SURABAYA, Pena Katolik – Romo Yosef Eko Budi Susilo terpilih sebagai Administrator Keuskupan Surabaya pada rapat Dewan Konsultores yang dilakukan di Surabaya, 14 Agustus 2023. Pemilihan ini dilakukan setelah meninggalnya Uskup Surabaya, Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono yang menjadikan kepemimpinan di Keuskupan Surabaya menjadi lowong (sede vacante).
Romo Eko lahir di Karanganyar, 4 Juni 1961. Ia ditahbiskan imam di Surabaya, 12 Juli 1990 dengan moto tahbisan, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: demi nama Yesus Kristus” (Kis. 3:6).
Riwayat Karya:
- Pastor Rekan Paroki Katedral Surabaya (1990-1996)
- Pastor Kepala Redemptor Mundi Surabaya (1996-2002)
- Pastor Kepala St. Aloysius Gonzaga dan Stasi Yakobus (2002-2007)
- Pastor Kepala Katedral Hati Kudus Yesus (2007-2012)
- Pastor Kepala St. Paulus Nganjuk (2012-2016)
- Pastor Rekan St. Petrus Tuban (2016-2017)
- Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya (2017-2023)
- Pejabat Sementara Kepala Paroki St. Maria Annutiata Sidoarjo (2022)
- Pejabat Sementara Kepala Paroki Katedral Hati Kudus (2021-2022)
Selain itu, Romo Eko pernah mendapat penugasan non teritorial di antaranya:
- Ketua Komisi Kepemudaan
- Pjs. Ketua Komisi PSE
- Ketua Komisi HAKl
- Pjs. Ketua Komisi KOMSOS
- Ketua Komisi Kerasulan Awam
- Moderator Pemuda Katolik
- Moderator PASSAKAS
- Moderator KKMK
- Moderator PD Petrus Paulus
- Vikaris Episcopal Kediri
- Ketua Yayasan Lembaga Karya Dharma
- Koordinator Tim Kerja Harta Benda Keuskupan
- Tim Aksi Pembangunan Keuskupan Surabaya.
Pemilihan seorang Administrator Diosesan/Keuskupan Hukum Gereja Kan. 419 tentang pemanggilan Kolegium Konsultor untuk mengangkat Administrator Diosesan. Administrator Diosesan dipilih saat takhta suatu keuskupan mengalami lowongan (sede vacante), dan tidak ada administrator apostolik yang ditunjuk Paus.
Romo Eko dipilih dalam pertemuan Dewan Konsultores Keuskupan SUabaya kemarin. Dewan Konsultores adalah para imam yang ditunjuk oleh uskup sebagai penasihatnya. Dalam pertemuan nanti, mereka akan memilih salah satu imam untuk menjadi Administrator Keuskupan Surabaya. Imam ini bisa dari kalangan Imam Diosesan Keuskupan Surabaya maupun imam tarekat.
Selanjutnya, seorang administrator keuskupan akan mengambil tanggung jawab dalam pengelolaan manajemen dan administrasi keuskupan. Tidak seperti uskup, seorang administrator keuskupan tidak memiliki kuasa untuk memimpin upaca tahbisan. Dalam praktik-praktik di banyak keuskupan, apabila ada Tahbisan Imam di keuskupan yang lowong, maka akan minta seorang uskup dari keuskupan lain untuk memimpin Misa Tahbisan ini.
Sebelumya, kepemimpinnan di Keuskupan Surabaya cukup lama lowong sebelum terpilihnya Mgr. Tik. Uskup sebelumnya, Mgr Yohanes Hadiwikarta mangkat pada 23 Desember 2003. Keuskupan Surabaya baru memiliki uskup lagi setelah terpilihnya Mgr. Tik yang ditunjuk oleh St. Paus Yohanes Paulus II sebagai uskup pada 1 April 2007. Ini berarti sekitar tiga tahun lebih tiga bulan, kepemimpinan di Keuskupan Surabaya Lowong.
Ketika ditunjuk untuk menjadi uskup, Mgr. Tik masih menyelesaikan belajarnya di Manila, Filipina. Ia ditahbiskan menjadi uskup pada 29 Juni 2007 di Stadion Wijaya Kusuma, Kodiklatal AAL, Surabaya.