Senin, Desember 23, 2024
27.9 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Minggu 27 Agustus 2023; Hari Minggu Biasa XXI (Hijau)

Bacaan I – Yesaya 22:19-23

“Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya.”

Beginilah firman Tuhan kepada Sebna yang mengurus istana raja, “Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan. Maka, pada waktu itu, Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia. Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya; ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya.

Maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda. Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya. Apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.

Aku akan memberi dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh; maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 138:1-2a.2bc-3.6.8bc

Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.

  • Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
  • Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
  • Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikan orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong jauh. Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bacaan II – Roma 11:33-36

“Segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju Allah.”

Saudara-saudara, alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya, sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada Allah, sehingga Allah wajib menggantinya?

Sebab segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju kepada Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya!

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Yohanes 10:27

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.

Engkau adalah Petrus, dan di atas wadas ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam menguasainya.

Bacaan Injil Matius 16:13-20

“Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.”

Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.”

Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau, Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga.

Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkaulah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.

Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitakan kepada siapa pun bahwa Dialah Mesias.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Keotentikan Petrus

Santo Petrus sebagai seorang murid hari ini menunjukkan keotentikan dirinya. Dia menjawab pertanyaan Yesus bukan dari jawaban-jawaban orang lain, namun dari dalam dirinya sendiri.

Ia yang dikenal sebagai murid yang blak-blakan, terus terang, apa adanya, hari ini menjadi murid yang mengungkapkan identitas keilahian Yesus. Yesus adalah Mesias, Putera Allah yang hidup.

Namun seperti kita tahu, Petrus meski sudah mengatakan demikian, namun masih mempunyai konsep mesianik lama, yakni Mesias yang membebaskan mereka dari bangsa penjajah, Mesias yang membuat mereka kembali Berjaya seperti jaman Daud.

Dengan kata lain, pemahaman mesianik Petrus adalah Mesias politis. Persis setelah perikopa ini kita melihat bagaimana Petrus menolak pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus.

Pertanyaan sederhana adalah mengapa Petrus sampai pada jawaban yang demikian? Mengapa murid yang lain tidak sampai pada jawaban seperti jawaban Petrus, padahal mereka hampir selalu bersama?

Kalau kita lihat lagi, ternyata pertanyaan Yesus yang pertama dan kedua berbeda. Pada pertanyaan pertama Yesus menggunakan kata ganti orang pertama dengan “Anak Manusia”.

Baru pada pertanyaan yang kedua, Yesus menggunakan kata “Aku”. Berhadapan dengan pertanyaan “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” para murid juga menjawab dengan jawaban menurut orang banyak.

Bisa jadi mereka juga belum menyadari identitas “Anak Manusia” seperti yang kita mengerti saat ini. Maka bisa dimengerti para murid yang lain menjawab tidak seperti jawaban Petrus.

Pada pertanyaan yang kedua, Yesus menggunakan perspektif pertanyaan yang bebeda, tidak lagi menggunakan “kata orang” namun menggunakan “menurut kamu”; tidak lagi menggunakan kata ganti orang pertama “Anak Manusia”, namun menggunakan kata ‘Aku’.

Tentu saja pertanyaan yang berbeda menjadikan perspektif cara pada para murid juga berbeda. Mereka sudah cukup mengenal Yesus, namun belum bisa memberi label pada pengenalan siapa Yesus itu.

Petrus mengenal Yesus sebagai mesias namun masih dalam pengertian yang lama, pengertian yang pada umumnya dipikirkan orang-orang sejamannya. Padahal Yesus menghendaki sesuatu yang lain.

Meski demikian, jawaban Petrus itu menjadi pondasi iman para rasul, yakni bahwa Yesus adalah Mesias. Kemudian Yesus menegaskan bahwa ‘Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tak akan menguasainya’.

Pertanyaan yang bisa kita pikirkan lebih jauh adalah apa artinya ‘di atas batu karang’ Yesus mau mendirikan jemaat-Nya? Apakah di atas pondasi Petrus?

Jika kita bermenung lebih jauh, kalau Gereja didirikan diatas Petrus, bukankah Gereja sudah dari dulu akan ikut terkubur bersamanya?  Lalu dimana pondasi Yesus mendirikan Gereja? Bisa diyakini yang dimaksud Yesus mendirikan Gereja (jemaat) di atas Petrus adalah Gereja didirikan diatas pengakuan Petrus atas siapa Yesus.

Dengan demikian, Gereja didirikan diatas pondasi dasar pengakuan Yesus sebagai Mesias. Gereja kokoh berdiri karena kita memiliki iman seperti iman Petrus “Engkaulah Mesias Putera Allah yang hidup”.

Maka kalau dikatakan iman kita mempunyai dasarnya pada iman para rasul, itu berarti iman kita adalah iman yang mengakui Yesus sebagai Mesias Putera Allah.

Hari ini adalah pesta takhta St. Petrus. Kiranya Gereja hendak mempertegas pengakuan iman seperti yang disampaikan pada hari ini. Takhta Petrus bukan pertama-tama kedudukan terhormat yang mahatinggi, namun takhta Petrus berarti Yesus menyerahkan Gereja pada para rasul dengan dasar pengakuan iman yang sama dengan Petrus.

Bagi kita, hari ini menjadi hari penegasan kembali posisi keimanan kita. Apakah kita masih mengakui iman yang sama seperti yang Yesus katakana? Jika kita mengaku sebagai satu Gereja, maka dasar pengakuan itu mau tidak mau adalah pengakuan yang sama dengan apa yang diyakini Petrus dan para rasul. Masih kah kita bersandar pada iman yang lain?

Doa Penutup

Ya Allah, Engkau menyatukan hati umat beriman dalam mengejar tujuan yang sama. Bantulah kami mencintai yang Engkau perintahkan dan merindukan yang Engkau janjikan agar di tengah hal-ihwal dunia ini hati kami terarah kepada-Mu, sumber sukacita yang sejati. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini