Senin, Desember 23, 2024
29.1 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Selasa 24 Oktober 2023, Pekan Biasa ke-XXIX (hijau)

Bacaan I: Rm. 5:12,15b,17-19,20b-21

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.

Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.

Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.

Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Mazmur 40:7-8a,8b-9,10,17

  • Lalu aku berkata: “Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.” Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.”
  • Aku mengabarkan keadilan dalam jemaah yang besar; bahkan tidak kutahan bibirku, Engkau juga yang tahu, ya TUHAN. Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan, kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar.
  • Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku. Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!

Bacaan Injil – Lukas 12:35-38

“Hendaklah pinggangmu tetap terikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetuk pintu, segera dibuka pintu baginya.

Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.

Apabila ia datang pada tengah malam atau pada dini hari dan mendapati mereka berbuat demikian, maka berbahagialah mereka.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Apakah Kita Siap

Apakah anda siap? Apakah anda mempunyai minyak dalam jumlah yang cukup sehingga pelitamu tetap menyala? Orang-orang pada zaman Yesus sangat mengetahui apa artinya untuk selalu mengambil sikap waspada, selalu berjaga-jaga. Para penjaga kota dan ronda malam harus selalu berjaga-jaga, siap untuk menghadapi bahaya macam apa pun yang datang mengancam.

Memang kita berada dalam zaman yang sangat berbeda. Dalam kehidupan perkotaan besar, banyak tugas berjaga-jaga dan menjaga “properti” dan keamanan rumah-tangga sudah diberikan kepada para “profesional” seperti satpam, hansip dan lain sejenisnya. Namun sebagai umat beriman kita dipangggil, malah dituntut, untuk menjaga berbagai warisan yang kita peroleh dalam Yesus Kristus.

Musuh-musuh kita adalah (1) nilai-nilai keduniawian yang menitikberatkan kenikmatan badani (konsumerisme, hedonisme, materialisme dan lain-lainnya); (2) warisan yang kita terima sebagai cucu-cucu Adam (kadang-kadang kita sebut sebagai fallen nature kita sebagai manusia), yaitu kecenderungan untuk memilih hal-hal yang disebut dalam butir (1) dalam hidup kita; dan (3) Iblis dan roh-roh jahat pengikutnya, yang terus-menerus menggoda kita agar menyimpang dari ‘jalan lurus’ Allah.

Untuk hal yang disebut dalam butir (3) di atas, Kitab Suci mengingatkan kita: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu bahwa semua saudara seimanmu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama” (1Ptr 5:8-9). Iblis dan roh-roh jahat pengikutnya terus mencari peluang untuk menjungkir-balikkan posisi kita yang penuh kepercayaan kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Berbagai tuduhan/dakwaan si Iblis ke dalam batin kita menyebabkan timbulnya keragu-raguan akan martabat kita sebagai anak-anak Allah yang terkasih.

Si Jahat dan pasukannya terus berupaya untuk mengaburkan memori kita akan karya-indah Allah dalam hidup kita pada waktu-waktu sebelumnya. Mereka mau meyakinkan kita bahwa Yesus Kristus dalam diri kita samasekali bukanlah harapan kemuliaan kita.

Di hadapan ancaman-ancaman sedemikian, Yesus meminta kita untuk berjaga-jaga. Dia mengingatkan kita untuk bersiap-siap akan kedatangan-Nya untuk kedua kali ke dunia, tetapi juga untuk berjaga-jaga setiap waktu manakala Dia datang kepada kita dalam hidup kita sehari-hari untuk memberi pelayanan rahmat dan hikmat-Nya bagi kita. Kewaspadaan ini akan terus membuat kita terbuka untuk menyambut Yesus Kristus, kapan saja Dia datang.

Janji Injil adalah, bahwa selagi kita tetap waspada memusatkan perhatian akan kehadiran Roh, musuh-musuh kita akan kehilangan kendali atas diri kita. Bahkan badai kehidupan akan menjadi peluang berharga bagi kita untuk melihat bagaimana Yesus berjuang bagi kita.

Tuhan Yesus menanti-nantikan kesempatan untuk melayani kita. Oleh karena itu, baiklah kita menyerahkan segala beban dan kepedihan kita agar dibuat-Nya menjadi sukacita penuh bahagia (Luk 12:38).

Saudari dan Saudaraku, tetaplah waspada dan ingatlah selalu bahwa anda mempunyai Yesus Kristus yang mengasihi anda dan Dia menginginkan agar anda mengalami kemenangan-Nya dan mencicipi sukacita sejati pada waktu Dia datang kembali kelak.

(Sumber: Renungankatolik.id)

Doa Penutup

Ya Bapa, ajarilah kami menghitung hari kami, agar kami dapat semakin memahami cinta-Mu. Amin

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini