Minggu, Desember 29, 2024
27.1 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Senin 15 Agustus 2022; Minggu Biasa ke-XX

Bacaan I: Yeh. 24:15-24

Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, lihat, Aku hendak mengambil dari padamu dia yang sangat kaucintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan janganlah mengeluarkan air mata.

Diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian; lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu dan jangan makan roti perkabungan.” Pada paginya aku berbicara kepada bangsa itu dan pada malamnya isteriku mati.

Pada pagi berikutnya aku melakukan seperti diperintahkan kepadaku. Maka bangsa itu berkata kepadaku: “Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini bagi kami, bahwa engkau melakukan demikian?”

Lalu kujawab mereka: “Firman Tuhan sudah datang kepadaku: Katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan Allah: Sesungguh-sungguhnya Aku akan menajiskan tempat kudus-Ku, kekuasaanmu yang kaubanggakan, kenikmatan bagi matamu dan bagi jiwamu; dan anak-anakmu lelaki dan perempuan yang kamu tinggalkan akan mati rebah oleh pedang.

Kamu akan melakukan seperti yang kulakukan: Mukamu tidak akan kamu tutupi dan roti perkabungan tidak akan kamu makan, kepalamu pakai destar dan kakimu pakai kasut; dan kamu tidak akan meratap atau menangis.

Tetapi kamu akan hancur lebur dalam hukumanmu, dan kamu akan mengeluh seorang kepada yang lain. Demikianlah Yehezkiel menjadi lambang bagimu; tepat seperti yang dilakukannya kamu akan lakukan. Kalau itu sudah terjadi maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan Allah.

Mazmur Tanggapan: Ul. 32:18-19,20,21

Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau.

  • Hai umat, engkau telah melupakan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau. Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, sebab Ia sakit hati karena anak-anaknya lelaki dan perempuan.
  • Tuhan bersabda, “Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka. Sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
  • Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal.”

Bait Pengantar Injil: PS 957

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Bacaan Injil: Mat. 19:16-22

Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik.

Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Demikianlah Injil Tuhan

Harta bagi Kehidupan

Banyak orang tidak mengerti dengan baik dan benar arti dari harta atau materi yang dimilikinya. Hal ini persis terjadi pada diri seseorang yang datang kepada Yesus. Ketika Yesus menunjukkan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup yang kekal, dengan menganjurkan untuk berbagi hartanya kepada orang miskin, ia kecewa dan pergi dari Yesus.

Allah tidak melarang bahkan menganjurkan agar kita bekerja keras untuk bisa mempertahankan hidup. Dan apabila karena ketekunan dan kerja keras yang dilakukan mendatangkan rezeki atau materi yang cukup, hendaklah jangan sampai terbelenggu oleh harta dan kekayaan yang diperolehnya.

Harta atau materi merupakan pemberian Allah yang patut disyukuri dan dijadikan sarana untuk menemukan kebahagian yang sejati, untuk merasakan kebaikan Allah dan kesempatan untuk berbagi kepada orang lain yang membutuhkan bantuan atau pertolongan kita.

Perlulah bagi kita untuk menempatkan secara benar harta atau materi dalam kehidupan. Jangan sampai harta atau materi yang kita miliki menjauhkan diri kita dari Tuhan dan sesama.

Kita harus bisa mengambil jarak dengan harta atau materi yang ada, supaya tidak terbelenggu olehnya. Betapun perlunya harta atau materi untuk hidup, tetapi tetap bahwa harta atau materi bukan tujuan, melainkan sarana untuk semakin dekat dengan Tuhan dan sesama.

Doa

Ya Tuhan, aku bersyukur atas segala sesuatu yang telah Kauanugerahkan kepadaku. Semoga pemberianmu menjadikan aku semakin menyadari akan kebaikan-Mu serta semakin menyemangati aku untuk rela membantu saudara-saudariku yang membutuhkan. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini