Jumat, November 22, 2024
29.4 C
Jakarta

Romo Sindhunata SJ Menjadi Salah Satu Penerima Penghargaan Ikon Prestasi Pancasila 2022

Romo Gabriel Posetti Sindhunata SJ. IST

JAKARTA, Pena Katolik – Romo Gabriel Posetti Sindhunata SJ menjadi salah satu penerima penghargaan Ikon Prestasi Pancasila tahun 2022. Pengumuman ini disampaikan dalam surat Ketua Badan Pembina Ideologi Pacasila (BPIP), Yudian Wahyudi 23/12/2022. Penghargaan Ikon Prestasi Pancasila merupakan penghargaan yang setiap tahun diberikan oleh BPIP.

Romo Sindhu terpilih menjadi salah satu penerima penghargaan ini karena kiprahnya dalam dunia sastra. Tercatat, Romo Sindhu telah menghasilkan beberapa karya sastra yang cukup memberi pengaruh dalam dunia sastra Indonesia. Salah satu karyanya, Anak Bajang Menggiring Angin telah dicetak sebanyak 13 kali. Karya ini menjadi salah satu karya penting dalam sejarah sastra Indonesia. Gaya penulisan novel ini menunjukkan ciri khas Romo Sindhu.

Romo Sindhu adalah imam serikat Yesus yang lahir di Malang pada 12 Mei 1952. Selama ini, ia dikenal sebagai redaktur majalah kebudayaan BASIS. Sejak masa kecilnya hingga tamat SMA ia hidup di kampungnya di kaki Gunung Panderman.

Sindhunata pernah pula bekerja sebagai wartawan Kompas, sebelum masuk Novisiat Serikat Yesus. Ia dikenal karena tulisan komentar tentang sepak bola, dan berbagai masalah kebudayaan. Namun Sindhunata mungkin lebih dikenal sebagai penulis.

Dalam bidang organisasi, Romo Sindhu mendirikan komunitas Pagoejoeban Ngoendjoek Tjioe/PANGOENTJI, (Paguyuban Minum Ciu) yang konsen pada bidang seni dan budaya. Kini Romo Sindhu menetap di Kolese Santo Ignatius, Kotabaru, Yogyakarta.

Sindhunata lulus dari Seminarium Marianum, Lawang, Malang (1970). Pendidikan Sekolah Tinggi Driyarkara, Jakarta (1980), Studi Teologi di Institut Filsafat Teologi Kentungan, Yogyakarta (1983), kemudian mendapatkan gelar doktor dari Hochschule für Philosophie, München, Jerman (1992). Ia menulis disertasinya tentang pengharapan mesianik masyarakat Jawa.

Bebrapa karyanya yang terkenal di antaranya: Baba Bisa Menjadi Indonesier: Bung Hatta, Liem Koen Hian, dan Sindhunatha, Menyorot Masalah Cina di Indonesia (1988); Sayur Lodeh Kehidupan: Teman dalam Kelemahan (1998, Editor); Sisi Sepasang Sayap: Wajah-Wajah Bruder Jesuit (1998); Bola di Balik Bulan (2002); Bola-Bola Nasib (2002); Air Mata Bola (2002), dll

Melalui karyanya Anak Bajang Menggiring Angin, Romo Sindhu berhasil mempengaruhi budaya popular Indonesia. Selain itu, puisi-puisi Romo Sindhu dalam kumpulan puisinya, Air Kata-Kata (2003) telah digunakan sebagai lirik lagu rap berwarna musik Jawa, seperti: “Ora Cucul Ora Ngebul”, “Rep Kedhep”, dan “Ngelmu Pring” (oleh Rotra); dan “Cintamu Sepahit Topi Miring” (oleh Jahanam).

Selain Romo Sindhu, ada beberapa nama beragama Katolik  lain yang menerima penghargaan dari BPIP tahun ini. Mereka di antarnya, Leani Ratri Oktila (Atlet Bulutangkis Paralimpic); Elizabeth Philips (Aktivis Sosial);  dan Maria Louisa rumateray.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini