MERAUKE, Pena Katolik – Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC mengungkapkan kekhawatirannya terhadap orang Papua. Ia khawatir akan habisnya orang Papua saat memimpin Misa Perayaan 118 Tahun Gereja Katolik masuk di Papua Selatan Senin, 14 Agustus 2023.
Mgr. Mandagi menilai, masih banyak keluarga di Papua yang hidupnya tidak teratur dari segi Kesehatan, sehingga dapat menyebabkan kematian kaum muda Papua. Aspek penting lain yang disoroti oleh Uskup Agung Petrus Canisius Mandagai adalah pendidikan. Menurutnya, lemahnya pendidikan dalam keluarga Papua bisa menyebabkan generasi Papua hancur.
“Banyak anak-anak dan pemuda mati muda karena ketidakteraturan hidup. Kalau kesehatan tidak diperhatikan, kematian akan meningkat. Hancur kalau tidak ada pendidikan dan sekolah-sekolah tidak ada guru di tempat,” ujar Mgr. Mandagi.
Ia membeberkan bahwa ketika dirinya berkunjung ke kabupaten-kabupaten di wilayah Keuskupan Agung Merauke, ia menyaksikan banyak orang Papua tidak sehat. Mgr. Mandagi melihat ada banyak orang tidak bersekolah serta keluarga yang tidak berperan baik untuk kesehatan dan pendidikan.
Mgr. Mendagi berharap dalam beberapa tahun ke depan. Ia menyampaikan sebanyak 30 orang calon imam anak asli Papua ditahbiskan guna membantu pelayanan di sekolah-sekolah tersebut. Mgr. Mandagi berharap para stakeholder, pastor, suster, bruder dan pejabat Katolik untuk sungguh-sungguh melayani umat dengan hati. Keluarga Katolik Papua diharapkan agar tidak mudah terjemurus hingga menyebabkan kehancuran generasi muda Papua.
“Iman kekatolikan harus menjadi dasar yang kuat dalam pribadi setiap umat, terutama orang tua berperan. Para pastor juga (berperan) sangat penting,” kata Mgr. Mendagi.