Kamis, Desember 26, 2024
29.1 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Selasa 20 September 2022; Minggu Biasa ke-XXV; Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon dan St. Paulus Chong Ha Sang

Bacaan Pertama: Amsal 21:1-6.10-13

Bermacam-macam pepatah.

Hati raja laksana batang air di tangan Tuhan, yang Dia alirkan ke mana saja Ia kehendaki. Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.

Melakukan kebenaran dan keadilan lebih berkenan di hati Tuhan daripada kurban. Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang jahat, adalah dosa. Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.

Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut. Hati orang fasik mengingini kejahatan dan tidak menaruh belas kasih kepada sesamanya.

Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan memperoleh pengetahuan. Yang Mahaadil mengawasi rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan.

Siapa yang menutup telinga bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.

Mazmur Tanggapan: Mzm 119:1.27.30.34.35.44

Ref. Bimbinglah hidupku, ya Tuhan, menurut petunjuk perintah-Mu.

  • Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
  • Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
  • Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
  • Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
  • Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu sebab aku menyukainya.
  • Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya. Alleluya.

Bacaan Injil: Lukas 8:19-21

Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.

Pada suatu hari datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus hendak bertemu dengan Dia. Tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Maka diberitahukan kepada Yesus, “Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Dikau.”

Tetapi Yesus menjawab, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan melaksanakannya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Bunda yang Mendengar Firman Allah

Perikop yang pendek ini sudah jelas semakin menegaskan posisi dan kedudukan bunda Maria. Dia adalah ibu yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.

Persis seperti yang dikatakan Yesus, mari menjadi teladan orang yang mendengarkan firman dan melaksanakan, dalam seluruh hidupnya. Jawaban Yesus semakin menegaskan posisi itu.

Maka para pendengar diajak untuk meneladan hal yang sama, yang tidak akan pernah diambil oleh pencuri atau hilang oleh karena ngengat dan karat. Harta terdalam dari bunda Maria, dialah yang menjadi ibu dan saudara Yesus yang paling dekat. Teladan yang sama yang kiranya hendak kita perjuangkan setiap hari dalam hidup kita.

Namun demikian, kita juga bisa merenungkan sisi lain dari perikop ini. Kita bisa membayangkan bagaiman ibu Yesus dan saudara-saudara-Nya berusaha menemui Dia. Mereka datang entah dari mana, hendak menjumpai Yesus yang adalah anggota keluarga mereka.

Mereka tahu kemana harus mencarai, tetapi memang terhalang oleh orang banyak yang sedang mendengarkan Yesus. Dan orang banyak sepertinya mengenali mereka sehingga ada orang yang menyampaikan kepada Yesus tentang tamu-Nya.

Kita bisa mengambil makna bagi hidup harian kita. Sebagai satu saudara dalam keluarga, kita perlu saling memberi perhatian. Saling peduli ada ciri khas dari saudara. Kiranya itulah yang ditunjukkan oleh ibu dan saudara-saudara Yesus.

Pada kenyataannya ada begitu banyak saudara dalam keluarga yang tidak saling peduli, bahkan saling bermusuhan. Faktanya ada banyak saudara serumah yang dipenjarakan oleh saudaranya sendiri, karena berbagai alasan.

Yesus hari ini mengajak kita untuk punya sikap peduli kepada sesama keluarga kita. Saling menyapa dan mengungjungi adalah cara yang paling sederhana untuk peduli kepada saudara. Demikian juga jika kita perluas ke dalam lingkup lingkungan, saling menyapa adalah bentuk konkret dari langkah awal untuk peduli. Semoga kita berani menjadikan orang lain sebagai saudara.

Doa

Ya Tuhan, aku bersyukur atas begitu banyak saudara yang hadir dalam hidupku. Ajarilah kami agar kami selalu berani menaruh kasih satu sama lain. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini