PURWOKERTO, Pena Katolik – Shinta Nuriyah Wahid menghadiri Buka Bersama Lintas Agama yang bertempat di Katedral Kristus Raja, Purwokerto, Banyumas, 28 Maret 2023. Istri mendiang Presiden keempat, KH Abdurrahman Wahid menyebutkan, kegiatan ini tidak sekadar bersilaturrahmi, tetapi juga menjadi wujud miniatur Indonesia. Shinta mengatakan, Indonesia yang pluralis dan humanis, seperti warna pelangi tidak lengkap apabila salah satu warnanya hilang.
“Apabila semuanya bersatu padu dalam satu rumah yang disebut Indonesia, itu menjadi indah,” kata Shinta.
Menurutnya, pandemi Covid -19 telah memukul semua sendi kehidupan. Hal ini meninggalkan banyak kesengsaraan yang dialami masyarakat. Shinta mengatakan, Safari Ramadan tersebut sudah digelar semenjak masih mendiang Gus Dur masih hidup dan sempat terhenti karena pandemi Covid -19.
Menurutnya, agenda ini tujuannya untuk merajut kebersamaan antaranak bangsa. Buka bersama lintas agama yang jadi lambang persatuan, kegiatan ini dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain.
“Kita harus menjaga persatuan dan kesatuan, karena kita berada di Indonesia, yang banyak perbedaan suku dan bangsa,” tandasnya.
Shinta mengajak hadirin terlibat dalam menjaga keutuhan NKRI, yang beranekaragam Kebinekaan. Masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan berbagai suku dan agama sebagai anak bangsa, sebagai saudara maka tidak pantas untuk saling bermusuhan.
“Mari kita bangun keutuhan dan ketaqwaan kemanusiaan yang bermoral sebagai anak bangsa” tegas Shinta.
Terjalin Persuadaraan
Pemilihan tempat di Katedral Purwokerto memiliki arti mendalam. Bagi saudara umat muslim menjalani puasa selama satu bulan dan bersamaan umat Katolik yang lebih awal telah memasuki pekan kelima masa Praspaskah dengan menjalani pantang dan puasa selama lima puluh hari, berakhir pada puncaknya Perayaan Paskah.
Selama masa Pandemi, semua menjadi orang yang terisolir satu dengan yang lain tanpa kecuali bukan karena faktor kelompok dan golongan. Pasca Pandemi 2023, kita sudah diperbolehkan lepas masker, walaupun masih terdapat beberapa orang yang masih menggunakan masker.
Buka Puasa Lintas ini juga didukung Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyumas. Buka bersama terselenggara atas kerjasama Tim Kerja HAK Patoki Katedral Kristus Raja Purwokerto dg Komunitaa Gusdurian Banyumas dan Panitia Saur Keling Ibu Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid. Kegiatan ini dihadiri juga oleh Uskup Purwokerto, Mgr. Christophorus Tri Harsono; Ketua FKUB Banyumas, Muh. Roqib; Tim kerja HAK paroki Katedral E. Herni Widiastuti dan FA. Agus Wahyudi, Camat Purwokerto Timur, Kristanto; dan DPRD Purwokerto, drg Andrias Kartikosari. Selain itu, hadir juga beberapa perwakilan dari umat lintas agama, antara lain; Islam, Katolik, Kristen Protestan, Budha, Hindhu, Konghucu dan Kepercayaan.
Dalam sambutannya Uskup Tri Harsono sangat mengapresiasi kepada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN) yang telah memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada tiga tokoh public, termasuk Prefek Diskateri Dialog Antar Agama Vatikan, Kardinal Miguel Ayuso MCCJ. Mgr. Christophorus mengapresiasi penghargaan ini sebagai pengakuan atas jasa dan konstribusi serta peran besar ketiga tokoh tersebut dalam memperkuat dan memajukan perdamaian dunia, seperti dialog antar agama dan fokus pada isu kemanusiaan.
Dua tokoh lain yang mendapat penghargaan ini antara lain; Kyai Haji Yahya qolil staquf (ketua umum PBNU), dan DR. Sudibyo Markus ketua umum PP Muhammadiyah. Sehingga Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta semakin dikenal di seluruh dunia karena sikap toleransi tersebut” tegas uskup. Hal tersebut sejalan dengan Presiden Joko Widodo bahwa tahun 2022 sebagai tahun toleransi.
Kepala Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Romo Martinus Ngarlan mengatakan, buka puasa ini diadakan untuk menjalin silaturrahmi dan persaudaraan sejati antar umat Tuhan. Selain berbuka puasa bersama, pada kesempatan ini juga diadakan doa bersama.
“Kami berdoa untuk kesatuan dan persatuan bangsa NKRI, serta pandemi Covid-19 yang berangsur membaik,” kata imam yang juga Ketua Komisi HAK Keuskupan Purwokerto.
Kehadiran Biarawan, Biarawati
Kehadiran rombongan Shinta disambut dengan tabuhan kentongan khas budaya Purwokerto oleh umat Katolik di halaman gedung Pascalis Hall. Tampak para tamu dan Br. Ferdy, Sr. Charlie OP, serta Sr. Alberta OP yang mewakili kaum religius, sangat menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan dengan iringan tabuhan kentongan. Setelah dipuaskan dengan musik kentongan, Ibu Shinta dan rombongan serta diikuti seluruh umat yang hadir memasuki gedung. Beberapa suguhan penampilan nyanyian beberapa lagu dari siswa SMA Negeri 2 Purwokerto dan SD Bruderan.
Ketika menjelang waktu berbuka, seluruh hadirin hening mendengarkan suara Adzan Magrib yang dipimpin Maful Sugiyanto, sebagai tanda berbuka dan seluruh umat yang hadir menikmati hidangan yang telah disediakan oleh panitia.
Keakraban malam itu semakin memperlihatkan semangat persaudaraan ketika memasuki sesi tanya jawab dengan Bu Shinta, masing-masing umat yang hadir diperkaya wawasannya dan pengetahuan tentang agama umat yang lain untuk menciptakan sikap toleransi, dengan merawat dan menjaga empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Tuhan memberkati.
Sr. Charlie OP