Pada bulan November 1223, tiga tahun sebelum kematiannya, Santo Fransiskus berada di Roma untuk menunggu persetujuan Paus Honirius III atas Regula Ordo yang didirikannya. Peraturan-peraturan ini akan menjadi versi terakhir dari anggaran dasar para biarawannya.
Di dekat Roma, ada sebuah kota kecil Bernama Grecco. Fransiskus sudah sangat akrab dengan kota perbukitan Greccio, sekitar 50 mil sebelah utara Roma. Desa ini adalah wilayah perbukitan. Ia pertama kali tiba di sana lebih dari satu dekade sebelumnya. Sering, ia kembali untuk memberi kabar kepada orang-orang di pedesaan sekitarnya.
Akhirnya, sebuah pertapaan dibangun untuk St. Fransiskus tidak jauh dari luar kota. Dalam biografi pertama Santo Fransiskus, yang ditulis Bruder Thomas dari Celano, pendiri Ordo Fransiskan itu ingin “menghadirkan” kelahiran Yesus di Betlehem ke kampung sederhana, Greccio. Entah bagaimana caranya, sedemikian rupa, sehingga, dengan mata jasmani, setiap orang dapat melihat apa yang dialami Yesus, bayi yang baru lahir. Fransiskus ingin menghadirkan bagi umat, adegan bagaimana Bayi Yesus berbaring di palungan di antara lembu dan keledai.
Demikianlah, sebuah “Gua Natal” pertama yang pernah dibuat. Pada bulan Desember 1223, di tebing berbatu tak jauh dari luar Greccio, orang berbondong-bondong melihat pemandangan sederhana saat Misa Natal. Di Malam Natal itu, Santo Fransiskus, mewartakan Injil dan membawakan homily tentang kelahiran Yesus yang “sederhana” dan hangat.
Oleh-Oleh dari Yerusalem
Bertekad untuk membawa Injil kepada semua orang dan membiarkan Tuhan mempertobatkan mereka Fransiskus dalam beberapa kesempatan berusaha menyebarkan pesannya ke luar Italia. Pada akhir musim semi tahun 1212, ia berangkat ke Yerusalem, tetapi kapalnya karam oleh badai di Pantai Dalmatian. Hal ini memaksanya untuk kembali ke Italia. Pada tahun 1213, Fransiskus berlayar ke Maroko, namun penyakit memaksanya menghentikan perjalanannya saat berada di Spanyol.
Pada tahun 1219, ditemani oleh Friar Illuminatus dari Arce dan berharap untuk mengubah Sultan Mesir atau menjadi martir dalam usahanya, Fransiskus pergi ke Mesir selama Perang Salib Kelima. Pada tanggal 29 Agustus 1219, kedua belah pihak yang berseteru dalam perang menyetujui gencatan senjata yang berlangsung selama empat minggu.
Mungkin selama jeda ini Fransiskus dan rekannya melintasi garis batas umat Islam dan dibawa ke hadapan Sultan. Sultan menerima Fransiskus dengan ramah dan Fransiskus berkhotbah kepada umat Islam. Ia kembali tanpa cedera.
Sultan lalu memberi izin kepada Fransiskus untuk mengunjungi tempat-tempat suci di Tanah Suci dan bahkan berkhotbah di sana. Karena peristiwa-peristiwa di Yerusalem ini, para Fransiskan telah hadir di Tanah Suci hampir tanpa henti sejak tahun 1217. Mereka menerima konsesi dari Sultan Mameluke pada tahun 1333. Mereka akhirnya menjadi penjaga Tempat Suci tertentu di Yerusalem dan Betlehem.
Sepulangnya dari Yerusalem, Fransiskus tidak datang dengan tangan kosong. Kandang natal pertama di Grecco adalah “oleh-oleh” yang dibawa Fransiskus dari Tanah Suci. Kunjungan ke Betlehem ini tentunya memperdalam pengabdiannya kepada Kanak-kanak Yesus, yang lahir ke dunia dalam kemiskinan sempurna, kerendahan hati, dan kesederhanaan.
Mukjizat Gua Natal Grecco
Di malam itu, api menyulut suasana gelap sementara massa datang ke lokasi sambil membawa lilin dan obor. Seorang saksi mata mengatakan keajaiban terjadi pada Misa malam itu. Giovanni Veleti menegaskan bahwa dia melihat bayi sungguhan muncul di palungan yang kosong, dan Fransiskus menggendong bayi lucu itu, mendekapnya di dadanya dalam pelukan.
Pada periode berikutnya, mukjizat lain dilaporkan. Ketika seseorang menyentuh jerami di palungan tempat itu, seketika Kanak-kanak Yesus menampakkan diri. Penyembuhan yang ajaib terjadi setelah potongan jerami ditaruh pada hewan yang sakit atau wanita yang bekerja dalam kesulitan.
Santo Fransiskus dari Assisi mempunyai devosi khusus kepada Kanak-kanak Yesus. Pengabdiannya yang kuat menginspirasi dia untuk menciptakan Kandang Natal pertama pada Malam Natal tahun 1223. Santo Fransiskus menciptakan kembali adegan kelahiran Kristus dalam sebuah upacara khusus dan Misa yang ia selenggarakan di dalam sebuah gua di Greccio. Saat itu, ia mengundang rekan-rekan biarawannya dan warga kota untuk bergabung dalam perayaan tersebut.
