Minggu, Desember 29, 2024
29.7 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Kamis 04 Agustus 2022; Peringatan Wajib Santo Yohanes Maria Vianney, Pengaku Iman

Biblical vector illustration series, Jesus feeds the five thousand or feeding the multitude

Bacaan I: Yer. 31:31-34

Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman Tuhan.

Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman Tuhan: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman Tuhan, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”

Mazmur Tanggapan: Mzm. 51:12-13,14-15,18-19

Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku ciptakan hati dan semangat baru.

  • Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
  • Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
  • Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil: Mat 16:18

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.

Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Bacaan Injil: Mat. 16:13-23

Sekali peristiwa, Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.”

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga.

Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.

Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun, bahwa Dialah Mesias.

Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.”

Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Demikianlah Injil Tuhan.

SIAPAKAH YESUS ITU?

Pengakuan iman akan  TUHAN berjalan melewati suatu proses yang panjang, dan tidak bisa terjadi secara instant dan “dipaksakan”. Apalagi iman ini menyangkut sikap batin seseorang. Nabi Yeremia, dalam Bacaan Pertama, menegaskan Firman-NYA  sebagai berikut : “AKU akan menaruh Taurat-KU ke dalam batin mereka  dan menuliskannya dalam hati mereka, maka AKU akan menjadi ALLAH mereka dan mereka akan menjadi umat-KU”  (Yer. 31: 33b).

Jadi jelas sekali bahwa batin atau hati tempat bertumbuhnya iman.  Dan pertumbuhan iman itu mengenal dinamika juga, artinya ada kalanya kita bersemangat dalam kehidupan beriman. Tetapi tidak jarang pula, kita menjadi  loyo dalam beriman.   Coba kita perhatikan gerak dinamika iman kita sendiri! Dalam peziarahan di dunia ini  perjalanan iman kita sangat mungkin mengalami “up and down” Kapan kita bersemangat dan kapan kita terserang rasa malas dan merasa “patah hati” dengan TUHAN?

Hal itu pula yang terjadi dengan kedua belas murid kepercayaan  TUHAN YESUS seperti dikisahkan dalam Bacaan Injil hari ini. Mereka itu sudah hampir tiga tahun berkumpul dan hidup bersama-sama dengan YESUS. Tetapi ketika YESUS mulai menguji mereka dengan suatu pertanyaan : “Kata orang, siapakah ANAK MANUSIA  itu?” (Mat. 16: 13). Jawab mereka, ada yang mengatakan  Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia atau Nabi yang lain. Tetapi ketika ditanya oleh YESUS lebih tajam lagi, menurut katamu, siapakah AKU ini? Mungkin satu sama lain pada saat itu hanya saling berhadapan karena tidak tahu dengan pasti atau karena takut salah menjawab. Hanya Petrus- lah yang berani tampil : “ENGKAU  adalah Mesias, ANAK ALLAH  yang hidup!” (ayat 16). Jawabannya itu ternyata benar dan dipuji oleh TUHAN, tetapi sebenarnya bukan murni dari Petrus melainkan karena bisikan dari ALLAH sendiri. K

ata YESUS kepada Petrus :  “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BAPA-KU  yang di Sorga”.  Namun Petrus tetap mendapatkan kepercayaan dari TUHAN YESUS  : “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini AKU akan mendirikan jemaat-KU dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan KU-berikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Sorga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga” (lihat ayat  17-19).

Petrus, Rasul yang berani, spontan dan dekat dengan Gurunya itu, kenyataannya pada saat itu belum terlalu mengenal siapa YESUS  yang sebenarnya. Buktinya, selang beberapa saat setelah ia dipuji dan diberi kepercayaan oleh YESUS, ia mulai berbuat yang kurang tepat. Ia mencoba menegur Gurunya, ketika YESUS  berbicara tentang sengsara,  penderitaan dan kematian-NYA. Tetapi YESUS segera menegur balik dengan keras : “Enyahlah iblis, engkau batu sandungan bagi-KU, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan ALLAH, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (ayat 23).  Itulah Petrus, itulah para Rasul yang lain yang belum kuat imannya. Mereka mengalami suatu perubahan dan mendapat kekuatan nyata setelah menerima ROH KUDUS  pada hari Pentakosta  seperti dijanjikan YESUS  kepada mereka. Sejak itu, mereka benar-benar menjadi murid yang  handal dan patut dibanggakan karena iman mereka telah diteguhkan dan mereka telah menerima ROH ALLAH dengan penuh, sehingga kematian pun mereka hadapi dengan berani dan tabah.

Pengalaman dinamika iman Petrus ini berguna bagi kita dalam  mengikuti jejak KRISTUS. Yang dialami Petrus tidak jauh berbeda  dari pengalaman kita juga. Petrus bukan orang yang sempurna. Ia pernah jatuh dalam kesalahan ketika mengingkari sebagai murid  YESUS. Tetapi ia tidak pernah mau meninggalkan YESUS. Maka sesudah penyangkalannya itu ia pun bertobat, menyesali dosanya dan kembali kepada-NYA. Kembali kepada tema hari ini, marilah kita jawab secara jujur pertanyaan di atas, menurut pengalaman iman kita, bukan menurut ahli teologi atau ajaran katekismus : Siapakah YESUS  itu? Apakah artinya buat hidupku?

Hari ini Gereja memperingati Santo Yohanes Maria Vianney (1786-1859) yang lahir di Lyon Perancis dari keluarga petani yang sangat sederhana. Pendidikan imamatnya sangat tersendat- sendat, karena ia memang tidak pandai. Namun hatinya bersih dan imannya pada YESUS  sangat kuat. Kemurnian, kesucian hati dan keteguhan iman inilah akhirnya yang membawa pada hari berkatan imamatnya. Karena kurang pandai, semula ia tidak diperkenankan mendengarkan pengakuan dosa. Ia ditempatkan di suatu tempat yang jauh dari kota, desa Ars, sebuah desa terpencil di Perancis Selatan. Justru karena kemurnian dan kesucian hatinya itu, ternyata ia menjadi Bapa pengakuan yang baik dan digemari oleh umatnya, baik tua maupun muda.

 Ia menghabiskan waktunya sehari bisa sampai 18 jam di kamar pengakuan dosa. Banyak sekali umat yang datang dari desa dan kota lain hanya untuk mendapatkan bimbingan rohani yang mendamaikan dari pastor desa ini. Banyak sekali umat yang bertobat dan ia dapat mengetahui hal-hal yang belum terjadi serta membaca hati orang yang mau mengaku dosa. Di samping penyembuhan batin banyak juga umat yang mengalami penyembuhan sakit jasmani yang terjadi secara ajaib setelah mengaku dosa. Sampai wafatnya ia tetap tinggal di desa Ars. Santo Yohanes Maria Vianney adalah Pelindung para imam paroki.

Doa

Ya YESUS, ajarilah aku untuk tetap rendah hati dan suci hatiku seperti Santo Yohanes Maria Vianney. Teguhkanlah imanku agar aku tetap kokoh, konsisten dan setia menjadi pengikut-MU, seperti Rasul Petrus, meski mengalami banyak hambatan, tantangan dan godaan. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.

Paulus Krissantono

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini