JAKARTA, Pena Katolik – Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, meninggal dunia pada Minggu 19 November 2023. Berita ini diungkapkan Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Ende, Romo Daslan Yosef, Minggu malam.
“Dalam rasa duka yang mendalam kami menyampaikan kabar dukacita bahwa Bapak Uskup kita Mgr Vincentius Sensi Potokota telah berpulang ke rumah Bapa pada jam 18.21 WIB,” ujar Romo Daslan dalam keterangannya.
Sebelumnya diketahui, bahwa Mgr. Vincentius dirawat di Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat karena sakit. Dalam Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang berakhir seminggu lalu di Jakarta, ia bahkan tidak ikut serta. Kesehatan Mgr. Vincentius semakin memburuk hingga akhirnya ia meninggal saat masih dirawat di rumah sakit.
Romo Daslan meminta doa bagi keselamatan Mgr. Vincentius. Ia juga menginformasikan hal terkait rencana Misa Requem dan pemakaman.
“Hal-hal lain berkaitan dengan peristiwa dukacita ini akan disampaikan secara resmi oleh pihak Keuskupan Agung Ende,” ucapnya.
Sampai berita ini diturunkan, diinformasikan bahwa jenazah masih disemayamkan di Katedral St Maria Diangkat ke Surga, Jakarta. Malam ini akan diadakan Misa Requem untuk Mgr. Vincentius yang dimpimpin Kardinal Ignatius Suharyo dan diikuti beberapa uskup yang saat ini berada di Jakarta. Besok, jenazah akan diberangkatkan ke Ende, Nusa Tenggara Timur. Informasi terkait pemakaman masih belum diinformasikan oleh pihak Keuskupan Agung Ende.
Uskuo yang Dipindahkan
Mgr. Vincentius menjadi Uskup Agung Ende sejak tahun 2007. Sebelumnya, Ia adalah Uskup Maumere yang ditahbiskan pada 14 desember 2005. Baru dua tahun menjabat prelatus di Keuskupan Maumere, ia dipindahtugaskan di Keuskupan agung Ende untuk menggantikan Mgr. Longinus da Cunha yang wafat pada 6 April 2006.
Mgr. Vincentius ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Agung Ende pada tanggal 11 Mei 1980. Saat itu, ia memilih moto “Tetapi bukan kehendakku yang terjadi melainkan kehendak-Mu.”
Ia terpilih menjadi Uskup di Keuskupan Maumere pada tanggal 14 Desember 2005. Ia adalah Uskup Maumere pertama yang diangkat bersamaan dengan pendirian keuskupan itu, sebagai pemekaran dari Keuskupan Agung Ende. Ia menerima tahbisan episkopal pada 23 April 2006, dengan Penahbis Utama Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J., sementara Uskup Weetebula, Gerulfus Kherubim Pareira, S.V.D., dan Uskup Pangkal Pinang, Hilarius Moa Nurak, S.V.D. menjadi Uskup Penahbis Pendamping.
Selama hidupnya, ia bertindak sebagai Uskup Penahbis Utama dalam penahbisan Uskup Denpasar, Mgr. Silvester Tung Kiem San pada 19 Februari 2009. Ia kemudian menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Edmund Woga CSsR sebagai Uskup Weetebula pada 16 Juli 2009 dan bagi Mgr. Hubertus Leteng sebagai Uskup Ruteng pada 14 April 2010. Pada 26 September 2018, Mgr. Sensi bertindak sebagai Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Ewaldus Martinus Sedu sebagai uskup ketiga Maumere bersama dengan Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung. Bertindak sebagai Uskup Penahbis Utama ialah Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, S.V.D. yang merupakan pendahulu Mgr. Ewal di Keuskupan Maumere.[6] Mgr. Sensi juga memimpin ibadat salve sehari menjelang tahbisan Mgr. Ewal.
Dalam penahbisan Uskup Ruteng Siprianus Hormat yang berlangsung pada 19 Maret 2020, Mgr. Sensi bertindak sebagai Uskup Ko-konsekrator bersama dengan Uskup Denpasar Mgr. Silvester Tung Kiem San yang juga merangkap sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng. Kardinal Ignatius Suharyo dari Keuskupan Agung Jakarta menjadi Uskup Penahbis Utama.
Ia dikenal karena sikapnya yang mendorong umat untuk menolak tambang di wilayah Nusa Tenggara karena merusak lingkungan hidup.