KEUSKUPAN Agung Semarang (KAS) merupakan sebuah Metropolit Provinsi Gerejani dalam kesatuan dengan tiga keuskupan sufragan di dekatnya, yaitu Keuskupan Malang, Keuskupan Surabaya dan Keuskupan Purwokerto. KAS saat ini meliputi 504.000 umat Katolik. Umat ini tersebar di sebagian wilayah Jawa Tengah dan sebagian lain ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sejarah awal KAS dimulai pada 25 Juni 1940, dengan ditetapkannya Vikariat Apostolik Semarang dengan uskup pertama Mgr Albertus Soegijapranata SJ. Mgr Soegijapranata juga merupakan Uskup Pribumi pertama di Nusantara. Dengan penetapan ini maka penggembalaan umat di Sekitar Jawa Tengah terpisah sepenuhnya dengan Vikariat Apostolik Batavia.
Sejak 3 Januari 1961, seluruh vikariat apostolik di Nusantara berubah statusnya menjadi provinsi gerejawi. Titik ini menjadi kelahiran hierarki di Indonesia. Maka sejak saat ini Vikariat Apostolik Semarang berubah statusnya menjadi KAS.
Namun demikian sudah sejak tahun 1808, Semarang telah menjadi stasi dari Prefektur Apostolik Batavia dimana Pastor L. Prinsen bertugas melayani saat itu. Pada 1859 Ambarawa menjadi stasi baru dengan datangnya imam-imam Serikat Jesus. Menyusul kemudian pada 1865 Jogjakarta menjadi stasi baru dan juga disusul kemudian Magelang.
Pastor Fransiskus Georgius J. van Lith, SJ mendirikan sekolah guru di Muntilan pada 1904. Jasa Romo Van Lith tercatat karena pembaptisannya kepada sekitar 100 orang di Sendang Sono yang menjadi salah satu tonggak perkembangan umat Katolik di Jawa Tengah. Penyebaran para guru selanjutnya menyebabkan Gereja Katolik berkembang lebih pesat di Jawa Tengah dan juga di seluruh Jawa. Seminari Menengah didirikan di Muntilan pada 1911 dan nantinya pindah ke Mertoyudan. Pada 1936 didirikan Seminari Tinggi di Yogyakarta.
Saat ini KAS memiliki Uskup Baru yang ditahbiskan 19 Mei 2017 di Lapangan Bayangkara, Akpol Semarang. Saat ini umat Katolik di KAS tersebar dalam 88 paroki di empat kevikepan.