PARIS, Pena Katolik – Para imam Katolik di Prancis akan segera membawa kartu identitas yang ditautkan ke database nasional. Nantinya, kartu itu akan menunjukkan apakah mereka saat ini mereka dapat merayakan Misa dan mendengar pengakuan dosa.
“Kartu ini bertujuan untuk mencegah penipu [imam atau diakon] yang terus bertindak merugikan umat beriman dan sakramen-sakramen,” kata sebuah pernyataan di website resmi Konferensi Waligereja Prancis pada 5 Mei 2023.
Dengan aturan ini, setiap imam akan selalu membawa dokumen yang menunjukkan bahwa mereka disetujui untuk merayakan Misa. Dalam pernyataannya, uskup Katolik Prancis membandingkan kartu itu dengan kartu pers untuk jurnalis atau kartu identitas untuk profesional hukum.
Para uskup Katolik Prancis pertama kali menyetujui pembaruan kartu identitas klerus pada rapat paripurna November 2021. Para uskup membuat perubahan untuk membantu membakukan dokumen antara keuskupan dan komunitas religius dan untuk memberikan pembaruan waktu nyata tentang otorisasi dan pembatasan. Konferensi Waligereja Prancis dalam pengumuman 10 Mei menggambarkan perubahan itu sebagai bagian dari serangkaian tindakan besar yang dimaksudkan untuk melanjutkan dan mengintensifkan perjuangan melawan kekerasan seksual di dalam Gereja. Langkah ini menyusul laporan Oktober 2021 dari Komisi Independen tentang Pelecehan Seksual di Gereja. Gereja.
Nantinya, semua uskup dan imam diwajibkan untuk membawa kartu ID yang baru ini, begitu pula diakon tetap. Baik pendeta yang berbasis di Prancis maupun mereka yang tinggal di Prancis sebagai bagian dari misi keagamaan, mereka harus memiliki kartu identitas. Kartu ini harus diverifikasi oleh mereka yang mengawasi acara atau pertemuan keagamaan, termasuk ziarah atau Misa.
“Jika pelayan liturgy yang ditahbiskan menolak untuk menunjukkan kartunya, dia tidak akan bisa merayakan Misa,” kata pernyataan itu.
Sistem ini beroperasi untuk para uskup Prancis. Saat ini masih diadakan pengumpulan data untuk 13.000 imam dan 3.000 diakon. Kartu identitas ini akan diberlakukan setelah proses selesai.
Uskup Alexandre Joly dari Troyes, wakil presiden Konferensi Waligereja Prancis, menjelaskan pada konferensi pers 10 Mei 2023, bahwa ketika kode QR kartu dipindai, aplikasi akan menampilkan warna hijau, kuning, atau oranye berdasarkan otorisasi imam.
Otorisasi atau pembatasan dapat berlaku untuk perayaan Ekaristi di depan umum, khotbah, pembaptisan, pengakuan, konseling pastoral pribadi, persiapan dan perayaan pernikahan, dan kemampuan untuk memimpin pemakaman. Kurangnya otorisasi belum tentu karena ada masalah dalam imamat mereka. Imam yang baru ditahbiskan tidak segera disetujui untuk mendengarkan pengakuan, mereka akan menunggu pelatihan lebih lanjut, sebelum diizinkan mendengarkan pengakuan.