33 C
Jakarta
Thursday, May 2, 2024

Orang Kudus Asal Lebanon yang Menyatukan Umat Kristen dan Muslim

BERITA LAIN

More
    St Sharbel Makhlouf. IST

    LEBANON, Pena Katolik – St Sharbel Makhlouf dikenal di Lebanon karena penyembuhan Ajaib yang dialami mereka yang mengunjungi makamnya untuk meminta doa dengan perantaraannya. Menarik, bahwa mereka yang datang berasal dari kalangan Kristen maupun Muslim.

    “St. Charbel tidak memiliki batasan geografis atau pengakuan. Tidak ada yang mustahil untuk meminta doa dengan perantaraannya dan ketika orang meminta sesuatu, pemintaannya itu terjawab,” kata Pastor Louis Matar, imam di Gereja St. sharbel di Annaya, Lebanon.

    Berbicara dalam bahasa Arab dengan bantuan seorang penerjemah, Pastor Matar menceritakan tentang kompleks ziarah itu yang meliputi biara tempat imam, biarawan, dan pertapa. Para biarawan Katolik Maronit sudah tinggal selama hampir 20 tahun di sana. Tempat ziarah ini dikunjungi lebih kurang 4 juta pengunjung setiap tahun, termasuk umat Kristen dan Muslim.

    Pastor Matar bertugas mengarsipkan ribuan kisah penyembuhan yang diverifikasi secara medis yang dikaitkan dengan orang kudus Maronit itu. Ia mengatakan bahwa banyak penyembuhan ajaib telah diperoleh juga oleh umat Islam.

    Sejak 1950, biara mulai secara resmi mencatat penyembuhan Ajaib yang terjadi. Sejauh ini tercatat ada lebih dari 29.000 keajaiban. Sebelum tahun 1950, mukjizat dibuktikan hanya melalui kesaksian seorang pendeta. Sekarang, dengan tersedianya teknologi medis yang lebih maju, dugaan mukjizat memerlukan dokumen medis yang menunjukkan penyakit awal orang tersebut dan kemudian kondisi kesehatan mereka setelah mengalami penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara medis.

    Salah satu keajaiban yang didokumentasikan Pastor Matar pada akhir Desember 2018 adalah yang dialami oleh seorang wanita Italia berusia 45 tahun. Warnita itu menderita penyakit saraf, dia dirawat di rumah sakit setelah mencoba bunuh diri dengan mengonsumsi cairan asam.

    Di rumah sakit, para dokter menemukan bahwa kerusakan pada kerongkongan dan ususnya sangat parah. Dokter telah melakukan segala upaya, namun mereka tidak melihat kemungkina bagi Wanita itu untuk sembuh. Cara terakhir yang mungkin untuk menyembuhkannya adalah percaya kepada Tuhan dan berdoa.

    Orang tua dari wanita itu mulai berdoa, mengundang orang lain untuk berdoa bersama mereka. Seorang biarawati Maronit mendengar tentang permintaan doa tersebut dan memberi mereka minyak suci dari St. Sharbel. Setelah mereka mengoleskan minyak pada perut, dada, dan kepala wanita yang menderita itu, ia sembuh.

    Ini hanyalah salah satu dari tujuh keajaiban yang diarsipkan bulan itu. Semuanya dicatat oleh Pastor Matar.

    “St. Sharbel adalah alat untuk mencapai Tuhan,” kata imam kelahiran Lebanon ini.

    Pastor Matar tinggal di kompleks Gereja St. Sharbel. Di biara, peziarah dapat mengunjungi sebuah gereja yang dibangun pada tahun 1840, sebuah museum kecil dengan artefak dan relik dari St. Sharbel. Peziarah juga dapat mengunjungi lokasi kuburan pertamanya. Makam St. Charbel, sejak 1952, terletak di dalam kapel mirip gua khusus.

    Ketika St. Sharbel masih hidup, kawan-kawan sekomunitas telah melihat kekuatan supernatural terpancar dari kehidupannya. Beberapa umat Muslim di sekitar biara mengenalnya sebagai pekerja ajaib. Ia dikenal karena dedikasinya pada Ekaristi. Namun, ia menderita stroke saat merayakan Liturgi Ilahi di Gereja Katolik Maronit pada 16 Desember 1898. Ia meninggal pada Malam Natal tahun itu. Dia dikanonisasi pada tahun 1977 oleh Paus Paulus VI.

    Tempat Ziarah St Sharbel. IST

    Lima Bersaudara

    St. Sharbel memiliki nama asli Youssef Antoun Makhlouf dan lahir pada 8 Mei 1828. Ia adalah satu dari lima bersaudara. Ia tinggal di desa pegunungan Bekaa Kafra, lokasi tertinggi di Lebanon. Ayahnya, Antoun Zaarour Makhlouf, adalah seorang pengemudi bagal yang meninggal pada Agustus 1831 saat kembali pelayanannya untuk tentara Turki. Ia meninggalkan istrinya Brigitta anak-anak mereka.

    Youssef dibesarkan di rumah yang saleh ini, dan tertarik pada kehidupan orang suci dan kehidupan eremitik yang dipraktikkan oleh dua pamannya. Sebagai anak laki-laki, dia bertanggung jawab atas kawanan kecil sapi milik keluarganya. Dia akan membawa kawanan itu ke gua terdekat, di mana dia telah mengambar ikon Perawan Maria yang Terberkati. Sambal menjaga sapi-sapinya, ia akan menghabiskan hari dalam doa.

    Pada tahun 1851, Youssef meninggalkan keluarganya untuk memulai hidup sebagai biarawan Ordo Maronit Lebanon di Biara Bunda Maria di Mayfouq. Dia kemudian dipindahkan ke Biara Saint Maron di Annaya, di Distrik Byblos dekat Beirut. Di sini, dia menerima kebiasaannya dan mengambil nama religius Sharbel, setelah martir Kristen Antiokhia abad ke-2. Ia mengucapkan profesi religius terakhirnya dalam Ordo pada tanggal 1 November 1853.

    Sebagai seorang biksu muda, Youssef mulai mempersiapkan diri untuk pentahbisan dengan mempelajari filsafat dan teologi di Biara Santo Cyprian dan Justina di Kfifan, Distrik Batroun. Di antara profesornya di seminari adalah Nimatullah Kassab, yang kemudian juga dinyatakan sebagai orang suci.

    Dia ditahbiskan enam tahun kemudian, pada tanggal 23 Juli 1859, di Bkerke. Dia dikirim kembali ke Biara Saint Maron, di mana dia menjalani kehidupan asketisme. Pada tahun 1875, Sharbel diberi biara hak istimewa untuk hidup sebagai seorang pertapa di Pertapaan Santo Petrus dan Paulus, sebuah kapel di bawah pengawasan biara. Dia menghabiskan 23 tahun berikutnya hidup sendiri sampai kematiannya.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI