Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Kardinal Zuppi Menuju ke Beijing untuk Membahas Perdamaian di Ukraina

Uskup Agung Bologna, Kardinal Matteo Zuppi dan Paus Fransiskus. Vatican Media

VATIKAN, Pena Katolik – Selama berada di Tiongkok, Kardinal Matteo Zuppi diharapkan bertemu dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang. Kardinal Zuppi melakukan perjalanan ke Beijing minggu ini untuk melanjutkan upaya diplomatik Vatikan untuk membantu mewujudkan perdamaian di Ukraina.

Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni mengkonfirmasi pada hari Selasa,12 September 2023, bahwa Kardinal Zuppi akan berada di Ibu Kota Tiongkok sebagai utusan perdamaian Paus pada tanggal 13-15 September 2023.

“Kunjungan ini merupakan langkah lebih lanjut dalam misi yang diinginkan Paus untuk mendukung inisiatif kemanusiaan dan mencari jalan yang dapat mengarah pada perdamaian yang adil,” kata Bruni kepada wartawan pada 12 September.

Paus Fransiskus telah meminta kardinal Italia itu untuk menjadi utusan kepausan untuk “memulai jalur perdamaian” antara Rusia dan Ukraina. Selama berada di Tiongkok, Kardinal Zuppi diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, menurut surat kabar Italia La Repubblica. Vatikan tidak merilis rincian tentang jadwal pertemuan kardinal tersebut.

Paus Fransiskus menggambarkan kunjungan Kardinal Zuppi ke Beijing sebagai bagian dari “serangan perdamaian” Vatikan, yang sudah mencakup kunjungan ke Kyiv, Moskow, dan Washington, D.C. Paus mengatakan dalam sebuah wawancara bulan lalu bahwa ia juga mempertimbangkan untuk menunjuk seorang pejabat tetap, atau seorang perwakilan untuk menjadi jembatan antara Rusia dan Ukraina.

Upaya diplomatik Vatikan di Ukraina menemui hambatan baru-baru ini ketika Mykhailo Podolyak, seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menyebut Paus Fransiskus “pro-Rusia”. Penyataan ini dipicu pekataan Paus tentang “Ibu Pertiwi Rusia” selama konferensi video dalam Acara Hari Orang Muda Rusia ke-10 bulan Agustus 2023.

Vatikan menanggapi komentar Podolyak keesokan harinya, dan membantah keras klaim Ukraina bahwa Bank Vatikan, atau IOR, menerima atau menginvestasikan uang dari Rusia.

“Selain tidak benar, kegiatan seperti itu juga tidak mungkin dilakukan, mengingat sanksi internasional dan ‘kebijakan ketat’ internal bank tersebut, katanya, termasuk membatasi kliennya hanya pada institusi atau individu yang memiliki hubungan dekat dengan Gereja Katolik,’ tegas Kantor Berita Vatikan.

Paus Fransiskus juga mengakui dalam konferensi persnya dengan para wartawan dalam penerbangan dari Mongolia bahwa komentarnya sebelumnya tentang “Rusia yang hebat” bermaksud menggunakan pengertian budaya untuk menggambarkan tradisi sastra dan musik yang hebat di negara tersebut, bukan tradisi kekaisaran. Dengan demikian, Paus tidak bermaksud mengagung-agungkan imperialisme Rusia.

Kardinal Zuppi mengatakan kepada wartawan pada hari Senin,11 September 2023, bahwa ia tidak berpikir bahwa kritik baru-baru ini terhadap Paus yang dilakukan oleh pembantu presiden Ukraina mengancam misi perdamaiannya.

“Saya pikir jika ada keraguan, hal tersebut jelas sudah atau akan diselesaikan: Hal tersebut dapat dimengerti dalam situasi tegang seperti ini,” kata Kardinal Zuppi, seperti diberitakan Kantor Berita Italia, ANSA.

Kardinal Zuppi meyakini, pemerintah dan masyarakat Ukraina menyadari dukungan yang selalu mereka dapatkan dari Gereja dan Paus Fransiskus. Ia menjelaskan bahwa Vatikan tidak berusaha bertindak sebagai mediator proses perdamaian di Ukraina dalam kapasitas resmi. Kardinal Zuppi menjelaskan bahwa apa yang dilakukan Vatikan adalah membawa misi perdamaian. Vatikan memberi dorongan kepada semua pihak, baik yang bertikai atau yang memiliki kemungkinan untuk terlibat dalam perdamaian untuk berjuang mewujudkan berakhirnya perang.

“Tidak ada seorang pun yang pernah berbicara tentang mediasi. Semua tindakan ini adalah misi perdamaian; Paus telah menjelaskan hal ini sejak awal dan telah mengulangi apa yang diharapkannya terhadap misi ini dan mengatakan dengan tepat bahwa ini bukan dan bukan ‘mediasi’, melainkan untuk membantu.”

Kardinal Zuppi yang adalah Uskup Agung Bologna dan juga Presiden Konferensi Waligereja Italia. Ia memiliki ikatan kuat dengan komunitas pembangun perdamaian yang berpengaruh, Sant’Egidio.

Sant’Egidio adalah asosiasi awam Katolik yang telah terlibat dalam negosiasi perdamaian di banyak negara, termasuk Mozambik, Sudan Selatan, Kongo, Burundi, dan Republik Afrika Tengah. Berbicara di sela-sela konferensi Sant’Egidio di Berlin pada hari Senin, 11 Septembe 2023, Kardinal Zuppi mengatakan bahwa “jelas Tiongkok adalah salah satu faktor paling penting” dalam mencapai perdamaian di Ukraina.

“Kami membutuhkan komitmen semua orang, terutama mereka yang mempunyai kepentingan lebih besar seperti Tiongkok. Perdamaian membutuhkan upaya semua orang; itu bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan oleh siapa pun,” ujar Kardinal Zuppi kepada stasiun televisi Italia, TV2000.

“Jalan perdamaian terkadang tidak dapat diprediksi; dan membutuhkan komitmen semua orang. Kita memerlukan aliansi besar untuk perdamaian dan mendorong semua orang ke arah yang sama,” kata cardinal Zuppi.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini