Jumat, November 22, 2024
27.8 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Selasa 25 Oktober 2022; Minggu Biasa ke-XXX

Bacaan Pertama: Efesus 5:21-33

Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Saudara-saudara, hendaknya kalian saling merendahkan diri dalam takwa kepada Kristus. Para isteri hendaknya tunduk kepada suaminya, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala atas jemaat.

Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, begitu pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suaminya dalam segala hal. Para suami hendaknya mengasihi isterinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat, dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya setelah menyucikannya dengan air dan firman.

Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela. Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri; maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.

Sebab tak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Karena itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat. Bagaimanapun juga bagi kalian masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri, dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Mazmur Tanggapan: Mzm 128:1-2.3.4-5

Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.

  • Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
  • Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
  • Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil: Matius 11:25

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang sederhana.

Bacaan Injil: Lukas 13:18-21

Biji itu tumbuh dan menjadi pohon.

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya.

Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?

Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Menabur Biji

Mengumpamakan hal yang luar biasa besar, hebat, bahkan agung, dengan suatu hal yang kecil dan sederhana, bukanlah untuk mengecilkan hal yang agung itu, tapi membuatnya terjangkau oleh pemahaman sederhana manusia.

Kita tahu bersama bahwa semua benih/biji pasti jauh lebih kecil dari tanamannya. Tentu bukan kebetulan Yesus mengambil perumpamaan dari biji sesawi yang sangat kecil. Akan tetapi untuk membantu cara pandang kita mengenai kekuatan atau daya yang luar biasa yang ada di balik pertumbuhan benih yang kecil itu.

Yesus mengajari kita untuk tidak berhenti pada realitas yang tertangkap oleh mata, tapi melihat pekerjaan Allah yang agung di balik apa yang kecil dan sederhana. Di balik biji sesawi yang kecil, terkandung Kerajaan Allah yang maha agung dan mulia. Di balik ragi yang sedikit dan sederhana, terkandung daya kebesaran Allah yang mampu mengubah realita dari yang kecil menjadi besar.

Dengan kata lain, di balik apa yang kecil dan sederhana ini, kita bisa melihat kebesaran Allah yang luar biasa mengagumkan. Lihatlah kandang hina Betlehem. Dari sanalah cahaya keselamatan memancar ke seluruh dunia.

Lihatlah salib yang hina dan cemar. Dari sanalah datang keselamatan oleh salib dan pengorbanan Yesus. Apa yang bisa kita petik dari perumpamaan Yesus hari ini tentang biji sesawi dan ragi?

Membandingkan biji sesawi dengan KA tentu bukan pada bijinya yang kecil, tapi pada potensi pertumbuhannya. Demikian juga halnya dengan ragi. Bukan pada bentuk raginya, tapi pada potensinya untuk membuat adonan menjadi besar.

Jadi fokus perhatian kita bukan pada bentuk biji sesawi, tapi pada kemampuannya untuk bertumbuh dan menjadi yang sesungguhnya. Biji yang kecil itu akan menjadi pohon yang besar dan kuat.

Ragi yang tak seberapa banyaknya, akan membuat adonan menjadi membesar. Orang manado bilang menjadi: reis. Naik, meningkat. Bahasa Inggrisnya: Raise up. Mungkin masih ingat lagunya George Groban: You raise me up. Engkau mengangkatku. Nah seperti itulah maksudnya.

Perumpamaan Yesus tentang biji sesawi kiranya memperkuat iman kita akan Penyelenggaraan Ilahi, atau kemahakuasaan Allah. Bahwa apa yang kelihatannya kecil dan sederhana, bila ditempatkan dalam tangan Tuhan, atau dalam konteks penyelenggaraan Tuhan, maka dia akan menjadi besar, sarat makna dan akan sampai pada kepenuhannya.

Ingat kata Yesus, bahwa bila kita mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kita dapat memindahkan gunung…waaw!Itu berarti bahwa bila kita mempunyai iman sebesar biji sesawi, luar biasa kekuatan ilahi yang diberikan Tuhan bagi kita.

Kita dapat melihat di balik kelemahan manusiawi kita, tersimpan sebuah daya ilahi yang maha dahsyat untuk mendatangkan kebaikan dan berkat yang melimpah. Tapi ini tentu tidak berlaku secara otomatis.

Rahmat iman yang kita terima dari Tuhan perlu terus kita kembangkan. Sama seperti biji sesawi yang perlu ditanam di tanah yang subur. Perlu dirawat dan diperhatikan. Disiram, dipupuk dan dibersihkan, agar tumbuh menjadi pohon yang besar. Demikian juga halnya dengan iman kita.

Kita perlu latihan rohani dalam bentuk doa dan ucapan syukur. Memperdalam relasi kita dengan Tuhan. Kita perlu membaca Kitab Suci, dan mendalaminya. Kita perlu menerima sakramen-sakramen, terutama Ekaristi. Kita perlu menjalin kebersamaan dalam komunitas, wilayah rohani dan paroki, agar kita tidak berjalan sendirian.

Lebih lanjut kita perlu melatih kesabaran dan penuh penyerahan diri kepada Tuhan. Dengan kata lain, kita perlu bersandar terus kepada Tuhan. Kita akan terus rajin menanam, rajin menyiram dan merawat, sambil seluruh pertumbuhannya kita serahkan pada Tuhan.

Doa

Allah Bapa kami sumber pengharapan sejati, taburkanlah sabda-Mu ke dalam hati kami agar tumbuhlah Kerajaan Allah tempat Engkau sendiri hadir dan merajai hidup kami hari ini. Semoga kami hari ini berkembang dalam segala ketekunan dan perbuatan baik, bertindak jujur kepada-Mu dan sesama. Kami serahkan segala apa yang kami rencanakan dan akan kami kerjakan hari ini ke dalam kekuatan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini