Pen@ Katolik

Uskup Agung Canterbury: “Anglikan mengakui Paus sebagai ‘bapak Gereja’”

Uskup Agung Catenbury Justin Welby saat bersujud dalam sebuah liturgi dalam gereja Anglikan. Tablet

LONDON, Pena Katolik – Gereja-gereja di dunia membutuhkan dorongan baru untuk melarikan diri dari “musim dingin ekumenis” saat ini. Uskup Agung Canterbury, Justin Welby mengatakan, ia mengakui “tidak bangga” dengan kemajuan persatuan Kristiani selama sembilan tahun terakhir.

Uskup Welby berbicara menjelang Konferensi Lambeth tentang lingkungan dan keberlanjutan. Ia mengatakan bahwa “kebiasaan pemisahan” telah mendarah daging selama lima ratus tahun terakhir. Namun, ia percaya bahwa sebagian besar umat Anglikan di Inggris sekarang mengakui Paus sebagai “bapak Gereja di Barat”.

Seperti diketahui, dalam Gereja Anglican, Uskup Agung Cantenbury adalah “Primus Inter Pares” atau menjadi uskup utama dalam keseluruhan Gereja Anglican. Ini berarti, ia adalah ppemimpin paling senior dalam Gereja Anglican.

Pernyataan Uskup Welby terkait Paus ini tentu menunjukkan penghormatan Anglican kepada Gereja Katolik. Uskup Welby dalam perkataannya juga menyinggung “panggilan tentang lingkungan dan keberlanjutan” dan liturgi penanaman pohon simbolis untuk memulai Hutan Komuni Anglikan, sebuah inisiatif di mana setiap uskup berkomitmen untuk merawat lingkungan di keuskupan mereka.

Sementara itu, Uskup Agung Cape Town, Thabo Makgoba, mengatakan bahwa inisiatif bersama tentang lingkungan “tak ternilai harganya” dalam membina hubungan yang lebih kuat antar Gereja.

“Jika kita tidak setuju pada doktrin sakramental,” katanya, “kita dapat menyetujui manifestasi fisik dari doktrin, dan tentang tugas kita untuk melindungi Ciptaan Tuhan dan Umat Tuhan.”

Menanggapi komentar Uskup Agung Welby tentang kemajuan ekumenisme yang terbatas, Uskup Agung Birmingham, Mgr. Bernard Longley mengatakan bahwa yang lebih penting adalah bahwa konferensi itu tampaknya Persekutuan Anglikan.

“Dari perspektif Katolik, kita berelasi dengan Gereja-Gereja lain di tingkat universal. Jika persekutuan ini terpecah, kita harus mencari mitra baru untuk berdialog, dan itu akan sangat menghambat prosesnya,” katanya.

Pada pengalaman pertamanya dalam ikut dalam Konferensi Lambeth, Mgr. Longley mengatakan bahwa itu memberinya pemahaman tentang skala dan keragaman Gereja Anglikan. Dia secara khusus dikejutkan oleh kontribusi para uskup Sudan Selatan “yang merawat umat mereka di tengah-tengah perang”.

Konferensi Lambeth adalah pertemuan uskup-uskup Anglikan dari seluruh dunia. Praktisnya, konferensi ini menjadi salah satu pertemuan Uskup Anglikan terbesar. Dalam pertemuan ini, Gereja Anglikan sering mengundang juga perwakilan dari Komunitas Gereja dan Agama lain.