Sabtu, November 23, 2024
25.6 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Kamis 20 Juli 2023; Pekan Biasa ke – XIV (Hijau)

Bacaan I – Keluaran 3:13-20

“‘Sang ‘Aku’ telah mengutus aku kepadamu.”

Waktu Musa mendengar sabda Tuhan dari tengah semak duri bernyala, berkatalah ia kepada Allah, “Apabila aku menemui orang Israel, dan berkata kepada mereka, ‘Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu’ dan mereka berkata, ‘Siapakah nama-Nya?’ Apa yang harus kukatakan kepada mereka?”

Sabda Tuhan kepada Musa, “Aku adalah ‘Sang Aku’. Lalu dilanjutkan, “Katakanlah begini kepada orang Israel, ‘Sang Aku’ telah mengutus aku kepadamu.”

Sabda Allah pula kepada Musa, “Katakanlah ini kepada orang Israel, ‘Tuhan, Allah nenek nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu’, itulah nama-Ku untuk selamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.

Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel, dan katakanlah kepada mereka, ‘Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta bersabda, Aku sudah mengindahkan kalian, dan juga apa yang dilakukan di Mesir terhadapmu.

Maka Aku telah bersabda, Aku akan menuntun kalian keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya’.

Setelah mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau bersama para tua-tua Israel harus menghadap raja Mesir. Kalian harus berkata kepadanya, ‘Tuhan, Allah orang Ibrani, telah menemui kami.

Oleh sebab itu izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allah kami.’ Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kalian pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat.

Maka Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya. Sesudah itu raja Mesir akan membiarkan kalian pergi.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 105:1.5.8-9.24-25.26-27

Ref. Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.

  • Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
  • Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
  • Tuhan membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat daripada lawan-lawannya; Diubah-Nya hati mereka untuk membenci umat-Nya, untuk memperdayakan hamba-hamba-Nya.
  • Maka Tuhan mengutus Musa, hamba-Nya, dan Harun yang telah dipilih-Nya; mereka mengerjakan tanda-tanda-Nya di tengah para lawan, dan mukjizat-mukjizat-Nya di tanah Ham.

Bait Pengantar Injil Matius 11:28

Ref. Alleluya.

Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Bacaan Injil Matius 11:28-30

“Aku ini lemah lembut dan rendah hati.”

Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Sejatinya Pekerjaan

Ada banyak orang yang selesai kuliah dalam bidang tertentu ketika sudah selesai kuliahnya kesulitan mencari pekerjaan. Tidak sedikit orang yang mempunyai mindset bahwa apa yang dinamakan pekerjaan adalah apa yang sesuai dengan bidang yang digelutinya selama kuliah. Jika apa yang dikerjakan berbeda dengan apa yang dipalajarinya, itu bukan pekerjaan, atau dikatakan belum bekerja.

Namun ada juga orang yang merasa beban pekerjaanya paling berat sedunia. Ada begitu banyak hal yang harus dikerjakannya sendirian. Karena harus mengejar target, seseorang sering kali tidak mempunyai waktu untuk dirinya sendiri.

Semua waktu yang ia punya ia habiskan untuk pekerjaannya. Berangkat pagi-pagi dan pulang larut malam, tenaga dan energinya tercurah dalam pekerjaan.

Baik yang merasa tidak punya pekerjaan maupun yang merasa paling sibuk sedunia, sejarah hidup kita membuktikan bahwa kita mampu untuk melewati hal itu. Apakah hasilnya baik atau tidak, yang jelas tetap mampu bertahan hidup sampai sekarang.

Apa yang diperlukan saat kita bekerja atau tidak adalah sebuah ketenangan jiwa. Sebagus apapun pekerjaan kita, atau seringan dan seberat apapun pekerjaan kita, jika tidak ada ketenangan jiwa, hidup menjadi mudah untuk berbeban berat.

Beban berat membuat hidup menjadi kelihatan letih lesu, tidak mempunyai daya dan roh yang memberi semangat dan berkat. Masing-masing dari kita mempunyai pekerjaan dan tanggung jawab hidup yang berbeda-beda. Tanggung jawab itu melekat dan menjadi kewajiban kita untuk menyelesaikannya.

Mungkin ada yang merasa terlalu besar beban tanggung jawabnya, ada yang merasa tidak kuat, dan mungkin ada yang merasa jenuh. Hari ini Yesus mengajak kita untuk datang kepada-Nya dan mendapat ketenangan jiwa. Mempunyai waktu sejenak dalam sehari untuk datang kepada-Nya membawa jiwa kita pada ketenangan dalam hidup kita.

Jiwa yang tenang menjadikan hidup kita juga tenang dan banyak berbuah. Jiwa yang tidak tenang akan menghantui hidup kita, dan bahkan menghacurkan hidup itu sendiri. Datang kepada Yesus yang memberi ketengan jiwa perlu dilakukan secara rutin. Kesetiaan dan ketekunan datang kepada-Nya akan membuahkan ketekunan jiwa yang tenang.

Kita perlu untuk mendapat ketenangan, maka datang kepada-Nya menjadi jalan yang paling luhur untuk mendapat ketenangan yang sesungguhnya. Tawaran dari duni mungkin memberi ketenangan juga, namun ketenangan yang sesaat, ketenangan yang sementara.

Yesus menawarkan ketengan yang kekal, ketenangan yang membawa kita pada ketenangan jiwa, bukan hanya sekedar ketenangan pikiran dan raga. Sebagai orang beriman, semoga kita mampu untuk mempunyai ketenangan jiwa, entah apapun pekerjaan dan tanggung jawab hidup kita masing-masing.

Semoga kita mampu untuk mempertanggung jawabkan hidup kita baik dihadapan sesama maupun dihadapan Tuhan yang memberi hidup pada kita.

Doa Penutup

Allah Bapa Mahaluhur, bagaimana kami dapat menyapa nama-Mu, andaikata Yesus Putra-Mu tidak membicarakan Dikau? Kami mohon, berilah kami semangat-Nya, agar dalam sengsara dan sakit, dalam suka dan duka, kami selalu ingat bahwa Engkau mendampingi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini