Pena Katolik- Seringkali organisasi Orang Muda di bawah naungan paroki-paroki yang disebut sebagai OMK (Orang Muda Katolik) dicap sebagai tukang parkir belaka. Padahal esensinya, OMK merupakan salah satu kelompok Kategorial di dalam Gereja yang dikhususkan untuk memperhatikan anak-anak muda sebagai Generasi Gereja dalam peziarahannya di dunia. Perhatian pada kaum muda di zaman ini tentu saja berbeda karena beriringan dengan derasnya arus perubahan zaman. Karena itu diperlukan pribadi-pribadi handal yang dipersiapkan sebagai kader pemimpin masa depan melalui organisasi yang disebut sebagai OMK ini.
Pada hari Sabtu 15 Juli 2023 lalu, OMK Paroki Santo Carolus Boromeus Tembelina melaksanakan kegiatan yang mengangkat tema kepemimpinan. Penulis dipercayakan untuk memberikan materi mengenai kepemimpinan dalam organisasi OMK. Pertama-tama penulis menyebut kepemimpinan tersebut sebagai spiritualitas karena kepemimpinan di dalam organisasi OMK bukan semata-mata organisasi yang mencari keuntungan semata, melainkan organisasi yang didirikan oleh sekelompok kaum muda yang memiliki semangat yang sama untuk mengembangkan diri, memajukan Gereja, bangsa dan negara. Oleh karena itu, spiritualitas kepemimpinan di dalam OMK harus dinyalakan dari dalam sehingga cahaya yang menyala-nyala itu akan mampu menerangi dunia sebagaimana mandat Kristus sebagai Terang Dunia.
Ada lima materi yang dibagikan penulis kepada para OMK Paroki Sto. Carolus Boromeus Tembelina yaitu mengenai Dasar Kepemimpinan, Organisasi OMK, Manajemen Organisasi, Proposal dan Laporan Pertanggungjawaban. Pertama-tama peserta diminta untuk mengetahui definisi kepemimpinan yang benar. Hal ini dikarenakan stereotipe banyak orang yang menganggap pemimpin sama dengan boss. Seorang boss memperlakukan anak buahnya sebagai pesuruh yang harus mampu melaksanakan apa yang diperintahkan sehingga menciptakan hubungan antara atasan dengan bawahan.
Sementara seorang pemimpin memperlakukan orang yang dipimpinnya sebagai rekan seperjalanan di dalam organisasi sehingga menciptakan hubungan sinergis dalam mewujudkan tujuan organisasi. Setelah mengetahui dasar kepemimpinan, OMK juga harus mengetahui macam apa organisasi yang mereka geluti sehingga dapat organisasi menjadi darah dan daging atau organisasi yang mereka miliki seperti rumah sendiri. Mengenai Organisasi OMK dibahas pula perihal masalah-masalah kaum muda yang sedang menjadi fokus Gereja yaitu mengenai jati diri kaum muda, ketidakpastian masa depan dan hubungan-hubungan kaum muda yang bermakna. Selanjutnya bagaimana mempraktikkan dasar kepemimpinan dalam Manajemen Organisasi. Mengapa ada kepemimpinan dan manajemen dalam organisasi?
Karena keduanya berjalan secara sinergis, dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dalam organisasi juga ada proses manajemen yang memberdayakan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi agar berjalan secara efektif dan efisien. Materi tambahan yang penulis selipkan dalam latihan kepemimpinan ini adalah mengenai Proposal dan Laporan Pertanggungjawaban. Seringkali dua hal tersebut menjadi hal yang cukup penting dalam penyelenggaraan kegiatan, namun masalah lain yang kerap terjadi adalah sulitnya membuat laporan pertanggungjawaban setelah kegiatan terlaksana.
Tujuan dari dua hal tersebut tidak lain adalah mendokumentasikan kegiatan secara rinci baik perencanaan, pengorganisasi, pengarahan dan pengawasan sehingga dapat menjadi acuan bagi pengurus organisasi selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan serupa atau pengembangan kegiatan lainnya. Maka dari itu, kepemimpiunan organisasi OMK tidak hanya soal mampu mempengaruhi anggota untuk melaksanakan tujuan organisasi, tetapi juga pembelajaran untuk berani bertanggungjawab.
Setelah pemaparan materi dari penulis, OMK Paroki Sto. Carolus Boromeus Tembelina mendengarkan beberapa patah kata dari Frater Memet terutama mengenai hal ikhwal tentang organisasi OMK. Frater Memet berpesan bahwa kegiatan OMK memberikan manfaat pertama tentu saja memperoleh teman yang banyak. Kedua militansi iman, seorang OMK harus memiliki militansi iman dan tidak goyah iman atau pindah agama. Frater Memet memberikan sebuah pandangan segar bagaimana menjadi seorang OMK yang militan. Dilemparkanlah pertanyaan,”Apakah kita boleh pindah agama?” Frater Memet menjelaskan kepada OMK Tembelina dengan ayat Injil Yohanes 14:6 yang mengatakan, ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”.
Dengan demikian Frater Memet menegaskan bahwa tanpa Yesus, tidak ada jalan keselamatan sehingga tidak ada alasan bagi OMK untuk pindah-pindah agama. Selanjutnya ada pertanyaan lain,”Apakah kita boleh pindah gereja lain selain Katolik?” Frater Memet juga menegaskan melalui Injil Matius 16:18 Yesus menyatakan: “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Hal tersebut berarti bahwa Yesus mempercayakan Gereja yang didirikan-Nya kepada Petrus, Paus Pertama Umat Katolik dan kepada penggantinya. Tuhan tidak mengatakan akan mendirikan jemaat-jemaat-Ku (Gereja-Gerejaku) tetapi jemaat-Ku (Gereja-Ku: Tunggal). Sementara itu gereja lain didirikan oleh manusia bukan Yesus. Peneguhan iman tersebut tentu saja menggugah OMK Paroki Sto. Carolus Boromeus.
Setelah latihan kepemimpinan, diadakan pemilihan pengurus OMK Paroki St. Carolus Boromues Tembelina. Hal ini disebabkan karena beberapa anggota terutama pengurus akan melanjutkan pendidikan paska SMA di luar Paroki Tembelina. Maka dipilihlah beberapa anggota yang menjadi pengurus baik kordinator maupun anggota. Karena adanya perpindahan Pastor Vikaris Paroki Sto. Carolus Boromeus RD Bonifasius Mite dengan RD Fransiskus Joko Umbara (Pastor Vikaris Paroki Sto. Mikael Simpang Dua), maka pembina OMK Paroki Sto. Carolus Boromeus sementara masih tetap Romo Boni hingga Romo Joko bertugas.
Paroki Sto. Carolus Boromeus merupakan Paroki terdekat dari Kota Ketapang dengan beberapa stasi yang cukup dari pusat Paroki. Hal tersebut membuat beberapa anggota OMK harus pulang lebih awal untuk menghindari waktu pulang malam hari. Meskipun demikian, tidak menghentikan langkah perwakilan OMK di Stasi-stasi untuk hadir dalam pertemuan OMK Paroki Sto. Carolus Boromeus Tembelina. Sebagaimana penulis katakan dalam latihan kepemimpinan, untuk menjadi OMK zaman now, harus memiliki hati yang besar dengan cita rasa zaman now. Pertemuan tersebut menjadi bukti bahwa anggota OMK di Paroki Tembelina tersebut memiliki hati yang besar untuk membangun OMK. Tetap semangat ya gaes!
Penulis & Narasumber: Fr. Fransesco Agnes Ranubaya
Narasumber 2: Fr. Memet Saputra (Tahun Orientasi Pastoral Paroki Tembelina)
Dokumentasi: Katarina Yanti