29.5 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Rosario dari Langit untuk St Dominikus

BERITA LAIN

More
    St Dominikus Menerima Rosario dari Bunda Maria. IST

    TOULOUSE, Pena Katolik – Pada abad ke-11 hingga ke-13, doktrin sesat berkembang di Eropa. Ajaran ini, yang disebut Albigensianisme. Ajaran sesat ini mengajarkan bahwa hanya hal spiritual yang baik, dan segala sesuatu yang bersifat materi adalah buruk. Oleh karena itu, tubuh itu sendiri adalah jahat, dan jiwa setiap orang terpenjara di dalam tubuh jahat itu. Satu-satunya cara agar seseorang dapat mengalami keselamatan adalah dengan dibebaskan dari belenggu dagingnya.

    Pastor Dominikus de Guzman, seorang imam asal Spanyol, melakukan perjalanan ke Perancis untuk berkhotbah menentang ajaran sesat Albigensian. Ia ingin melawan ajaran sesat ini dan mengajarkan kebenaran Injil. Namun, usahanya berbuah tak banyak, hanya sedikit orang yang berpindah agama.

    Pada tahun 1208, dia pergi ke hutan dekat Toulouse untuk berdoa. Ia memohon kepada Tuhan agar diberikan apa yang dia butuhkan, untuk mengatasi ajaran sesat Albigensian. Setelah tiga hari berdoa dan berpuasa, tiga malaikat muncul di langit bersama dengan bola api.

    Namun, kehadiran malaukat itu hanya sebentar, mereka menghilang, di saat yang sama, Perawan Maria hadir dan berbicara kepada Pastor Dominikus. Maria berpesan, Dominikus harus mengkhotbahkan Mazmurnya. Hanya dengan car aini, Dominikus akan berhasil dalam perjuangannya mengalahkan kaum Albigensian.

    “Doakanlah mazmurku, maka kamu akan berhasil mengalahkan ajaran sesat itu,” begitu pesan Maria kepada Dominikus.

    Lukisan kaca di Biara Dominikan Dubrovnik. IST

    Mazmur Maria

    Mazmur Maria yang “turun” kepada Dominikus ini adalah rangkaian 150 Doa Salam Maria yang dibagi kedalam beberapa kelompok. Di mana setiap 10 Doa Salam Maria, akan diselingi dengan satu Doa Bapa Kami. Pada saat mendaraskan do aini, tasbih digunakan sebagai pemandu.

    Dalam pesannya, Maria menunjukkan “misteri” iman mana yang harus “dikhotbahkan” agar sesuai dengan doa Mazmur: yaitu kisah-kisah kehidupan Kristus, yang secara langsung bertentangan dengan ajaran sesat kaum Albigensian. Khotbah ini berfokus pada inkarnasi, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus yang penuh kemenangan. Dari sinilah kemudian dikenal “Peristiwa Gembira”, Peristiwa Sengsara”, dan “Peristiwa Mulia” sebagai tiga tema dalam rosario pada zaman modern.

    Pada tahun 1213, lima tahun belalu sejak St. Dominikus diberi Rosario oleh Maria. Bersama Simon de Montfort keduanya menjadi kombinasi yang pas untuk melawan persebaran kaum Albigensian di Muret, sebuah kota kecil dekat Toulouse, Prancis. Meskipun sekte Albigensian tetap ada, perluasan wilayahnya terhenti dan tidak pernah lagi mencapai jumlah besar seperti sebelum pertempuran Muret.

    Pengakuan akan peran St. Dominikus sebagai yang pertama memulai Rosario setidaknya diungkapkan oleh beberapa Paus pada abad-abad setelah masa hidup imam pendiri Ordo Dominikan ini. Paus Benediktus XIV (31 Maret 1675 – 3 Mei 1758) adalah seorang pemikir terkenal dan penelitian sejarah. Ketika menjadi Prefek Kongregasi Ritus Suci, ia mengakui peran St. Dominikus, yang pertama memulai tradisi Doa Rosario.

