PALEMBANG, Pena Katolik – “Orang Muda Katolik mesti membangun Gereja yang vital dan vital,” kata Mgr. Pius Riana Prapdi, Ketua Komisi Kepemudaan KWI, saat memberikan konferensi pers, Senin (26/6) pagi dalam rangka Kegiatan Indonesian Youth Day (IYD) III di Ruang Media Center, Jakabaring Sport City Palembang, Sumatera Selatan.
Menurut Mgr. Pius, Orang Muda Katolik adalah pemeran utama dalam Gereja. Kegiatan IYD di Palembang ini menjadi kesempatan bagi Gereja Katolik untuk menyadari dan menghidupi semangat bersatu.
“Pada saat yang sama, Orang Muda Katolik memiliki semangat membangun Gereja yang hidup dan menarik, atau dalam bahasa orang muda menjadi Gereja yang vital dan viral,” kata Mgr Pius yang juga uskup Ketapang ini.
Tema IYD III adalah Orang Muda Katolik: Bangkit dan Bersaksilah menjadi fokus perjumpaan OMK selama empat hari di Bumi Sriwijaya. Romo Frans Kristiadi Prasetya, Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI, mengatakan bahwa tema IYD III ini mengalir dari tema Hari Orang Muda Sedunia yang dirayakan pada setiap tahun pada hari raya Kristus Raja Semesta Alam. Tema ini diambil dari tema orang muda sedunia Tahun 2022 yaitu “Maria bangkit dan bergegas”.
“Bangkit itu sebagai ungkapan bahwa seseorang yang telah menerima cinta dari Allah, lalu tergerak tidak hanya memikirkan kesusahannya sendiri, tetapi mau bergerak untuk orang lain. Bersaksi artinya rela membagikan pengalamannya, karena ia bersukacita dan dicintai oleh Allah itu kepada orang-orang yang ada di sekitarnya,” kata Rm Frans Kristiadi, imam diosesan Purwokerto ini.
Ia juga menjelaskan makna dari tema orang muda katolik bangkit dan bersaksilah yang harus dialami oleh semua Orang Muda Katolik, baik yang ikut serta di Palembang maupun yang tidak ikut serta.
“Jelas bahwa bangkit dan bersaksi itu harapan bagi orang-orang muda untuk menjadi pemeran utama dalam hidup menggereja dan masyarakat agar gereja dan orang muda menjadi vital dan viral seperti yang dijelaskan oleh Mgr Pius. IYD telah dimulai tahun lalu di mana diadakan beberapa konteks peristiwa yang direfleksikan,” tutur Rm Frans Kristiadi.
Ia menjelaskan adanya survei militansi iman Orang Muda Katolik. Hasilnya akan dipaparkan. Lalu ada kedua kirab salib dan live in yang sudah dilaksanakan di keuskupan-keuskupan.
“Kami berharap, semangat yang dialami di keuskupan-keuskupan ini juga dialami oleh seluruh orang muda seluruh Indonesia. Pengalaman ini sudah dibuatkan dalam bentuk film pendek,” tuturnya.
Romo Kristiadi lantas menjelaskan IYD III Palembang sebagai selebarasi yang dilaksanakan dari Senin (26) hingga Jumat (29) Juni. Tema pertama adalah perjumpaan suka cita Orang Muda Katolik dari seluruh Indonesia seperti Bunda Maria berjumpa dengan Elisabeth.
“Lalu hari kedua akan bahas tema Bangkit sebagai dorongan untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi merasakan kehadiran Kritus dalam diri,” kata Rm Kristiadi, ketua SC IYD III 2023.
Sedangkan hari ketiga mendalami tema bersaksi dalam kemajemukan dengan berkunjung ke tempat ibadat agama lain.
Rm Kristiadi mengatakan bahwa bersaksi adalah ajakan untuk mewujudnyatakan kabar baik di tengah kemajemukan dalam kata dan perbuatan. Karena itu, para peserta IYD diajak untuk outing. Mereka akan mengunjungi sesama seperti Bunda Maria mengunjungi Elisabeth.
“Hari keempat membahas tema perutusan di mana Orang Muda Katolik siap diutus untuk bersaksi membagikan sukacita ini untuk semua orang,” tuturnya.
Orang Muda Karolik juga akan mendapat peneguhan dari Mgr. Pius, dari Miss Indonesia Audry Vanisa, Oscar Bascoro salah seorang teman OMK dari Kemenkes, Rudi Raka vasilitator nasional Charitas Indonesia dan Briptu Marselina Oktavianti OMK yang berprestasi yang bekerja di Korlantas RI bagian media.
Para peserta yang diutus diharapkan dapat bertumbuh dan berkembang. Setelah kegiatan IYD ini, pihak Komisi Kepemudaan KWI akan membantu OMK untuk mengembangkan dan menemukan minat dan passion berupa kaderisasi kepemimpinan, kaderisasi untuk mengelola media sosial, pelatihan entertainment serta meningkatkan kapasitas pendamping.
Romo Albertus Magnus Kristiadji Rahardjo MSC, Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Palembang, mengatakan bahwa peserta yang hadir sebanyak 1500 OMK, termasuk para imam, suster dan awam yang mendampingi.
“Yang jelas, kami panitia yang berjumlah 500 orang ini menyambut dengan gembira acara kaum muda. Kami siap melayani dengan segala kemampuan kami,” ujar Romo Kristiadji MSC yang juga menjaci OC IYD III Palembang.
Ia pun menjelaskan langkah konkret bagi OMK yang tidak bisa terlibat langsung di Palembang. Sebenarnya mereka juga bagian dari peserta yang diutus ke Palembang, karena mereka ikut serta dalam segala persiapan selama Pra-IYD. Mereka bisa mengikuti seluruh kegiatan dan dinamika yang terjadi melalui live streaming IYD, sehingga teman-teman yang tidak bisa hadir bisa ikut merasakan euphoria IYD di Palembang. IYD2023.org