Bacaan: Amsal 16:4
“TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka.”
Renungan:
Ada seekor anak anjing yang kecil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya. Ketika dia mendekati kandang kuda dia mendengar binatang besar itu memanggilnya, “Hei, kamu pasti baru di sini ya. Cepat atau lambat kamu akan mengetahui kalau pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang lainnya, sebab saya bisa mengangkut banyak barang untuknya.
Saya kira binatang sekecil kamu tidak akan berarti bagi sang pemilik ladang.” Anjing kecil itu menundukkan kepalanya. kemudian ia mendengar seekor sapi berkata, “Saya adalah binatang yang paling terhormat di sini, sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya. Kalau kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini.” Lalu domba pun berkata, “Sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya. Saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini. Saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarganya. Tapi omonganmu soal anjing kecil itu memang benar. Dia sama sekali tidak ada manfaatnya di sini.”
Satu demi satu binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang itu. Ayam pun berkata bahwa dia telah memberikan telur, kucing bangga karena dia telah mengusir dan memakan tikus-tikus pengerat dari ladang itu. Semua binatang sepakat kalau si anjing kecil itu adalah makhluk tidak berguna dan tidak sanggup memberikan sumbangan apapun kepada keluarga itu.
Merasa sedih oleh ejekan binatang-binatang tersebut, anjing kecil itu pergi ke tempat sepi dan mulai menangis menyesali nasibnya. Sedih rasanya dianggap tidak berguna dan disingkirkan dari pergaulan. Tiba-tiba ada seekor anjing tua di situ mendengar tangisan tersebut. Lalu ia berkata, “Memang benar kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, kamu tidak bisa memberikan telur, susu ataupun bulu. Tetapi bodoh sekali jika kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Tuhan yaitu untuk membawa kegembiraan.”
Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak amat lelah karena perjalanan jauh, anjing kecil itu lalu menghampirinya, menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang dan anjing itu berguling-guling di rumput serta tertawa ria. Akhirnya pemilik ladang itu memeluk anjing kecil itu erat-erat, dan mengelus kepalanya sambil berkata, “Meskipun saya pulang dalam keadaan letih tapi rasanya semua jadi sirna karena engkau menyambutku semesra ini. Kamu sungguh yang paling berharga di antara semua binatang di ladang ini.”
Ingatlah hal ini, janganlah sedih bila kita tidak dapat melakukan sesuatu seperti orang lain, karena memang kita tidak memiliki kemampuan untuk itu. Janganlah sombong jika kita merasa dapat melakukan banyak hal, karena orang yang tinggi hati akan terendahkan dan orang yang rendah hati akan ditinggikan. Jadi, tidak peduli bagaimanapun keadaan kita, setiap kita pasti diperlengkapi dengan suatu kemampuan oleh Tuhan untuk dapat menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk setiap kemampuan dan bakat yang Kau berikan padaku. Mampukan aku untuk mengembangkannya, sehingga melalui kehadiranku banyak orang diberkati dan nama-Mu semakin dimuliakan. Amin. (Dod).
Selamat pagi dan berkiprah dihari Jumat.Tuhan Yesus Yang Maharahim dn Sang Raja Damai membentengi kita sekeluarga dn umat manusia dimuka bumi yang berserah padaNya dengan para malaikat yang kudus dan menutup bungkus dengan DarahNya Yang Mahakudus serta melindungi kita sekel dan manusia diseluruh dunia yang berserah padaNya dari pandemi Covid 19 dan mendamaikan peperangan di Ukraina dn dunia serta memberi kesejahteraan dn kesehatan prima sepanjang tahun 2022.Amen.
