara yang dikuasai komunis.

Data yang tersedia dari Survei Sosial Umum Tiongkok (CGSS) menunjukkan bahwa antara tahun 2010 dan 2018, jumlah orang dewasa Tiongkok yang secara resmi menganut agama Kristen tetap stabil di kisaran dua persen, menurut Pew Research Center yang berbasis di AS dalam sebuah analisis pada 12 Desember.

Dengan populasi 1,4 miliar jiwa, Tiongkok secara resmi memiliki 28 juta umat Kristen. Sekitar 90 persen umat Kristen di Tiongkok beragama Protestan. Tiongkok melarang agama selama Revolusi Kebudayaan tahun 1960an. Namun pembatasan tersebut dicabut pada tahun 1980an.

Data pemerintah menunjukkan bahwa populasi Kristen meningkat dari 6 juta pada tahun 1982 menjadi 14 juta pada tahun 1997, suatu pertumbuhan yang luar biasa dibandingkan dengan peningkatan 22 persen populasi nasional pada saat itu. Pada tahun 2010, terdapat 23 juta umat Protestan di Tiongkok, menurut data resmi.

Para peneliti mengatakan bahkan dengan perkiraan konservatif, terdapat sekitar 40 juta umat Kristen di Tiongkok saat ini. Dilaporkan juga adanya peningkatan jumlah umat Kristen yang beribadat di gereja-gereja “bawah tanah” atau “rumah”, yang tidak terdaftar dalam asosiasi Katolik dan Protestan yang didukung negara (Asosiasi Patriotik Katolik dan Gerakan Patriotik Tiga-Diri).

Kelompok agama yang tidak terdaftar termasuk gereja rumah Kristen telah menghadapi tindakan keras yang intensif di Tiongkok sejak Xi Jinping menjadi presiden dan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Xi mengadopsi serangkaian undang-undang yang represif untuk mengekang dan menghalangi kegiatan keagamaan, kata kelompok hak asasi manusia.

Data terbaru CGSS menunjukkan populasi umat Kristen sudah stabil. Survei CGSS, yang dilakukan pada tahun 2021 di tengah pandemi Covid-19, tidak menunjukkan kebangkitan agama Kristen karena hanya satu persen dari mereka yang disurvei mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Kristen.

Hal ini sangat kontras dengan peningkatan religiusitas yang dilaporkan di Tiongkok selama pandemi. Data survei tahun 2021 tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan gelombang sebelumnya karena wabah COVID-19 di beberapa wilayah di Tiongkok membuat cakupan yang sama seperti pada gelombang sebelum pandemi tidak mungkin tercapai, jelas analisis tersebut.

Survei menunjukkan bahwa lebih banyak orang dewasa di Tiongkok yang menganut kepercayaan Kristen dibandingkan menganut agama tersebut. Dalam survei China Family Panel Studies pada tahun 2018, misalnya, tiga persen responden melaporkan secara eksklusif percaya kepada Tuhan Kristen, kata analisis tersebut.

Empat persen lainnya mengatakan mereka percaya pada Tuhan Kristen dan setidaknya satu dewa non-Kristen lainnya. Secara lebih luas, semua perkiraan berdasarkan survei terhadap populasi Kristen di Tiongkok mungkin bersifat konservatif.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini