PONTIANAK, Pena Katolik – Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus meresmikan dan memberkati Gedung Asrama Putra Santo Petrus dan Rusun Khusus Asrama Putra di Kompleks Persekolahan Katolik Nyarumkop. Peresmian ini menandai langkah maju dalam penyediaan fasilitas terbaik bagi anak-anak di daerah terpencil yang tinggal di asrama.
Gedung Asrama Putra Santo Petrus terletak di sebelah kanan gedung putih dengan corak buku dan pensil. Sedangkan rusun khusus Asrama Putra nuansa warna biru putih yang dibangun Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat berlokasi di seberang Asrama Putra Santo Petrus.
Mgr. Agustinus menegaskan, anak yang datang dari kampung dan bersekolah di Nyarumkop harus belajar dengan fasilitas modern. Menurutnya, orangtua menitipkan anaknya bersekolah di Nyarumkop berharap mendapat pendidikan yang baik. Ia menegaskan, mereka perlu didukung dengan fasilitas yang memadai.
Uskup Agustinus menanggapi pertanyaan tentang kebutuhan membangun asrama yang mewah. Ia berbagi pengalaman, berasal dari kampung yang menginjakkan kaki di asrama dengan tempat tidur sederhana.
Gedung Asrama Putra Santo Petrus terdiri dari 16 kamar yang masing-masing dilengkapi dengan 6 tempat tidur, kamar mandi, wastafel, dan lemari. Fasilitas yang sama juga berlaku untuk Rusun Putra. Pembangunan sarana pendidikan ini untuk memberikan pengalaman pendidikan yang lebih baik bagi generasi muda.
Mgr. Agustinus meminta anak-anak tidak lagi dididik dengan cara-cara lama, namun perlu pendekatan baru. Ia menyoroti kemajuan teknologi yang terdapat dalam gedung itu. Dengan adanya CCTV yang dipasang di beberapa titik sudut ruangan, para pembina asrama dapat melaksanakan kontrol sosial lebih baik.
Cara baru dalam mendidik anak yang datang dari kampong ini perlu menjadi catatan khusus. Mgr Agustinus bahkan memberi catatn, jangan mendidik anak ini dengan tikar.
“Tolong ini menjadi perhatian, agar jangan kembali lagi mendidik orang Dayak hanya cukup pakai tikar, masak pakai kayu. Kalau itu masih terjadi, maka itu menghina orang Dayak. Untuk itu bagi orang kampung yang bersekolah di Nyarumkop harus diberikan fasilitas yang terbaik bagi orang-orang pedalaman,” kata Uskup Agustinus.
Sejak 1916 bibit pendidikan telah dimulai di wilayah Nyarumkop, maka dengan semangat yang sama itu harus diteruskan ke generasi sekarang. Salah satu perhatian paling konkret adalah membangun fasilitas pendidikan yang terbaik bagi orang-orang pedalaman dan mendidik mereka menjadi orang yang bermutu.