“Saya ingin melakukan sesuatu yang dapat mengingatkan kenangan akan Anak yang dilahirkan di Betlehem. Ini untuk melihat dengan mata jasmani ketidaknyamanan masa kanak-kanaknya, bagaimana ia dibaringkan di palungan, dan bagaimana lembu dan keledai berdiri di sana,” demikian Fransiskus menjelaskan kepada setiap orang yang hadir malam itu.
Demikianlah, Kandang Natal pertama di dunia diciptakan, di sebuah desa kecil di pinggiran Roma. Kandang Natal dan kesederhanana sebuah desa menjadi satu kombinasi indah untuk menjadikan kenangan akan “Malam Kudus” menjadi abadi.
Pemandangan Kandang Natal pertama juga dikaitkan dengan penampakan Bayi Yesus kepada mereka yang berkumpul bersama Santo Fransiskus pada hari itu. Ini pastilah cara Yesus memberikan berkat-Nya kepada Kandang Natal, suatu hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Pada kesempatan lain, Bonaventure bercerita, ada seorang prajurit yang gagah berani dan jujur, Yohanes dari Grecio, yang demi kasih Kristus, telah meninggalkan peperangan di dunia ini, dan menjadi sahabat baik Bonaventura. Prajurit itu menegaskan bahwa ia melihat seorang Bayi yang sangat cantik, sedang tidur di dalam palungan. Bayi itu dipeluk oleh Fransiskus dengan kedua tangannya. Seolah-olah, Fransiskus akan membangunkan-Nya dari tidur.
Penglihatan tentang prajurit yang saleh ini dapat dipercaya. Hal ini bukan hanya karena kesucian orang yang melihatnya, tetapi juga karena mukjizat yang kemudian menegaskan kebenarannya.
Natal Sederhana
Kandang Natal yang dibuat Fransiskus berupa sebuah palungan kosong, tempat makan hewan ternak yang berfungsi sebagai tempat tidur Yesus. Fransiskus meletakkan di dalam sebuah gua, dan bahkan memasukkan seekor lembu dan keledai hidup di samping palungan, seperti yang diyakini terjadi pada malam Natal pertama itu.
Santo Fransiskus secara menciptakan kembali adegan kelahiran Yesus yang asli untuk mengatasi keserakahan dan materialisme yang merajalela pada saat itu di Italia ketika itu. Ia ingin memberikan kesan yang lebih mendalam kepada semua orang tentang bagaimana Yesus datang ke dunia dalam kemiskinan dan kesederhanaan. Ini adalah perspektif khas dari karisma unik Fransiskus, yaitu spiritualitas yang sederhana dan berpusat pada kemiskinan.
Kandang Natal ini dibuat tiga tahun sebelum ia wafat. Fransiskus ingin menggairahkan penduduk Grecco untuk memperingati kelahiran Bayi Yesus dengan penuh pengabdian. Ia menyiapkan palungan, dan membawa jerami, seekor lembu, dan seekor keledai ke tempat yang telah ditentukan. Fransiskus memanggil saudara-saudara seordo, selain itu orang-orang berlarian bersama-sama, hutan bergema dengan suara mereka, dan malam itu dibuat mulia dengan banyaknya cahaya yang cemerlang serta mazmur pujian yang nyaring.
“Pemandangan yang sangat indah. Setiap kali kita bertemu di gereja kita untuk mengikuti kontes kelahiran Yesus atau menyaksikan adegan kelahiran Yesus secara langsung, atau di sekitar dekorasi kelahiran Yesus untuk waktu berdoa, kita berpartisipasi dalam tradisi Katolik yang telah berusia berabad-abad.”
St Bonaventure menceritakan tentang devosi pribadi Santo Fransiskus dari Assisi kepada Bayi Yesus yang memicu peristiwa ini. Kemudian dia berkhotbah kepada orang-orang di sekitar kelahiran Raja yang malang itu; dan karena tidak mampu mengucapkan nama-Nya karena kelembutan kasih-Nya, Dia menamai Dia Bayi Betlehem.
Grecco Hari ini
Lokasi pertama Gua Natal di Grrecco masih dapat dilihat hingga saat ini. lokasinya ada di pertapaan dan tempat suci Fransiskan di luar Pusat Kota Grecco. Lokasi itu ada di sebuah tumpukan batu yang di atasnya terdapat altar untuk merayakan Misa. Kini, lokasi itu dan dihiasi dengan lukisan dinding yang menggambarkan kelahiran Yesus.
Setiap tahun saat Natal, masyarakat Greccio mengadakan peragaan ulang sejarah Santo Fransiskus dan Kandang Natal yang pertama secara langsung. Pertunjukan tersebut, yang memasuki tahun ke-49, akan berlangsung tahun ini pada tanggal 24, 26, dan 28 Desember dan pada 1, 6, 7, dan 8 Januari. (Antonius Eko Sugiyanto)