    Benediktus XIV mengacu pada para pendahulunya yang telah lebih dahulu memberi pengakuan ini. Menurutnya, ada setidaknya sembilan Paus yang memberi pengakuan ini: Paus, seperti Leo X, Pius V, Gregory XIII, Sixtus V, Clement VIII, Alexander VII, Bl. Innosensius XI, Klemens XI, Innosensius XIII.

    “Pendiri Ordo Dominikan itu adalah seorang apostolik yang mungkin bisa disamakan dengan para rasul sendiri. Ia tidak diragukan lagi, karena inspirasi Roh Kudus, menjadi perancang, penulis, promotor, dan pengkhotbah paling termasyhur dari instrumen surgawi yang mengagumkan dan sesungguhnya, Rosario,” demikian kata Paus Benediktus XIV.

    Antara St. Dominikus dan Bunda Maria, keduanya adalah “anak dan ibu”. St. Dominikus sadar, bahwa perjuangannya melawan bidah tak akan dapat berhasil tanpa bantuan Maria. Devosi St. Dominikus kepada Maria, dan doanya yang sungguh-sungguh dalam memerangi bidah besar pada zamannya.

    St Dominikus dan peristiwa Rosario. IST

    Tak ada yang di Surga

    Ketika St. Dominikus sedang berdoa di asrama Santa Sabina pada suatu malam, tiga orang wanita masuk. Wanita yang berada di tengah mulai memercikkan air suci kepada para biarawan yang sedang tidur. Dia menjelaskan kepada St. Dominikus, bahwa setiap malam ketika mereka memanggilnya sebagai pembela yang paling murah hati, dia bersujud di hadapan Putranya, meminta dia untuk melestarikan Ordo. Dua wanita lain yang menemaninya adalah St Cecilia dan St Katarina dari Alexandria.

    Saat Dominikus terus berdoa, dia melihat Tuhan kita bersama Maria dan para religius dari semua tarekat kecuali miliknya. Ketika Tuhan kita menanyakan kepadanya mengapa ia menangis, Dominikus menjelaskan bahwa tak satu pun dari anggota ordonya yang tampak berada di Surga. Yesus meletakkan tangan-Nya di bahu Maria dan berkata, “Aku telah mempercayakan Perintahmu kepada IbuKu.” Kemudian, atas permintaan Yesus, Maria membuka jubah St. Dominikus dan ia melihat banyak anggota Ordonya.

    St. Cecilia mengatakan bahwa keesokan paginya Dominikus menyampaikan kepada para saudara di kapitel, sebuah khotbah yang panjang dan sangat indah. Ia menasihati mereka untuk mencintai dan menghormati Perawan Maria yang Terberkati. Ia menceritakan pengalamannya.

    “Kalian semua saudara-saudaraku, mulai sekararang cintai dan hormatilah Perawan Maria yang Terberkati,” ujar St. Dominikus dalam sebuah kapitel.

    Oleh karena itu, devosi kepada Maria, Bunda Allah, adalah hal yang sangat penting dalam Spiritualitas Dominikan. Banyak cerita sepanjang sejarah Ordo Pewarta yang menunjukkan penglihatan dan mukjizat yang dikaitkan dengan Bunda Maria. Kisah perjumpaan St. Dominikus dengan Maria dan Yesus menjadi salah satunya. Peistiwa ini dilukiskan pada sebuah jendela di biara Dominika di Dubrovnik, Kroasia.

    Beato Cecilia, salah satu anggota awal ordo, yakin bahwa Ordo Pengkhotbah secara pribadi dilindungi oleh Maria. Meskipun tidak ada yang bisa memastikan rincian pasti seputar penampakan ini, satu hal yang pasti: para Dominikan selama berabad-abad telah menjadikan devosi kepada Maria dan penyebaran rosario sebagai bagian penting dari pelayanan dan kehidupan spiritual mereka.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI