Senin, Desember 23, 2024
32 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Sabtu 13 Agustus 2022; Minggu Biasa XIX

Bacaan I: Yeh. 18:1-10,13b,30-32

Tuhan bersabda kepadaku, “Apakah maksudnya kalian mengucapkan pepatah ini di Israel, ‘Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu’? Demi Aku yang hidup, demikianlah sabda Tuhan, kalian tidak akan mengucapkan pepatah itu lagi di Israel.

Sungguh, semua jiwa itu Aku yang punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Akulah yang punya! Dan orang yang berbuat dosa, dia sendirilah yang harus mati. Orang benar ialah yang melakukan keadilan dan kebaikan.

Ia tidak makan daging persembahan di atas gunung. Ia tidak memuja-muja berhala-berhala kaum Israel. Ia tidak mencemari isteri sesamanya dan tidak menghampiri wanita yang sedang haid. Ia tidak menindas orang lain. Ia mengembalikan gadaian orang dan tidak merampas apa-apa.

Ia memberi makan orang lapar dan memberi pakaian kepada orang telanjang. Ia tidak memungut bunga dan tidak memakan riba. Ia menjauhkan diri dari kecurangan dan melakukan hukum yang benar dalam hubungan dengan sesama manusia.

Ia hidup menurut ketetapan-Ku, dan tetap mentaati peraturan-Ku; ia berlaku setia. Orang demikianlah orang yang benar, dan ia pasti hidup,” demikianlah sabda Tuhan Allah.

“Tetapi kalau ia melahirkan seorang anak yang menjadi perampok, dan yang suka menumpahkan darah atau melakukan salah satu dari kejahatan tersebut, maka anak itu sendirilah yang harus mati, dan darahnya tertumpah pada dia sendiri.

Oleh karena itu Aku akan menghukum kalian masing-masing menurut tindakanmu, hai kaum Israel,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Maka bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, jangan sampai itu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan.

Buanglah dari padamu segala durhaka yang kalian lakukan terhadap-Ku dan perbaharuilah hari serta rohmu! Mengapa kalian mau mati, hai kaum Israel? Aku tidak berkenan akan kematian seseorang yang harus ditanggungnya,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Oleh karena itu bertobatlah, supaya kalian hidup.”

Mazmur Tanggapan: Mzm. 51:12-13,14-15,18-19

Ref. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah.

  • Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
  • Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
  • Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil: Mat 11:25

Ref. Alleluya, alleluya.

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil: Mat. 19:13-15

Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka. Tetapi murid-murid Yesus memarahi orang-orang itu.

Maka Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku. Sebab orang-orang seperti merekalah yang empunya Kerajaan Surga.” Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.

Demikianlah Injil Tuhan

Allah dan Anak-Anak

Yesus tidak pernah melarang anak-anak datang kepada diri-Nya dan Dia menyatakan bahwa orang-orang seperti anak-anak kecil inilah yang empunya Kerajaan Surga (Mat. 19:14).

Sifat anak-anak yaitu kerendahan hati, ketulusan dan tidak bersandar pada diri sendiri tetapi pada orang tua. Anak-anak adalah symbol kerendahan hati. Orang yang memiliki sifat seperti anak kecil yang empunya kerajaan sorga.

Yesus membiarkan anak-anak datang kepada-Nya dan Ia memberkati mereka. Dimanapun hadir, Yesus selalu membawa dan memberikan berkat bagi orang-orang yang Ia jumpai. Pada perikopa ini, tindakan sederhana yang dilakukan oleh Yesus adalah dengan meletakkan tangan mereka atas anak-anak. Meletakkan tangan menjadi tanda penyaluran berkat dalam tradisi kita.

Yesus menghardik murid-muridNya dan melarang menghalangi anak-anak itu datang padaNya. Kemudian Ia menunjukkan letak kesalahan yang mereka perbuat, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga. Yesus menganggap jahat orang-orang yang menghalang-halangi mereka dan mengusir mereka yang telah diterimaNya itu.

Orang-orang yang bertindak demikian berarti melemparkan anak-anak itu keluar dari pewarisan yang akan dikaruniakan Tuhan. Ia menerima anak-anak itu, dan bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki para orangtua dariNya. Ia meletakkan tanganNya atas mereka, yang artinya, Ia memberkati mereka.

Yesus bahkan mengatakan bahwa anak-anak kecil adalah gambaran dari orang-orang yang akan mewarisi Kerajaan Surga. Kerajaan Surga tidak diraih dengan kuasa dan kekuatan senjata. Kerajaan Surga dinyatakan dengan kerelaan Yesus mati bagi umat-Nya. Kerajaan Surga tidak dikelola oleh orang-orang yang pandai dan berpengalaman.

Kerajaan Surga diperintah oleh Kristus dan orang-orang yang lemah lembut, mereka yang kecil, dan yang tidak berarti. Kerajaan Surga dinyatakan oleh kekuatan untuk hidup kudus, setia kepada Allah, taat, dan bergantung penuh kepada Dia. Kerajaan Surga adalah milik orang-orang yang murni hatinya, tidak pura-pura.

Doa

Allah Bapa sumber segala harapan, berilah kiranya kami Roh baru dan hati yang sederhana serta terbuka terhadap sabda-Mu. Semoga hidup kami mengungkapkan pengharapan yang sudah tertanam di dalam hati kami.

Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini