Rabu, Desember 18, 2024
33.4 C
Jakarta

Paus Fransiskus Seruan agar Orang Muda Jangan Menjadi Elitis Karena Pendidikan Mereka

Paus Fransiskus saat berada di Eduardo VII Park Lisabon Portugal. CNA

LISABON, Pena Katolik – Sejak tiba di Lisabon pada Rabu, Paus telah mengadakan sejumlah pertemuan, termasuk pertemuan pribadi dengan 13 korban pelecehan. Dalam pertemuan pertamanya dengan kaum muda, 3 Agutus 2023, Paus Fransiskus bepesan untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk merawat planet dan orang miskin.

Paus memulai hari keduanya di Portugal dengan pertemuan dengan para mahasiswa di Universitas Katolik Portugis di Lisabon. Di universitas tersebut, Paus pertama kali mendengar kesaksian empat mahasiswa yang berbagi pengalaman akademik dan harapan mereka untuk masa depan.

“Sepertinya generasi saya diminta untuk tidak mengabaikan banyak wawasan yang ditawarkan Laudato Si’ kepada kita,” kata Tomás Virtuoso, mahasiswa teologi tahun kedua dengan gelar sarjana dan magister di bidang ekonomi.

Dalam sambutannya, Paus Fransiskus berpesan kepada para siswa untuk “mencari dan mengambil risiko”. Ia mengingatkan bahwa menjadi pribadi berpendidikan adalah anugerah sekaligus tanggung jawab. Sebuah universitas tidak akan berguna jika hanya untuk melatih melanggengkan sistem elitisme dan ketidaksetaraan global. Paus menegaskan, belajar di pendidikan tinggi adalah hak istimewa dari segelintir orang yang bahagia.

“Gelar akademik tidak boleh dilihat hanya sebagai lisensi untuk mengejar kesejahteraan pribadi, tetapi sebagai mandat untuk bekerja demi masyarakat yang lebih adil dan inklusif,” ujar Paus.

Bapa Suci menantang para mahasiswa untuk tidak setengah-setengah yang hanya menunda bencana yang tak terelakkan, seperti yang dia amati dalam Laudato Si’.

“Atas nama kemajuan, kita sering mundur. Anda bisa menjadi generasi yang menerima tantangan besar ini. Anda memiliki alat ilmiah dan teknologi tercanggih, tapi tolong, hindari jatuh ke dalam perangkap pendekatan parsial,” tegasnya.

Paus mengingatkan pentingnya ekologi integral, memperhatikan penderitaan planet ini dan orang miskin.  Paus menekankan perlunya menyelaraskan tragedi penggurunan dengan para pengungsi, masalah peningkatan migrasi dengan penurunan angka kelahiran, dan untuk melihat dimensi material kehidupan dalam lingkup spiritual yang lebih luas.

“Alih-alih pendekatan terpolarisasi, kita membutuhkan visi terpadu, visi yang mampu merangkul keseluruhan.”

Pada pertemuan selanjutnya di Cascais, sebuah kota abad pertengahan yang indah dan resor pantai yang populer di sebelah barat Lisbon, Paus Fransiskus bertemu dengan orang muda dari Scholas Occurrentes cabang Portugal, sebuah gerakan pemuda internasional. Paus sendiri adalah pendirinya saat masih menjadi Uskup Agung Buenos Aires.

Dalam sambutannya yang tidak tertulis, Paus membahas “kekacauan” yang dirujuk beberapa sukarelawan dalam menggambarkan tantangan yang mereka hadapi dalam hidup mereka. Dia mengingatkan mereka bahwa Tuhan selalu membawa kebaikan dari kekacauan, dimulai dengan saat-saat pertama penciptaan.

“Itulah dalam bahasa puitis, bagaimana Tuhan membuat terang suatu hari dari kekacauan, di hari lain dia menciptakan manusia dan terus menciptakan sesuatu dan mengubah kekacauan menjadi kosmos,” catatnya.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini